"Gimana ini, Pak Herman? Gimana bisa setan itu malah bawa raga Ramda kabur? Padahal Ramda lagi kayak gitu. Gimana juga nanti kalau dia dilihat banyak orang ? Terus aku juga harus jelasin gimana ke bapak Ibuknya Ramda?" Fikri nampak begitu terpukul dengan peristiwa barusan. "Tunggu sebentar ya , Fik. Astaghfirullah , nekat sekali setan laknat itu. Sebentar, biar saya hubungi pihak rumah sakit dulu. Takutnya mereka udah telanjur naik, tapi Randa nya nggak ada." Herman mengambil ponselnya. Mendial nomor rumah sakit yang sudah dihubunginya beberapa saat lalu. "Selamat malam. Dengan rumah sakit Artha Pemuda. Ada yang bisa dibantu." Ya tentu saja yang menerima telepon tak tahu itu adalah orang yang sudah menghubungi nya tadi, karena ia menggunakan telepon, bukan ponsel. "Assalamualaikum. Say
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari