Kedatangan kepala padepokan

578 Kata
Kepala padepokan terkejut dengan pemandangan saat ini. Rumah kepala desa rata denag tanah. Dibakar habis samapai tak tersisa. "Apakah masih ada yang berhasil hidup? dia bisa menjadi saksi siapa perampok yang berani melakukan perbuatan keji seperti ini." Tanya resar dia kepala padepokan. "Sepertinya hanya Kamal yang mereka lepaskan. Mereka berharap Kamal mengalami gangguan kejiawaan karena peristiwa ini. Kita harus bisa meyakinkan Kamal agar dia bisa hidup normal." jawab ki Retak. "sepertinya kita harus segera mencari pengganti kepala desa. agar tidak terjadi huru hara di desa kecil ini. kita lakukan besok untuk sayembara pergantian kepala desa." balas Resar. "Apakah tidak terlau terburu-buru dengan mencari kandidat besok?" timpal ki Retak. "ini untuk kebaikan desa ini, jika kita menunda dan terdengar desa sebelah, bisa-bisa mereka akan mengambil alih desa ini." potong Resar. Ki Retak mengangguk setuju. lagian memang itu yang harus dilakukan sebuah desa agar tetap bertahan. Kamal yang terguncang,tidak sadarkan diri. Dia pingsan karena shock yang berat. Ki Retak membawa kamal kerumahnya. ---------------------- "Apakah kamu betah di rumah ki Retak Rama?" tanya Angga kepada Rama. "Aku nyaman bersama ayahku, dia adalah ayah yang baik. Saya tidak butuh kekayaan apapun, aku hanya ingin bersama ayahku."jawab Rama yang membuat Angga dan istrinya tersentuh. Kata-kata yang sangat bagus untuk anak seusia Rama ini. Dia pandai merangkai kata untuk menyenangkan dan membuat haru orang yang mendengar ucapannya. "Sepertinya ayahku sudah pulang kerumah. Tapi kenapa dia tidak menjemput saya disini?" ucap Rama. "Dariman kamu tahu kalau ayah kamu pulang? bukan kah rumahmu jauh dari sini?" tanya Angga rama lupa menyembunyikan kelebihan nya itu. Ikatan dia sama ayahnya sangat kuat. sehingga apapun yang terjadi pada ki Retak akan terasa oleh Rama. Dimana pun ayahnya berada,kekuatan batinnya akan terasa di tubuh Rama. -------------------- Ki Retak selesai menidurkan Kamal di kamar yang dulunya akan di tempati Rama, akan tetapi Rama enggan tidur sendiri, Rama selalu ingin tidur dekat ayahnya. Ki Retak diam dan memikirkan sayembara besok. Tapi dia belum tahu siapa yang cocok menjadi kepala desa. Setahu ki Retak penduduk disini tidak ada yang pantas penjadi kepala desa, karena penduduk disini tidak ada yang menonjol atau pun berwibawa. pada akhirnya ki Retak menyampaikan berita sedih ini kesemua penduduk desa dengan cepat dan berakhir di rumah Angga dan menyampaikan langsung dihadapan Rama. Akan tetapi Rama tidak terkejut sedikitpun. sepertinya dia belum mengerti, fikir ki Retak. sebenarnya Rama sudah tahu, bahkan percakapan ayahnya bersama kepala padepokan. "Saya ucapkan terimakasih sudah mau menjaga Rama disini, mungkin besok kita semua harus berkumpul di telaga sana untuk menentukan siapa kepala desa selanjutnya. Itu diselenggarakan seusai pemakaian keluarga kepala desa terdahulu. Saya pamit." Ki Retak sambil membungkukkan badan hormat karena berterimakasih telah menjaga Rama. "Jangan seperti itu ki, anda adalah sesepuh desa ini, sudah sepantasnya kita saling membantu satu sama lain. Dan kamipun sangat senang jika Rama sering disini. kita tidak keberatan sama sekali." jawab Angga dengan rasa ingin membujuk ki Retak agar sering menitipkan Rama kepada mereka. Ki Retak mengangguk-angguk kepala nya karena mempunyai rencana. "Apakah kalian sanggup mengasuh atau kedatangan anak lagi?" tanya ki Retak fikir angga adalah ki Retak akan menitipkan Rama pada mereka,ini adalah kesempatan baik agar dia bisa dekat dengan anak titisa dewa tersebut. "Oh sungguh kami sangat senang jika ada anak baru di rumah ini, kami punya 1 kamar kosong buat anak itu." jawab Angga sambil melirik ratih lalu ke rama. "Kalau benar, Kamal anak kepala desa dahulu boleh kah tinggal disini? biar kalian menambah keramaian. Lagian dia sekarang yatim piatu, alangkah baiknya kalian menerimanya." pinta ki Retak
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN