Langkah Kaki di Malam Kedua PAGI-PAGI sekali, terdengar ketukan dari pintu kamar 36. Cika beranjak dari tempat tidur. Ia baru bangun beberapa menit lalu. Kesiangan dan tak solat subuh. Semalam, gelisah tak bisa tidur. Kala mata baru bisa terpejam, kerap terusik dengan bayangan yang menakutkan. Dan bayangan itu enggan lepas dari pikirannya. Bahkan terus menghantui dalam kegelisahan yang panjang. Pintu terdengar diketuk lagi. Cika mengucek matanya. Tubuhnya beranjak. Berdiri tegak lalu menuju jendela dan menguakkan tirai kuning muda. Cahaya matahari menerobos masuk. Matanya mengerjap sesaat. Perlahandibukanya pintu. Angga tampak berdiri di luar pintu. Bibirnya mengulas senyum. Cika pun menarik ujung bibirnya sedikit. Matnya melirik. Di bawah, tergeletak beberapa tas dan barang-barang kecil