Bab 12 - Dating, Problems, and Mistakes

1152 Kata
  Kenyataan yang seenarnya adalah, Amanda gampang sekali untuk jatuh cinta kepada seseorang. Apa lagi, orang itu dapat membuatnya nyaman jika berada di dekatnya. Seperti Arka. Namun, walaupun begitu, Amanda tidak pernah ingin orang itu mengetahui perasaannya yang sebenarnya.    Gadis itu ingin, cepat atau lambat Arka menyadari semuanya. Menyadari sebuah perasaan kecil yang tumbuh di lubuk hati Amanda yang terdalam, mengenai dirinya. Karena pada dasarnya, Amanda sangat menyukai Arka. Kini, setelah tragedi cacing dan Arka berhasil mendapatkan dua buah ikan dari hasil memancingnya, cowok itu memberikan kedua ikan tersebut kepada beberapa anak-anak yang berada di taman tersebut. Amanda mengerutkan dahi, kesal dengan keputusan Arka. “Kok, malah dikasih ke orang?” tanya Amanda, “Kan udah susah-sudah mancing.” tambahnya. Arka tersenyum, ia mencuci tangannya yang kotor di sebuah keran yang berada tidak jauh dari tempat mereka duduk. “Nggak apa-apa, habis ini kan kita mau nonton basket. Nggak ada waktu buat masaknya kan?” Ah, basket. Amanda baru ingat bahwa Arka mengajaknya untuk menonton basket bersama. Meskipun Amanda sendiri juga tidak tahu tim basket mana yang akan ditontonnya. Karena melihat Amanda bengong, Arka kembali melancarkan aksi jahilnya. Cowok itu kini mencipratkan air dari keran ke arah wajah Amanda. Dan, cewek itu kembali menggeram kesal karena tingkah Arka, meskipun pada akhirnya ia ikut mencipratkan air ke arah Arka dan mereka berdua tertawa. “Udah, udah.” kata Arka, “Nanti kita telat.” “Oke, makanya jangan jahil. Jadi basah semua kan.” kata Amanda sambil tertawa. “Oh iya kita mau nonton tim mana?” “Stapac Jakarta lawan CLS Knights Surabaya.” jawab Arka singkat. Kening Amanda berkerut, Azriel pernah menyebutkan kedua tim basket tersebut, dan kakak laki-lakinya itu sangat menyukai Stapac. Karena sejak kecil, Azriel sangat senang menonton pertandingan basket meskipun dirinya tidak pernah diajak sih. Jadi, ini pertama kali untuk Amanda menonton pertandingan basket secara langsung. “Gue pernah loh, foto sama pemain basket terkenal.” ucap Arka disela perjalanan mereka menuju parkiran. “Siapa?” tanya Amanda, ia penasaran. “Andakara Prastawa, dia rookie of the year tahun 2013 dari tim Indonesia Patriots.” jelas Arka, ia membuka smartphonenya dan langsung menunjukkan foto tersebut kepada Amanda. “Ini siapa?” tanya Amanda, sambil menunjuk perempuan berambut keriting yang ada di foto tersebut. “Dea?” tanyanya lagi. “Ini Delima, kakak gue kok. Lo nggak sempet ngeliat dia ya, waktu main ke rumah gue.” Ya, Amanda memang belum pernah bertemu kakak perempuan Arka. Dan baru kali ini ia melihat wajahnya. “Cantik ya, kakak lo. Tapi kok lo enggak?” cibir Amanda. Dengan santainya, Arka tersenyum sambil melambaikan tangannya. “Iyalah, gue kan ganteng.” ujarnya sambil tertawa. Karena awalnya berniat untuk menggoda Arka, Amanda jadi malas meladeni cowok itu karena sepertinya keadaan berbalik padanya. Kesal dengan sikap iseng Arka, cewek itu melangkahkan kakinya lebih cepat dan meninggalkan Arka yang masih tertawa. “Bercanda, Amanda! Tunggu!” “Bodooo…”   *   Ketika sampai di lapangan basket indoor yang terletak di bilangan Senayan, Arka dan Amanda segera mencari tempat duduk di salah satu tribun penonton yang strategis agar bisa melihat pertandingan dengan jelas. Ini pertama kalinya Amanda menonton pertandingan langsung, dan seketika rasa excited nya timbul begitu saja ketika melihat penonton lain bersorak sorai menjagokan tim kesayangan mereka masing-masing. “Lo suka kan, basket? Kenapa nggak ikut tim basket sekolah?” tanya Arka, yang baru saja kembali membawa dua botol air mineral. “Gue nggak mau.” jawab Amanda singkat, sambil menerima sebotol air mineral pemberian Arka. “Padahal, tim basket putri sekolah nggak ada apa-apanya dibanding dengan kemampuan lo.” ujar Arka, yang mengakui skill basket yang dimiliki oleh Amanda. “Karena itu lah, gue nggak mau. Karena gue pikir mereka cuma mau famous aja, main basket nggak dari hati. Lo tau kan, biasanya anak-anak yang ikut eskul basket itu merasa dirinya yang paling keren.” jelas Amanda. Arka mengangguk. Perkataan Amanda barusan ada benarnya. Karena realitanya, kebanyakan anak-anak yang ikut eskul basket tidak memiliki skill dalam bermain basket. Mereka hanya mencari ketenaran agar mendapatkan perhatian dari para senior-senior cantik dan ganteng. Arka mengerutkan keningnya, “Sindiran halus, nih? Gue anak basket, lho.”   