Perasaan

1055 Kata
Langi,Langi,Langi. Keenan terus menyebutkan nama itu hingga ada butiran cairan bening yang menggenang di sudut matanya.Biar pun dia laki-laki kuat seorang pemimpin yang berwibawa dan tangguh, tapi kalau menyangkut gadisnya hati dia akan melow. Kebersamaan nya selama ini membuat dia susah untuk berpaling dari gadis cantik itu. Tingkah laku, kemanjaan nya,perhatian, dan juga cerewet nya membuat terus terbayang di pelupuk mata Keenan. Langi, ada yang berbeda di sikap kamu sekarang kenapa, apa salah nya Mas? hingga kamu lakukan itu. Apa nama inisial ' K ' mu itu telah kembali? Jika iya, Mas rela asal kamu bahagia.Karena Mas tahu kamu hanya menganggap Mas ini seperti kakak mu sendiri.Tadi nya Mas bahagia waktu kamu bilang keteman kamu kalau kamu memcintai pria inisial 'K '. Mas kira yang ditaksir kamu itu Mas, tapi ternyata dengan lantangnya kamu bilang bahwa ada laki-laki lain bukan nya Mas.Kecewa... ? tentu Mas kecewa tapi Mas nggak bisa paksakan perasaan meski tahu rasa sayang dan cinta Mas begitu besar sama kamu. Langi, tolong meski kamu tak mencintai Mas,sikap dan perhatian kamu jangan pernah berubah.Karena Mas tak sanggup untuk menerima semuanya jika kamu berubah apalagi sengaja menjauh , hadir mu telah merubah hidup Mas menjadi lebih berwarna. Keenan terus berbicara sendiri seolah gadisnya itu ada di depan dia. Tak peduli malam semakin larut dia terus membayangkan bahwa sang pujaan tengah mendengarkannya. Langi Mas ingin jujur pada mu tapi bibir ini tak sanggup, Mas takut kamu akan menolak perasaan Mas.Mas tak ingin kamu menjauhi Mas. Mas harus gimana Langi.. ? Sungguh perasaan ini menyiksa Mas.Sekarang kamu telah menjauhi Mas, Mas tahu kamu sengaja menerima pekerjaan di luar kota biar jauh dari Mas kan.. ? Seperti orang yang kurang waras Keenan terus bicara sendiri. Suara rintik hujan seakan menjadi musik pengantar rasa sepi yang mendera hati Keenan. Gemuruh suara angin seolah mewakilkan suasana hati nya yang sedang tidak baik-baik saja. *** Sementara di tempat lain seorang gadis cantik tengah sesenggukan menangis, hati nya sakit setelah mendengar suara seseorang yang mati-matian ingin dia lupakan. Mas maaf,bukannya aku gak sopan memutuskan telepon dengan terburu-buru tapi aku gak mau hati ini bertambah sakit.Karena terus mendengar suara kamu, aku mau belajar sedikit-sedikit untuk melupakan tentang kamu. Aku tahu Mas, itu berat bagi aku tapi aku harus tahu diri bahwa kamu bukanlah milik ku.Kamu akan menikah dengan orang lain, jadi aku harus bisa menghapus harapan untuk bisa hidup dengan mu.Kamu hanya menganggap aku sebagai adik.Jadi aku tak pantas untuk berharap lebih.Maafkan aku Mas,maafkan. Sebentar lagi kamu akan menikah aku tak boleh lagi memikirkan kamu, makanya aku dari kemarin-kemarin gak pernah ngehubungi biar aku belajar tanpa mu.aku harus bisa Mas,harus!. Dengan suara bergetar Pelangi bicara sendiri seakan Keenan akan mendengarkannya. Mas Keenan setelah mendengar kamu akan menikah dengan orang lain, sebenarnya hati ku tak terima tapi apalah daya aku itu bukan siapa-siapa. Dimata mu aku hanyalah seorang adik yang manis bukan sebagai calon istri yang selama ini aku harapkan.Untuk itu kenapa aku menerima pekerjaan disini jauh dari mu, karena kalau aku bekerja di kantor kamu aku pasti tiap hari bertemu kamu.Dan aku tak sanggup melihat kemesraan kamu dengan Mbak Sindy.Semua itu akan sakit bagi ku. Aku memilih menjauh dari mu agar aku bisa melupakan pesakitan ku.Kamu tahu Mas, sakit rasanya harus memendam rasa pada seseorang yang dekat dengan kita.Aku gak kuat untuk terlihat baik-baik saja di depan kamu dan Mbak Sindy. Pelangi terus memandangi poto dia dengan Keenan di galeri ponsel nya, seakan poto itu mampu mengobati luka hatinya. Mas, andai kita bisa bersama membangun sebuah rumah tangga yang bahagia dengan anak-anak yang lucu-lucu. Tapi itu hanya angan-angan aku saja nyatanya kamu itu milik orang lain. Cinta ku hanya bertepuk sebelah tangan. Gumam hati Pelangi. Malam makin larut tapi Pelangi belum bisa memejamkan mata, pikirannya terus dipenuhi dengan nama Keenan. Bahkan meski dia mencoba memejamkan mata tapi tetep bayangan wajah Keenan menghiasi pikirannya. "Aaaaaa... " Meski dengan suara lirih teriakan Pelangi masih terdengar jelas.Untung penghuni rumah kakak nya udah pada pulas jadi tak seorang pun yang mengetahui teriakannya itu. *** Masih di kota yang sama dengan Pelangi namum di tempat berbeda,seorang laki-laki tampan tengah asik menikmati hangatmya secangkir kopi sesekali dia menghisap roko yang ada di tangannya. Bibirnya terus tersenyum seoalah menggambarkan suasana hati dia yang tengah dilanda bahagia. Pelangi, nama yang begitu cantik,secantik orangnya.Tak ku duga kita akan sering bertemu, kamu datang disaat aku tengah terus mencari tahu tentang dirimu. Sejak pertemuan pertama kita, aku terus memikirkan kamu, Langi. Kamu telah masuk kedalam pikiran juga hati ku, ya kamu telah mencuri separuh hati ini. Adakah rasa yang sama di hati mu seperti diri ku? Semoga perasaan ku ini terbalas. Kamu gadis istimewa tak pernah aku merasakan hal yang sama pada orang lain. Aku baru merasakan jatuh cinta lagi setelah penghianatan itu. Gumam sang pemuda. Besok aku harus bisa menemui kamu, ya di kantor aku akan menemui mu. Semoga kamu tidak kaget dengan hadir nya aku.Atau kah kamu telah tahu aku pemilik perusahaan ini. Malam kian larut sang pemuda pun gegas beranjak dari tempat duduk nya,segera dia pun menuju ranjang untuk mengistirahatkan badan nya yang lelah sehabis bekerja seharian. *** Sedang di ibu kota, ditengah malam yang kian larut seharusnya bagi sebagian orang sedang asik terbuai mimipi, tapi tidak dengan seorang gadis.Dia dikamarnya tengah duduk fermenting. Ya, dia Sindy. Sindy tahu Keenan tak mencintai dia, tapi perjodohan itu mengikat dirinya.Dia pun harus bisa menerima keputusan kedua orang tuanya. Kedua orang tua Sindy tak mengetahui kalau dirinya tengah berjuang untuk melawan penyakit yang serius. Karena bagi Sindy biarlah penyakitnya itu hanya dia dan dokternya yang tahu. Dia mengetahui penyakitnya baru-baru ini,dimana dia mengeluh sering mual dan muntah juga kelelahan. Sebenarnya dia ingin jujur pada kedua orang tua nya, tapi dia merasa takut kedua orang tua dia aka syok, jika mengetahui kalau anak kesayangannya menderita penyakit mematikan itu. Keenan sendiri tak mengetahui tentang penyakit Sindy, karena Sindy sendiri pun belum bercerita. Dia bertekad dalam batin nya untuk segera menceritakan tentang penyakit nya itu pada Keenan sebelum semua nya terlambat. Sindy menyadari kalau dia tidak jujur kedepannya semua orang akan menyalahkan dia. Sesungguhnya Sindy mengetahui kalau sebenarnya orang yang dicintai Keenan itu Pelangi, bukan dirinya. Tapi dia pun terkadang hati nya ingin bertindak egois untuk tidak melepaskan Keenan. Memang semuanya teramat sulit. Apalagi dengan kondisi dia sekarang yang sedang tidak baik-baik saja. Dia butuh seseorang untuk menjadi sandaran agar bisa ada untuk berkeluh kesah. *******
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN