Panji membulatkan matanya ketika melihat Kelana dan Iza saat ini sedang di depan pintu rumahnya, alih-alih mempersilahkan masuk, Panji malah melongo dan terkejut. Ia tak pernah menyangka jika Kelana akan ke rumahnya, Kelana bukan orang yang bisa diajak ke rumahnya, jadi melihat Kelana ada di sini membuat Panji terkesima memandang pesona Kelana. “Apa lo gak izinin kita masuk?” tanya Iza menatap Panji. “Hem? Oh iya silahkan masuk,” angguk Panji mempersilahkan Kelana dan Iza masuk. “Kalian kenapa kemari? Kenapa gak bilang dulu?” “Wah rumah lo cukup bersih,” kata Iza. Panji duduk disofa tunggal dan tersenyum. “Kami sengaja gak bilang karena gak sempat, gue denger kalau Tora sakit, jadi gue ajak Kelana kemari.” Iza melanjutkan. “Lo gak usah kegeeran, bukan Kelana yang pengen kemari, melain