TIDAK PERLU CEMBURU

1028 Kata
David terdiam mendengar pertanyaan Dania. Ah, gadis di hadapannya ini memang pintar. David merasa malu sendiri, ia bingung bagaimana menjawab pertanyaan Dania. "Ya ... aku tau ada banyak yang melakukan free seks di luar sana, Mas. Tapi, kita hidup di Indonesia yang masih sangat menjunjung adat ketimuran. Apakah kau tau bahaya dari free seks itu, Mas? HIV yang berujung AIDS , penyakit kelamin lainnya seperti sipilis, dan banyak lagi," jelas Dania. "HIV dan AIDS itu apakah berbeda, Dania?" tanya David. Dania tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya, Mas. HIV adalah sebutan untuk virus yang termasuk dalam kelompok retrovirus. HIV menyerang sel darah putih di dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Sel-sel ini akan tetap terinfeksi selama sisa hidup mereka. Saat seseorang yang terinfeksi HIV tak mendapat pengobatan dan perawatan yang tepat, maka ia akan mengembangkan kondisi yang kemudian disebut AIDS. "AIDS atau kadang-kadang disebut sebagai 'HIV tahap akhir' atau 'penyakit HIV lanjut' adalah istilah umum untuk penyakit yang terjadi karena infeksi HIV yang tidak diobati selama beberapa tahun. Kondisi ini telah menyebabkan sistem imun tubuh mengalami kerusakan parah dan tak bisa lagi melawan infeksi yang menyerang tubuh. Penyakit dan gejala akan bervariasi untuk setiap orang yang mengidap AIDS, tetapi sangat mungkin mereka mengalami infeksi dan kanker yang bisa mengancam jiwa. "Setiap orang yang mengidap AIDS pasti mengidap HIV, tetapi tidak setiap orang yang mengidap HIV akan mengembangkan AIDS. Pasalnya, kini ada banyak pilihan pengobatan yang tersedia untuk orang yang hidup dengan HIV, sehingga kini jauh lebih sedikit orang yang mengembangkan AIDS. Seringkali, mereka yang mengembangkan AIDS adalah orang-orang yang belum pernah melakukan tes HIV dan tidak pernah menggunakan pengobatan. Begitu pengobatan HIV dimulai, kematian akibat AIDS bisa dicegah. "Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang mengidap HIV adalah dengan menjalani tes. Sayangnya, tidak ada tes untuk AIDS, karena ini adalah kumpulan dari infeksi dan penyakit yang terjadi karena infeksi HIV yang tidak diobati. Sering kali, orang dapat mengalaminya sebelum HIV ditemukan sebagai penyebabnya. Inilah mengapa AIDS terkadang sulit didiagnosis," ujar Dania menjelaskan panjang lebar. "Wah, ternyata bicara dengan seorang dokter sepertimu menyenangkan sekali, ya. Wawasanmu luas dan kau juga enak diajak bicara. Padahal tadinya aku pikir kau ini gadis yang kolot dan kurang pergaulan," kata David. Dania hanya tertawa kecil, "Karena mindset kebanyakan orang dokter itu biasanya kutu buku, ketika kuliah mereka rata-rata memakai kacamata dan jarang bergaul. Padahal, kami ini juga manusia loh, Mas. Kami bisa bergaul dan juga bisa mengikuti perkembangan jaman. Banyak loh dokter yang cantiknya seperti artis sinetron," ujarnya. "Kau juga cantik, Dania. Sayang kau sudah menikah dengan sahabatku yang b*****t tajir itu," kata David dengan jujur. "Memang kalau aku belum menikah, Mas mau apa?" "Aku yang akan menikahimu, Dania." Mendengar jawaban David, Dania langsung tersedak. Gadis cantik itu buru-buru meneguk air di gelasnya. "Aduh, maaf Dania. Aku tidak bermaksud membuatmu tersedak seperti ini," kata David menyesal. Dania menggelengkan kepalanya perlahan. "Tidak apa-apa, Mas. Aku hanya kaget saja kau mengatakan hal itu." "Kalau ada apa-apa, kau bisa menghubungi aku, Dania. Aku akan membantumu. Anggap saja aku ini sahabatmu," kata David dengan tulus. "Wah ... bagus sekali ya, duduk berdua dengan lelaki yang bukan suaminya di hari pertama menyandang status sebagai istri. Hebat sekali, Dania." Dania dan David menoleh, tampak Steven dan Saskia tengah berdiri sambil menatap mereka. Dania hanya mencebikkan bibirnya. "Ah, kenapa memangnya jika aku duduk dan makan bersama David di sini, Mas?Toh kami tidak melakukan apa-apa. Hanya sekadar makan. Apa kau tidak sadar apa yang kau lakukan semalam lebih keterlaluan? Mengusir istri sah supaya bisa berzinah dengan kekasih yang belum halal untuk disentuh. Mana yang lebih keterlaluan, Mas?" kata Dania dengan tajam. Steven terdiam, apa yang dikatakan Dania memang benar. Yang ia lakukan jelas salah. "Kau ini aneh, Steve. Seharusnya kalau memang kau mau berduaan dengan Saskia jangan di malam pertama. Kalau pun kau tidak ingin melakukan apa-apa dengan Dania tidak perlu ekstrim dengan menyuruhnya pindah kamar. Meski dia tau hubungan kalian, lakukan saja di belakangnya," timpal David dengan santai. David sudah lama mengenal watak dan tabiat Steven. Memangnya kenapa kedua orang tuanya belum percaya untuk menyerahkan jabatan di perusahaan mereka? Salah satunya karena Steven masih senang bermain-main dan belum bisa bertanggung jawab pada diri sendiri. "Aku kan sudah bilang makan di kamar saja, kau malah ngotot turun ke sini. Selera makanku jadi hilang," rajuk Saskia. "Tuh, kau dengar kekasihmu itu berkata apa, Mas? Lebih baik kau menemaninya ke kamar. Nanti dia menangis kau repot menenangkannya," kata Dania dengan sinis. Setelah sekian lama berpikir, Dania merasa sudah saatnya ia bertindak tegas kepada Saskia. Selama ini ia selalu saja mengalah kepada adik tirinya itu. Tapi, semakin lama tindakan Dania semakin kelewat batas. Kali ini Dania tidak akan membiarkan dirinya diinjak-injak begitu saja. "Lo udah berani sama gue?" tantang Saskia sambil menuding Dania. Dania bangkit berdiri, dengan cepat dia menepis jari telunjuk Saskia yang tengah menudingnya. "Kau gadis terpelajar, kan?Tau sopan santun? Aku ini kakakmu, yang sopan kalau bicara!" tegas Dania sambil menatap Saskia dengan tajam. "Mas, David aku permisi duluan," katanya lagi sambil menoleh ke arah David dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali ke kamarnya. Saskia yang belum pernah melihat sikap tegas Dania tentu saja hanya bisa melongo dan diam terpaku. Dania biasanya tidak pernah melawannya. Jika ia mengamuk, Dania hanya diam dan memilih untuk pergi. Tapi, kali ini kenapa dia begitu tegas dan bersikap amat berani? "Lo harus bisa belajar bertanggung jawab, Steve. Kedua orang tua Lo tidak akan pernah mempercayakan perusahaan kepadamu jika sikapmu tetap seperti ini," kata David dengan santai sambil menyesap kopinya yang mulai dingin. "Lo sedang apa di sini berdua dengannya?" tanya Steven sambil duduk di samping David. "Gue sedang sarapan dan gue lihat istri Lo duduk sendiri. Apa salah jika aku menyapa dan kami sarapan bersama? Lo cemburu?" "Hahaha ... cemburu?Lo jangan ngawur Vid. Nggak ada kamus cemburu buat gue. Apa lagi model Dania." "Kalau begitu nggak usah sewot, Bro. Santai ajalah. Kan Lo sendiri yang bilang kalo Lo hanya nikah sementara sama Dania. Jadi, kayaknya nggak masalah dong kalo gue mulai mendekati Dania dari sekarang? Dia gadis yang pintar dan juga elegan. Meski statusnya nanti janda gue yakin nyokap bokap gue bakalan menerima menantu secantik dan sepintar Dania. Ingat, dia itu juga seorang dokter."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN