Rambut Lina yang masih tergurai, juga tubuhnya yang masih dililit oleh handuk yang sedang dikenakannya. Ia mulai merasa dingin. “Ganti baju dulu aja mbak, “ kini Mahendra yang menyarankan itu. Memang benar. Sebaiknya Lina harus ganti baju terlebih dahulu. “Yaudah kalian tunggu saja di ruang tamu, tapi jangan macem-macem, “ Lina menuruti Mahendra dengan sedikit wanti-wanti. Semoga saja dua bocah ini tidak berbuat sembrono. “Ya siapa juga yang mau macem-macem mbak, santai aja. Duh pegel, pengen rebahan jadinya, “ komentar Gilang tidak di gubris oleh Lina. Perempuan itu langsung berjalan ke arah kamar. Menutup pintu setelah sebelumnya memberikan lilin pada Mahendra, untuk dinyalakan di ruang tamu. Ia tidak perlu memakai pakaian yang mewah. Pakaian sederhana saja, yang penting tubuhnya ter