Identitas bayi

545 Kata
Bayi aneh itu akhirnya digendong oleh ki Retak. Dan terjatuh sebuah kertas dari selimut bayi tersebut. Ki Retak pun membacanya. "Kami titipkan rama kepada siapaun yang menemukannya. Kami tidak tega jika dia berada di sisi kami karena keanehan fisik bayi kami. Kami tak sanggup jika tetangga tau jika anak kami adalah sebuah kutukan. Kami namai bayi ini Rama, jika yang menemukan bayi kami, ingin merubah nama nya, kami tidak keberatan. Terimakasih" sepucuk surat yang ditinggalkan orangtua Rama. "Ternyata bukan anak siluman, dia anak yang dibuang karena fisik yang aneh." Ucap ki Retak. Ki Retak membawa bayi tersebut ke rumahnya. Dia berniat menitipkan bayi tersebut kepada warga yang sama-sama memiliki bayi agar dapat menyusui bayi malang tersebut. Kelima ibu menyusui tidak ada yang mau menyusi Rama, karena mereka takut jika benar adanya, bayi tersebut lahir karena kutukan. Mereka takut terkena dan tertimpa kutukan bila dekat-dekat bayi tersebut. Akhirnya ki Retak membawa kembali bayi tersebut kerumahnya dengan rasa kecewa dan kasihan melihat bayi malang itu. Ki Retak membuat botol minum buat bayi. Walaupun tak sebagus botol s**u bayi lainnya. Tetapi fungsinya sama. Ki Retak terkejut melihat tanda yang ada punggung bayi tersebut. Tadinya ki Retak ingin menggantikan baju bayi tersebut, baju yang ia dapatkan dari warga yang mempunyai anak bayi. Melihat tanda naga putih di punggung Rama, ki Retak pun terkejut. "Apakah orangtua bayi ini tak melihat tanda ini? Ini tanda dewa naga putih. Dewa pertama yang sangat kuat? Huh... Sungguh menyesalnya kalian jika mengetahui asal usul keanehan fisik bayi ini." Ki Retak pun membaca kembali surat yang di simpan di selimut bayi ini. Ternyata ada nama orangtuanya, mungkin mereka masih berharap kesembuhan kutukannya. Sudah jelas ini bukan kutukan, ini sebuah anugrah dari dewa buat bayi yang istimewa ini. Ki Retak menggantikan baju barunya. Dia terkejut fisik bayi ini terasa cepat berkembang. Awalnya hanya sepertiga lengan ki Retak, sekarang sudah sengah lengannya. "Apakah bayi ini pertumbuhannya sangat cepat? Pantas saja awal saya menemukan dia langsung telungkup.seharusnya dia tidak bisa seperti itu diusianya sekarang." Guman ki Retak dengan senyum bahagia. Benar saja pertumbuhan Rama sangat cepat diusia bayi ini. Bisa dibilang 3 kali lipat dari pertumbuhan bayi biasa, atau mungkin memang Rama di lahirkan dengan pertumbuhan cepat. Akhirnya Rama tidur pulas, dan ki Retak pun bisa tidur. Sejujurnya ki Retak tak bisa mengurus bayi, karena dia blm pernah punya bayi. Semenjak istrinya meninggal saat melahirkan anaknya. Anak yang dia mimpikan harus meninggal sebelum merasakan kehidupan dunia. Anaknya meninggal bersama istri tercinta nya. Sebenarnya ini adalah sebuah kebahagian yang pernah hilang diwaktu silam, yang mana ki Retak mengharapkan seorang bayi. Ki Retak tidur disamping Rama sambil tersenyum kebahagiaan. Hingga akhirnya matahari pun masuk ke sela-sela dinding kayu rumah ki Retak. Hingga ki Retak pun terbangun. Matahari sudah bergarak sepertiga nya, sepertinya jam 9 sampai jam 10. Ki Retak terkejut bukan main, besar bayi yang barusaja dia tidurkan semalan hanya setengah lengan nya,sekarang sudah sebesar anak yang usia 1 tahun. Bayi itu tersenyum hangat melihat ki Retak. Ki Retak bingung sekaligus bahagia melihat senyum hangat anak ini. Ki Retak pun senang karena dia gak usah susah payah mengurusi bayi yang dia pun belum pernah mengurusnya. Sebenarnya rasa was-was ki Retak muncul saat bangun tadi karena dia bingung apa yang harus dia lakukan terhadap bayi, yang jelas dia tidak bisa mengurusnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN