Melati terkesiap mendengar pertanyaan yang baginya begitu ambigu. Wira pun merasa tidak enak saat lidahnya mudah sekali mengeluarkan kalimat hingga membuat Melati membisu seketika. “Me—melati? Are you ok?” Wira mengayunkan salah satu tangannya di depan wajah wanita itu. Melati seketika tersadar dari lamunannya. “Oh, sa—saya nggak apa-apa, Pak. Ma—maaf, saya rasa kita baru kenal. Jadi, untuk menerima ajakan Pak Wira sepertinya saya kurang pantas.” Lelaki itu mengerutkan dahi. “Kenapa?” “Saya ini hanya seorang janda yang berprofesi guru TK. Jadi, saya harap Pak Wira tetap menganggap saya sebagai gurunya anak bapak itu saja,” sahut Melati hingga membuat Wira mengangguk. Dia pun tak akan memaksa, jika Melati kurang berkenan dengan tawarannya. Ya sudahlah, jika dia memang masih belum ber