“Jangan terus melihatku dengan tatapan seperti itu.” Elena menegur sahabatnya; Callista di sebelahnya dengan sikap santai. Sekaleng soda dingin yang baru di buka di sesapnya secara perlahan masuk dalam ke tenggorokan. Yang ditegur kemudian menghela napas kasar, dengan denting keras dari sumpit yang dibantingnya ke atas meja, Callista memandang Elena dengan tak percaya. Sehari sebelumnya, wanita gila yang menjadi sahabat baiknya ini memberi dia kabar mengejutkan yang hampir membuat dia tua mendadak. Bagaimana tidak, jika tiada angin atau gosip apa pun, dia tiba-tiba mendapatkan undangan sebagai wali nikah dari sahabatnya tersebut melalui pesan singkat saja. Kalau bukan karena dia sudah memastikan dengan benar jika nomor pengirim itu merupakan nomor ponsel pribadi Elena, dia pasti sudah