Mental Tempe

1007 Kata
Saya melihat semuanya dengan begitu nyata . Saya tetap lah saya seperti ini . Saya melihat semua yang terjadi . Namun mereka tak bisa melihat saya . Seakan saya berada dalam dimensi lain . Yang mengherankan adalah . . . Herman suami Nina begitu mirip dengan saya . Postur tubuhnya , tingginya , wajahnya , bahkan gaya rambutnya. Pernikahan Nina dan Herman berlangsung meriah . Pesta pernikahannya cukup mewah karena semua biaya ditanggung keluarga Herman yang kaya raya . Nina tampak begitu cantik dalam balutan kebaya dan polesan make up khas pengantin Jawa. Selanjutnya kehidupan Nina sebagai seorang istri dimulai . Herman membeli sebuah rumah di Wonorejo untuk tempat tinggalnya dengan Nina . Nina tak bisa jauh dari orang tuanya meskipun ia ingin mandiri . Secara finansial kini ia dihidupi Herman . Namun ia ingin tetap berada dekat dengan kedua orang tuanya . Nina sangat bersyukur memiliki seorang suami yang baik dan pengertian seperti Herman . Kehidupan rumah tangga Nina dan Herman sungguh harmonis . Nina menjadi istri yang baik di tengah kesibukannya sebagai mahasiswi . Nina berjanji ketika lulus nanti ia akan menjadi guru teladan . Ia akan memberikan semua gajinya untuk kedua orang tuanya . Hitung - hitung sebagai sedikit balas jasa atas tetes keringat ibu dan ayahnya sejak ia lahir sampai menikah . Tahun demi tahun berlalu , mulai terjadi kekhawatiran . Nina tak kunjung mengandung . Padahal segala usaha sudah dilakukan Nina dan Herman . Syukur lah Herman pun sabar menunggu. Ia tak menyalahkan apa lagi menghakimi Nina . Sementara banyak orang - orang yang memberi saran ini itu. Mengatai ini itu. Yang mandul , yang apa lah. Tiba - tiba saya terseret ke tempat lain . Saya kebingungan tentu saja . Tempat ini sangat gelap . Dindingnya terbuat dari anyaman kayu yang sudah lapuk . Lantainya tanah yang berbau anyir . Tercium bau busuk yang rupanya berasal dari bangkai anjing . Jijik sekali sampai saya mual rasanya . Saya melihat meja yang dipenuhi dengan barang - barang klenik. Ada Kris , bejana berisi darah , jerami awut - awutan , dan sebagainya . Ada seorang lelaki tua berpakaian khas dukun . Dan seorang laki - laki paruh baya yang mengenakan seragam kantoran . Ia menyerahkan secarik kertas pada sang dukun . Rupanya itu adalah foto Nina . Dukun itu meletakkan foto Nina pada sebuah boneka jerami . Lalu ia komat - kamit membaca mantra entah apa . "Kali ini mau berapa lama ?" tanya sang dukun . "Seperti biasa , satu tahun , Mbah . Saya ingin keluarga Nina hancur berantakan karena Nina tak kunjung mampu memberikan keturunan untuk Herman . Andai Mbah bisa lebih dari setahun , saya akan memilih yang lebih lama ." Dukun itu tertawa keras . " Sengaja saya buat maksimal satu tahun karena supaya kamu datang lagi . Dengan begitu saya akan dapat bayaran lagi. " Laki - laki itu menyeringai . "Tiga tahun bikin Nina mandul , Mbah udah kaya punya tiga sapi ." Dukun itu tertawa semakin keras . Ia mengambil sebuah kayu pipih . Lalu menyumpalkan kayu itu pada bagian di antara kedua kaki boneka jerami yang ditempelkan foto Nina . Biadap sekali mereka . Jadi Nina tak kunjung hamil karena perbuatan mereka . Laki - laki bernama Kamal itu rupanya salah satu pemuda desa yang dulu naksir pada Nina . Namun Nina menolak cintanya . Ia benar - benar marah saat Nina menikah dengan Herman . Akibat hatinya yang busuk , ia memilih jalan pintas dengan bekerja sama dengan seorang dukun . *** Nina dan Herman rupanya begitu taat beragama . Setiap hari mereka tak pernah melewatkan momen doa bersama setelah sholat . Mereka meminta keturunan pada sang Pencipta . Berkat kegigihan doa , dan ketulusan hati mereka . Tuhan menakdirkan Nina mengandung pada tahun keenam pernikahan mereka . Kuasa Tuhan mematahkan jenis sihir apa pun . Berita kehamilan Nina setelah menunggu selama 6 tahun segera menyebar . Kabar itu juga sampai pada telinga Kamal . Dengan amarah memburu , ia mendatangi rumah dukun Damsyik . "Sihirmu sudah nggak mempan lagi buat Nina . Apa yang terjadi sekarang ? Dia hamil ! Herman jadi makin cinta sama dia . Keluarga mereka makin harmonis . Lalu gimana Herman mau ceraiin Nina kalau begini ?" Kamal menggebrak meja Dukun Damsyik . Dukun Damsyik nampak kesal. Kesal karena sihirnya tertandingi. Dan kesal karena dibentak-bentak oleh bayi yang baru lahir kemarin sore. Namun Dukun Damsyik juga tak mau mengambil risiko kehilangan pelanggan. Ia berusaha menenangkan diri, mencari jalan keluar. "Tenang, Kamal. Biar saya lihat dulu di mana masalahnya." Dukun Damsyik memejamkan mata. Ia tengah berkomunikasi dengan jin kafir yang membantunya melakukan sihir selama ini. Dukun Damsyik melihat cahaya terang yang menyelimuti Herman, Nina, dan rumah mereka. Rupanya sihir itu bisa dikalahkan karena keduanya begitu gigih dalam berusaha dan berdoa. Dukun Damsyik membuka matanya kembali. Ia tak mungkin berterus-terang pada Kamal tentang apa yang dilihatnya. "Kamal ... sihir itu telah dikalahkan oleh sihir lain yang lebih kuat." Tentu saja Dukun Damsyik berbohong. Kamal nampak kembali emosi. Ia menggebrak meja Dukun Damsyik sekali lagi. "Sihir macam apa yang bisa mengalahkan sihirmu, Damsyik!" Kamal bicara dengan nada tinggi. Dukun Damsyik benar-benar geram dengan kelakuan Kamal. Jika bisa ia ingin menyantet Kamal saja. Tapi tidak bisa karena tidak ada yang memberinya imbalan. Dan sekali lagi, Dukun Damsyik tidak mau kehilangan pelanggan. "Katakan di mana aku bisa menemui dukun yang membantu Herman dan Nina? Aku akan ke sana dan mengirim sihir yang lebih dahsyat!" Dukun Damsyik memutar otak supaya Kamal tidak pergi ke dukun lain. "Tenang, Kamal. Sihirku yang kemarin telah dikalahkan, tapi bukan berarti aku tidak bisa mengirim sihir serupa." Kamal belum percaya. "Apa buktinya jika Anda bisa mengirim sihir yang sekuat itu?" Damsyik memejamkan matanya lagi. Ia meminta jin peliharaannya untuk menerbangkan lampu minyak di samping Kamal. Kamal sangat terkejut dibuatnya. Kemudian lampun minyak itu terlempar ke bawah setelah melambung tinggi ke udara. Suara pecahannya merajai suasana. "Apa yang harus saya lakukan agar bisa mengirim sihir yang lebih dahsyat itu pada Nina?" Kamal segera kembali percaya pada Dukun Damsyik sepenuhnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN