Pendekar Naga Putih

Raga dan istrinya yang bernama suci berjalan menelusuri parit dan perkebunan di sebuah kampung asrihilir. Mereka membawa seorang bayi yang aneh, bayi yang berbeda dari bayi yang lain, bayi yang mempunyai mata putih kebiru-biruan, urat berwarna putih. Rama menganggap anak nya adalah kutukan dari leluhur, dan berniat membuang anak nya ke desa asrihilir. Suci sang istripun merasa takut dengan anaknya sendiri, bahkan suci enggan memberikan ASI nya buat anak nya ini. Setelah berjalan sekitar 3 sampai 4 jam lamanya, akhirnya mereka menemukan tempat yang cocok untuk membuang anak mereka. Disebuah gubuk usang mereka meninggalkan anak mereka tanpa ada rasa penyesalan. Rama, nama bayi itu. bayi yang belum tahu kenapa dia dibuang oleh kedua orangtua nya. berselimut kain yang lembut, membuat Rama tertidur pulas. hingga terbangun karena lapar, bayi yang sendirian di gubuk menangis keras. Tidak ada orang yang mendengar tangisan anak malang ini. kecuali ki Retak yang sangat jelas mendengar tangisan bayi malang itu. ki Retak mencari sumber suara bayi yang menangis, walaupun kemampuan ki Retak sangat luar biasa, tetapi dia tidak bisa menemukan dengan cepat suara itu dimana letaknya, karena suara tangisan Rama seperti dengungan atau gemaan yang sangat jauh. Padahal letaknya hanya beberapa depa jauh nya, mungkin hanya 10 depa dari rumah ki Retak. Ki Retak pun bingung mencari dimana suara tangisan bayi tersebut, karena di desa ini ada 5 bayi yang baru lahir, ki Retak menghampiri setiap rumah yang mempunyai anak bayi, akan tetapi dari kelima rumah tersebut tidak ada tangisan bayi. Ki Retak bingung, karena suara tangisan begitu pengang tapi seperti jauh dari pendengarannya. "Dimana suara bayi ini, apakah suara anak hantu yang menangis?" gumam ki Retak dengan kesal "ini jam 2 malam, bayi apa yang menangis sekeras ini, sangat mengganggu saja." kesal ki Retak. Ki Retak berencana tidur kembali, akan tetapi suaranya terus terdengar, ki Retak dibuat kesal sampai membanting bantal kesamping karena kekesalannya, hingga ki Retak pun mencari lagi sumber suara tersebut. Dia tidak peduli suara bayi manusia ataupun bayi hantu sekalipun. Ki Retak berjalan kesal, tujuannya ketelaga yang dipikir ki Retak mungkin suara anak bayi hantu yang mengganggunya. Setalah melewati gubuk reot, gubuk diamana Rama berada. Ki Retak berhenti, firasat ada yang aneh di gubuk tersebut, seperti ada kekuatan yang amat sangat besar. Ki Retak berfikir anak siluman tersesat di gubuk tersebut, ki Retak mengendap-endap menghampiri gubuk tersebut dengan waspada dan besiap diri jika didalam sana ada siluman yang sedang melahirkan. Gubuk yang lumayan besar, gubuk ini bekas warga kampung yang pindah rumah karena gubuk ini hanya sebagai tempat tinggal sementara. Ki Retak mengelilingi gubuk itu, sangat terkejut ki retak mendapati seorang bayi yang telungkup. Jika bayi biasa tidaklah mungkin dia bisa telungkup sambil menangis, Seakan-akan bayi itu berusia 8bulan an, tetapi dilihat dari besarnya bayi tersebut, bayi tersebut masih berumur beberpa hari ataupun seminngu. Ki Retak segera membalikan posisi tidur sang bayi, ki retak pun terkejut dengan kondisi bayi tersebut, ki retak pun berfikir ini bayi siluman karena keanehan fisik nya, yang mempunyai mata putih kebiru-biru an dan urat tubuh berwarna putih.