Amanda tertawa, “Oke, kecuali lo dan temen-temen gila lo itu.” katanya.   Mereka berhenti mengobrol ketika pertandingan sudah dimulai. Arka terlihat sangat antusias, dan ia menjagokan Stapac Jakarta kali ini. Begitu juga dengan Amanda, meskipun ia tidak tahu apa pun mengenai tim basket Indonesia, ia terlihat antusias dan terus menerus menanyakan kepada Arka siapa sajakah nama-nama pemainnya. “Yasss!!” pekik Arka, ketika Stapac Jakarta mendapatkan poin lebih unggul ketimbang CLS Knights Surabaya. Amanda ikut teriak kegirangan meskipun ia tidak menjagokan tim manapun. Ia hanya senang ketika melihat Arka begitu bahagia tim kesayangannya menang kali ini. Namun, ketika ia menolehkan kepalanya untuk mengamati sekeliling, matanya menangkap sebuah pemandangan yang membuatnya terbengong-bengong. Itu adalah Azriel. Kenapa kakaknya ada di sini? “A-“   Suara Amanda terhenti di ujung tenggorokannya. Ia mengurungkan niatnya ketika melihat seseorang yang berada tepat di sebelah Azriel. Perempuan itu bahkan memeluk kakaknya, dan mencium pipi kakaknya. Itu adalah kak Delima, kakak perempuan Arka.   Apa mereka berpacaran? Batin Amanda bertanya-tanya. Amanda baru saja ingat, tadi pagi ketika Azriel sempat menawarkannya untuk berangkat bersama karena mereka menuju kompleks perumahan yang sama. Tidak salah lagi, bahwa Azriel memang berniat menjemput Delima. Dan mereka pasti memang berpacaran. Amanda membeku di tempat. Ia melirik Arka yang masih kegirangan karena Stapac Jakarta terus mencetak poin dan lebih unggul ketimbang lawannya. Cewek itu baru saja mulai menyukai Arka, dan merasa nyaman bila berada di dekatnya. Namun… Kenyataan pahit baru saja ditelannya bulat-bulat. Apa itu teguran supaya gue semestinya nggak sama Arka? Apa itu suatu pertanda? Kakak gue… Kakak gue dan kakaknya Arka pacaran! Amanda terus menerus meyakinkan dirinya, bahwa Azriel dan Delima benar-benar berpacaran. Karena kenyataannya memang seperti itu. “Amanda? Lo kenapa?” tanya Arka yang bingung karena raut wajah cewek di sampingnya berubah. Amanda seketika langsung mengatur ekspresinya. Ia kembali tersenyum dengan paksa, “Hah? Gue nggak kenapa-napa kok.” jawabnya berbohong. “Jangan-jangan lo jagoin CLS ya? Tapi nggak menang.” goda Arka. Amanda hanya nyengir, ia tidak tahu harus bagaimana lagi merespon Arka. Perasaannya campur aduk, dan ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini.       *     Seusai pertandingan selesai, Amanda dan Arka segera menuju foodcourt terdekat. Arka masih tidak ada hentinya membicarakan pertandingan tadi dan mengomentari para pemain dari kedua tim. Ia sangat terlihat antusias, dan hampir menyemburkan makanannya keluar ketika berbicara. “Pelan-pelan dong,” protesnya. Amanda menyembunyikan rasa kecewanya dengan sangat baik. Meskipun hatinya sangat terguncang, ia masih mencoba mendengar setiap ocehan Arka dan membalasnya dengan senyumannya. “Amanda?” panggil Arka. Arka menarik napasnya, “Gue tau ini terlalu cepet tapi…” “Tapi apa?” tanya Amanda bingung, pikirannya buyar dan ia tidak mengerti apa yang dimaksud Arka. “Lo mau nggak, menggantikan posisi Desa sebagai perempuan paling spesial di hati gue?” tanya Arka tiba-tiba. Amanda melebarkan matanya, pertanyaan macam apa ini? Oke, Arka memang tidak bersalah jika menyukai dirinya, karena Amanda sendiri juga sangat menyukai cowok itu. Tapi, kenapa harus hari ini Arka mengatakan hal tersebut? Setelah apa yang ia saksikan beberapa jam yang lalu? “Kok diam?” tanya Arka bingung, ia mulai ketakutan dengan segala kemungkinan yang terjadi. Meskipun sudah resikonya untuk ditolak oleh Amanda, Arka tetap berharap respon yang baik dari Amanda. “Maaf…” 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN