Setelah mendengar penjelasan dokter tulang tentang betisnya yang terasa mati rasa, Adnan berdiam diri sejak tadi, bahkan Kelana saja tidak bisa menenangkan suaminya, karena perasaan Adnan saat ini begitu gelisah. Betisnya yang terasa mati rasa semua itu karena kanker yang menyebar, hal itu membuat Adnan merasa tidak akan bisa hidup lama di dunia ini, bahkan rambutnya sudah mulai rontok dan di sarankan mengenakan kupluk. Rasanya sulit menerima, namun ini lah takdir Allah. Adnan adalah manusia biasa, ia bisa marah dan kecewa. Ia yang selama ini taat pada agamanya, taat menjadi pria muslim yang baik, bahkan shaleh, ternyata tak bisa membuat hidupnya bahagia. Ia harus merasakan penyakit ini dan menganggap dirinya tidak akan pernah sembuh. Adnan ingin bahagia bersama Kelana, tanpa harus mengk
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari