Pay The Rent

1510 Kata
Damian kembali pulang dengan mengantongi uang dari menjual kalung warisan orang tuanya. Raut wajah pria itu tampak kusut dikarenakan tak menduga bahwa uang yang dia dapat sangat sedikit. Dia kira, kalung itu akan berharga sangat mahal jika dilihat dari tampilannya yang cantik dan berkilauan. “Sepertinya aku harus segera mendapatkan pekerjaan sebelum Adelia melahirkan.” Kata pria itu sambil melihat lalu lalang kendaraan di depannya. Damian tidak menyadari sebuah mobil di ujung jalan sedang memata-matai setiap gerak-gerik dari pria itu. Setelah terakhir kali Damian datang ke perusahaan Elena, beberapa hal sudah tampak menyusahkan bagi pria itu. Namun Damian tidak berpikir bahwa Elena merupakan dalang dari setiap kesusahannya. Pria itu masih mengira jika keluarga Adelia kembali berulah, kembali membuat hidupnya susah. Beberapa saat kemudian, Damian sampai ke tempat kosnya. Dia mendapati sang istri sedang duduk bersama dengan ibu pemilik kos. “Damian ... Dari mana saja kau? Aku mencarimu tadi.” Damian menyapa wanita paruh baya itu dengan sopan lalu kembali melihat Adelia yang menunggu jawabannya. “Mencari angin segar di luar, sekalian mencari lowongan pekerjaan, Del.” Ucapnya memberitahu, “Cepat sekali kau bangun?” Adelia berdiri dari duduknya, “Kami akan ke atas lebih dulu, Bu. Untuk masalah yang tadi sudah kita bicarakan, aku akan memberitahu suamiku.” Damian melihat kedua wanita itu dengan pandangan bingung. “Ada apa, Del?” Adelia tidak menjawab, tapi langsung membawa suaminya pergi ke tempat tinggal mereka dulu. “Nanti aku beritahukan padamu kalau sudah tiba di kamar, Damian.” Damian menatap pada tangannya yang digenggam erat oleh Adelia. Telapak tangan wanita itu juga bengkak karena kehamilan. Lucu sekali saat dia melihat kekasihnya berubah menjadi lebih gemuk. Dan dia tidak akan berani mengatakan hal itu pada Adelia tentang perubahan berat badan wanita itu. Jika tidak, Adelia pasti akan merajuk kepadanya. Mengenang itu, dia mengingat pertemuan pertamanya bersama Adelia. Bisa dibilang, pertemuan itu meninggalkan kesan mendalam bagi hidupnya. Karena Adelia adalah wanita pertama yang menjadi kekasihnya dan sekaligus wanita yang dia renggut kesuciannya. Keduanya bisa saling kenal karena mereka bekerja di sekolah yang sama. Adelia merupakan guru pendatang yang baru saja masuk ke dalam sekolah tempatnya bekerja. Jika dia mengajar ilmu manajemen dan ekonomi, maka Adelia merupakan guru bahasa yang sangat disukai para murid. Adalah Adelia lebih dulu, yang pertama kali gencar mendekati Damian hingga membuat pria itu akhirnya bersedia mencoba menjalin hubungan dengan wanita itu. Damian merupakan seorang pria penyayang yang sangat memanjakan orang yang pria itu cintai. Setidaknya saat Adelia menjadi kekasih Damian, wanita itu tidak pernah memiliki keluhan apa pun terhadap prianya. Meski jelas-jelas Damian tidak sekaya dia yang keluarganya memiliki pengaruh di luar sana. Kejadian itu bermula dari sana. Tepat pada malam pesta ulang tahun sekolah diadakan. Malam itu, Damian yang kalah atas rayuan kekasihnya, menindih wanita itu di kamar tidurnya dan untuk pertama kalinya ia mencicipi buah terlarang yang harusnya tidak boleh ia rasakan. Namun Damian juga sama seperti laki-laki kebanyakan. Dia seorang pria normal yang akan tergoda jika wanita cantik seperti Adelia membuka diri untuknya. Ia benar-benar tergoda dan tahu bahwa tindakannya salah. Ketika semuanya sudah terlanjur terjadi, Damian menatap rumit pada Adelia yang tertidur di sampingnya tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh mungil wanita itu. “Aku tidak menyesal, Damian. Karena aku mencintaimu, aku bersedia memberikan kehormatan ku padamu.” Mendengar ketulusan yang Adelia ucapkan, Damian langsung berjanji pada dirinya bahwa dia akan memperlakukan wanita itu dengan sebaik-baiknya, bahwa ia juga akan memberikan satu-satunya cinta yang ia miliki hanya untuk wanita itu. Hari demi hari berlalu begitu saja. Setelah malam itu berlalu keduanya menjadi semakin dekat. Damian dengan sepenuh hati menyayangi Adelia. Hingga ia mendengar berita itu... Berita tentang Adelia yang hamil. Damian berniat akan menikahi Adelia saat ia tahu kalau kekasihnya sedang mengandung. Pria itu bersedia bertanggung jawab. Dia dengan berani meminta pada keluarga kekasihnya supaya merestui niat baiknya itu, namun yang pria itu dapatkan bukanlah restu seperti yang ia mau melainkan hinaan dan makian karena status ekonominya yang tidak baik. Seumur hidupnya, Damian merasakan penghinaan luar biasa yang menyakiti harga dirinya. Tapi ia bertahan. Karena bagaimana pun, apa yang keluarga Adelia katakan merupakan kebenaran. Akan tetapi, Damian tidak mau menyerah begitu saja, Adelia mengandung anaknya, bagaimana bisa ia berpura-pura tidak melihat dan menyetujui permintaan keluarga Adelia yang memintanya untuk meninggalkan wanita itu. Damian dididik oleh sang ibu asuh untuk menjadi pria yang bertanggung jawab. Setiap nasehat dari ibu asuhnya terukir dalam sampai ke tulang-tulangnya. Dengan hanya modal nekat dan atas nama perasaan saling mencintai, Damian dan Adelia memutuskan kabur dari rumah sambil membawa identitas masing-masing dan tabungan yang tidak banyak isinya. Mereka memutuskan kota Bali sebagai persinggahan terakhir keduanya, setelah sebelumnya lokasi kabur mereka selalu diketahui oleh keluarga besar Adelia. Merantau di kota asing bukanlah hal yang mudah di lakukan, tidak ada kerabat dekat untuk dimintai tolong ataupun seorang teman yang bisa membantu hidup mereka selama keduanya tinggal di kota asing ini. Suatu waktu akan ada pecalang atau bisa di sebut juga polisi adat Bali yang berpatroli setiap bulannya ke seluruh tempat penginapan. Untuk memastikan keamanan daerah tersebut. Jika sudah begitu, Damian dan Adelia yang tidak memiliki surat nikah resmi harus bersembunyi agar tidak tertangkap oleh pihak keamanan itu. Beruntungnya, Pak Agus – pemilik tempat kos – sangat baik pada Damian dan Adelia. Pria paruh baya itu berperan penting untuk membantu Damian bisa lolos dari para pecalang setiap bulannya. Sudah delapan bulan mereka tinggal di Bali dan selama itu pula, Damian dengan segala kesempurnaannya – wajah tampan, pintar, tubuh tinggi layaknya model – tidak bisa mendapatkan satu pun pekerjaan. Menjadi pengangguran adalah masalah Damian yang belum bisa pria itu atasi hingga kini. “Pak Agus tadi datang, mencari mu.” Damian yang baru saja pergi ke dapur mengambil minum, menoleh ke samping. “Untuk apa?” Tanyanya bingung. “Dua hari lagi waktunya membayar kontrakan.” Kata Adelia dengan suara pelan sambil mengintip ekspresi Damian yang berdiri tidak jauh darinya. Bayar kontrakan? Pikir pria itu. Ia lupa hal penting itu karena disibukkan mencari kerja selama ini. Banyaknya masalah yang datang di dalam hidupnya, membuat Damian lupa jika ada hal penting lainnya yang melibatkan keuangannya. Bayar kontrakan. Cepat sekali hari berganti dan itu sudah satu bulan sejak terakhir kali aku membayar. Batin Damian semakin tertekan. Pria itu mendesah tak berdaya. Kepalanya berubah pusing karena masalah uang yang tak pernah habis. Mengesampingkan keresahan di dalam dirinya, Damian menghampiri Adelia. Ia duduk di sebelah istrinya dan menatap lembut wanita itu. “Besok, aku akan datang menemui pak Agus.” “Pak Agus bilang ia membutuhkan uangnya. Putrinya yang kecelakaan itu membutuhkan perawatan serius dan itu artinya pak Agus butuh uang, Damian. Tetangga sebelah mengeluh karena berita mendadak ini. Aku mendengar saat mereka bertengkar tadi.” “Sepertinya benar-benar serius.” Ucap Damian menanggapi. Adelia mengangguk mengiyakan. Karena pemilik kontrakan yang mereka tahu adalah orang yang sangat sabar dan juga baik sekali. Jika tidak ada kecelakaan yang mengharuskan pemilik kontrakan mendesak mereka, pak Agus juga tidak akan mengejar-ngejar uang sewa. “Kita sudah menunggak dua bulan uang sewa.” Ujar wanita itu mengingatkan Damian. “Masih ada sisa uang untuk membayar uang sewanya sampai lunas. Aku akan meminjam uang tabungan untuk persalinan mu dulu. Mudah-mudahan saat kau akan melahirkan uangnya kembali terkumpul, Del.” “Uang itu sudah kau sisihkan lama.” Ucap Adelia dengan suara lemah ingin menangis. Tabungannya yang dia miliki juga tidak banyak lagi tersisa, itu habis untuk keperluan sehari-hari mereka selama ini. Jika Damian bertugas untuk membayar uang kontrakan dan keperluan lainnya, maka Adelia berinisiatif membelanjakan uangnya sendiri untuk membeli bahan pokok dan juga keperluannya sendiri. “Tidak apa-apa, Del. Aku akan mencari pekerjaan lagi nanti. Jangan banyak berpikir. Masalah biaya persalinan aku akan berusaha mendapatkannya juga.” Ucap pria itu meyakinkan wanita yang kini terdiam di depannya. Adelia memalingkan muka, raut sedih terpancar di kedua matanya dan ia gagal menutupinya dari dilihat oleh pria itu. Tidak peduli bagaimana Damian membujuk istrinya supaya tidak terlalu khawatir, bahwa mereka akan bisa melewati ini semua, Damian pun mulai meragukan keyakinannya sendiri untuk bisa bertahan. Pria itu terus saja bersikap seakan semua baik-baik saja meski di dalam dadanya tertumpuk penyesalan karena merasa gagal melindungi kekasihnya. Adelia kemudian beranjak bangun, “Aku akan memasak, Damian. Mau ke bawah dulu, siapa tahu ibu penjual sayurnya sudah berjualan.” Damian ingin menghentikan Adelia tapi urung saat ia sadar, istrinya membutuhkan waktu untuk sendirian. Dalam ruangan berukuran 4x4 meter persegi itu, Damian ditinggal oleh Adelia yang kini pergi ke lantai bawah. Raut sedih itu, terngiang-ngiang di kepalanya. “Kau tidak berguna Damian!” Makinya mulai emosi. Saat Damian yang mulai frustrasi terduduk di samping tempat tidur, ponselnya yang ada di atas nakas kemudian berbunyi. Pria itu pun mengulurkan tangannya, mengambil ponsel, lalu melihat dengan keheranan begitu nomor tidak dia kenal tertera di layar. Tanpa curiga apa pun, pria itu langsung mengangkat panggilan tersebut. “Halo!” *** Seandainya ia bisa kembali pada waktu itu, ia berharap tidak mendengar suara panggilan di ponselnya. Seandainya ia bisa.... .... Betapa bagusnya. Jika saja hal itu tak pernah terjadi. Ia tidak harus memulai apa pun dan tidak perlu juga mengakhiri sesuatu yang bukan menjadi tanggung jawabnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN