Tiga

855 Kata
"tolong bawa aku kembali ke indonesia, aku mohon tuan." pinta Aileen putus asa. Jung Seok menatap Jang Min dan Jisoo lalu menceritakan kembali apa yang Aileen ceritakan padanya dengan bahasa lain. "Kasihan sekali kau nona." Ujar Jisoo dengan tatapan iba pada Aileen . "Tinggallah disini sampai situasimu memungkinkan, aku akan membantumu kembali ke indonesia dengan aman." °°° Malam sudah sangat larut. Jisoo, Jang Min dan Jung Seok masih berbincang di ruang tengah sambil meminum bir. Sedangkan Aileen sudah tertidur di kamar yang mendadak disiapkan oleh Jung Seok. "Untuk kontrak iklan dengan JG Group, syuting akan dimulai lusa di pulau Jeju. Apa kau sudah mempersiapkan semuanya, Jung Seok?" Tanya Jang Min. Jung Seok mengangguk, lalu mengambil naskah iklan di meja. Tiba-tiba ponsel yang sedari tadi di genggamnya bergetar. Jung Seok menatap layar di ponselnya lalu menggeser tombol hijau ke atas. "Ada apa Mom?" tanya Jung Seok dengan  bahasa Indonesia. "Aksa, Apa kamu sibuk?" Tanya Devira ibu Jung Seok. "Aksa lagi meeting sama Jisoo dan Jang Min. Mommy bisa telepon Aksa 30 menit lagi?" "Baiklah, Mommy hubungi 30 menit lagi." tutup Devira. Jung Seok segera menaruh ponselnya dan kembali membaca naskah iklan ditangannya. °°° Tepat 30 menit berlalu, dan saat itu pula Devira menghubungi Jung Seok kembali. "Aku tinggal sebentar, ada yang ingin ibuku bicarakan."  Pamit Jung Seok lalu berjalan masuk ke kamarnya. Setibanya di dalam kamar, Jung Seok kembali menggeser tombol hijau di ponselnya. "Ada apa lagi sih Mom?" Tanyanya saat teleponnya tersambung. "Aksa, tolong pertimbangkan permintaan Daddy mu. Dia sudah mulai sering kelelahan bekerja. Perusahaan yang Daddymu bangun sejak nol hingga sebesar ini gak mungkin harus dipercayakan pada orang lain." tutur Devira dengan nada memohon. "Aksa belum siap Mom. Aksa masih ingin berkarir didunia artis. Tolong hargai pilihan Aksa untuk saat ini." jawab Jung Seok. "Arion Aksa!!! kamu benar-benar keras kepala." Kesal Davira lalu menutup teleponnya. Jung Seok menghela napas dengan kasar lalu melemparkan ponselnya ke tempat tidur.  Tiba-tiba terdengar suara seseorang meminta tolong dari luar, Jung Seok bergegas keluar dari kamarnya lalu mencari asal suaranya. Saat dia mengikuti arah suara, Jung Seok berhenti tepat di depan kamar Aileen. Jung Seok membuka pintu kamar dengan hati-hati, dan disana Aileen yang tertidur sedang mengigau meminta pertolongan, bahkan tubuhnya dipenuhi dengan keringat. Jung Seok segera menghampiri Aileen lalu melihatnya dari dekat. "Tolong... tolong.." gumamnya dalam tidur. Keningnya penuh dengan keringat, dahinya berkerut dalam. Jung Seok berjongkok dihadapan Aileen lalu menyentuh dahi Aileen dengan telunjuknya. Perlahan, Aileen mulai tenang dalam tidurnya. Dahinya sudah kembali seperti biasa. "Setakut itukah kamu dalam mimpi pun," bisik Jung Seok dengan menatap iba pada wajah Aileen. °°° Jung Seok kembali turun ke lantai 1 bergabung kembali dengan Jisoo dan Jang Min. "Jung Seok, Sepertinya aku tidak dapat menemani mu kepulau Jeju." ujar Jisoo. "Kenapa?" "Ibunya menghubungi, jika adiknya masuk rumah sakit." Jelas Jang Min. "Kau memang asisten yang tak bertanggung jawab." Ketus Jung Seok. Jang Min tertawa melihat raut wajah Jung Seok. Dia sangat memahami bagaimana karakter Jung Seok. Tiba-tiba Jang Min teringat sesuatu. "Bagaimana jika gadis itu yang menemanimu syutting di pulai Jeju?" Jisoo dan Jung Seok langsung menatap Jang Min dengan tatapan yang sulit di artikan. "kau benar-benar sudah gila Jang Min." gerutu Jung Seok dengan bahasa Indonesia. "Kau selalu mengumpatku dengan bahasa tempat kelahiran mu, yang sudah jelas aku tidak mengerti." Jawab Jang Min. Jisoo tertawa sangat lepas melihat tingkah Jang Min, "Jung Seok, tolong pertimbangkan saran Hyung. Sepertinya itu ide yang bagus." Ujar Jisoo. "Kita bahkan tak tahu siapa wanita itu." Ketus Jung Seok. "Tapi aku yakin dia wanita baik." Sambar Jang Min. "Bukankah kau tadi meragukan gadis itu?" Tanya Jisoo. Tak lama, ponsel Jung Seok berdering.  Dia segera menggeser tombol hijau ke atas. "Bagaimana Bima? kamu sudah menemukan yang aku minta?" Tanya Jung Seok pada orang di sebrang telepon. "sudah Aksa, Aileen Arkana seorang anak yatim piatu. Dia tinggal bersama Paman dan Bibinya serta sepupunya. Kedua orang tuanya termasuk korban dari runtuhnya gedung Afron Grup. gadis itu termasuk salah satu korban selamat." Jelas Bima, seorang tangan kanan Jung Seok sekaligus sahabatnya. "bagaimana bisa dia menjadi korban runtuhnya gedung Afron Grup, sedangkan dia tinggal di Indonesia?" Tanya Jung Seok makin penasaran. "Ayahnya sedang melakukan perjalanan bisnis dan berencana bertemu dengan kerabat dekatnya yang bekerja di Afron grup." Jawab Bima. "Lalu?" "Paman dan Bibinya terlibat utang piutang dengan lintah darat dan menurut kabar warga setempat gadis itu menjadi jaminan agar hutangnya lunas. Dan___" jelas Bima terjeda untuk beberapa saat. "sudah beberapa kali Paman dan bibinya dilaporkan oleh para warga ke kepolisian setempat karena penyiksaan anak di bawah umur, dan kau tahu siapa yang mereka siksa?" lanjutnya. "siapa?" "Gadis itu, Aileen. mereka menyiksanya bahkan hingga anak itu kritis. bahkan berlanjut hingga anak itu dewasa. sampai saat ini." jelas Bima. "thanks Bim informasinya." ucap Jung Seok lalu menutup teleponnya. Jung Seok melirik Jang Min dan Jisoo yang sedang mengecek naskah iklannya. "Baiklah. Aku akan terima saran Jang Min Hyung, tapi dengan satu syarat." "Apa?" Tanya Jang Min bersemangat. "Kita rahasiakan identitasnya yang sebenarnya." Jawab Jung Seok. "Jika itu syaratnya aku setuju." Jawab Jang Min. "Dasar kau pria tua licik." umpat Jung Seok. °°° To Be Continue. Lanjut gak? please don't silent readers.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN