4. Tempat Sembunyi

632 Kata
Penjelasan Pak Edi guru Sosiologi membuat Laura menggantuk dan sudah mengguap beberapa kali. Teman sebangkunya Chacha terlihat sedang sibuk dengan ponselnya yang ia sembunyikan dibawah meja. Laura meminta izin ke toilet dan disana dia mencuci muka agar kantuknya segera hilang. Matanya melirik jam tangan dan jam tanganya yang menunjukkan 10 menit lagi bel istirahat akan berbunyi. Ketika keluar dari toilet seseorang berdiri disana dan itu membuat Laura terkejut. “Kamu.” Arka melambaikan tanganya pada gadis yang berdiri didepanya. “Ngapain kamu disini?" “Mau nagih sesuatu." Laura tidak mengerti maksud omongan Arka. “Maksudnya? " “Tempat bersembunyi.” Laura tidak menyangka cowok berwajah agak oriental itu menganggap serius obrolan mereka beberapa hari yang lalu. “Ayo." Ajak Arka. “Nanti aja, ya, waktu istirahat. Sekarang aku harus balik ke kelas.” Alasan Laura yang sebenarnya ingin menghindari Arka. “Sekarang aja.” Tiba-tiba Arka memegang tangan Laura dan menariknya pergi dari tempat itu. *** Roof top gedung sekolah adalah tempat yang mereka tuju. “Jadi tempat ini,” Ucap Arka melihat sekeliling. “Kenapa? Kamu pikir aku bakalan ngajak kamu ke lubang tikus." Sungut Laura karena di paksa datang ke tempat itu. Arka tertawa. “Kenapa aku nggak kepikiran tempat ini. Malah sembunyi di kelas kamu.” Arka melihat gadis yang berada disebelahnya. Mata mereka bertemu beberapa detik. “Bego.” Batin Laura yang langsung mengalihkan pandanganya. Cowok yang berada bersama Laura saat ini memang tampan tak terbantahkan. Kulitnya yang bersih, alisnya tebal, hidungnya yang mancung, matanya yang agak sipit, rahangnya yang tegas, badanya yang tinggi menjulang alhasil membuat cewek-cewek pasti terpesona. Selama sekolah hampir tiga tahun di SMA Nusantara ini adalah kali ketiga Laura berbicara dengan Arka setelah obrolan beberapa hari yang lalu didepan sekolah. Dia tahu Arka, siapa juga yang tidak tahu cowok paling jadi incaran cewek satu sekolah. Dalam mimpipun Laura tidak pernah berfikir akan sedekat ini dengan sang idola sekolah. “Apa ada orang yang datang kesini?" Pertanyaan Arka membuat Laura sadar akan lamunannya. “Jarang," Jawabnya. "Jarang ada yang datang kesini." Lanjutnya. "Kebanyakan anak-anak cowok pergi ke gudang atau belakang sekolah untuk merokok.” Arka sedikit terkejut dengan pernyataan Laura. Menurut Agus, Laura anak yang pendiam. “Kamu tau itu?” “Kenapa? Semua orang disekolah ini tau soal itu.” Arka terkekeh. “Aku harus beri tau teman-temanku tempat itu sudah nggak aman buat merokok lagi.” Goda Arka. “Seharusnya aku nggak ngasih tau kamu soal tempat ini. " Gerutu Laura. Arka tersenyum melihat Laura yang terlihat kesal. Laura berbalik meninggalkan Arka. Gadis itu menyesal menunjukkan tempatnya biasa menyendiri pada Arka. “Kamu mau kemana?” Laura tidak menjawab pertanyaan Arka dan terus melangkah pergi. “Heiii, jangan marah aku cuma bercanda.” Tiba-tiba Laura berhenti dan menoleh kebelakang dengan wajah kesal kemudian melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga gedung itu. Senyuman Arka muncul. “Cewek itu." Batinnya. Laura menuruni anak tangga dengan kesal. Wajahnya di tekuk, tak enak di lihat. Ketika sampai di lantai bawah ternyata sudah jam istirahat. Murid-murid yang lain sudah berhamburan keluar kelas. April membelokkan langkahnya langsung ke arah kantin. Sepertinya semangkok bakso pedas akan menghilangkan kekesalannya walaupun sesaat. Ia juga merutuki dirinya sendiri, kenapa mau diajak Arka ke roof top sekolah. "Ternyata kamu disini? " Ari duduk disebelah Laura. Tanpa melihat orangnya langsung Laura tahu itulah sahabatnya. "Tumben langsung kesini nggak nungguin aku? " "Laper, " Jawab Laura asal. "Tadi dari toilet terus langsung kesini. " "Tadi aku juga ke kelas kamu tapi kamu nggak ada." Tidak terlalu jauh dari tempat duduknya terdengar suara keramaian. Pandangan Laura dan Ari mengikuti sumber suara. Terlihat Arka dan teman-temannya sedang di kerubuti oleh para fans mereka. Ralat, lebih tepatnya para fans Arka. Dari tempatnya Arka melihat Laura yang kini melihat kearahnya. Pandangan mereka bertamu yang langsung membuat gadis manis itu membuang muka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN