Kabar yang menyakitkan

1205 Kata
Sore nya sehabis dari toko, Pelangi langsung pulang kerumah kebetulan dari toko ke rumah itu jaraknya dekat jadi hanya berjalan kaki pun nyampe. Dengan langkah gontai dia memasuki halaman rumah, sesampainya di depan pintu diapun mengucap salam. "Assalammualaikum Bunda Langi pulang nih," sembari nyelonong masuk dia mencari keberadaan bundanya, Bunda dimana ya ko gak ada apa jangan -jangan lagi didapur ya. Kakinya melangkah menuju dapur. Dia pun memanggil sekali lagi. "Bun, Bunda, Bunda dimana? Langi pulang nih !" Didapur dia celingak -celinguk mencari bundanya. "Ihh, Bunda pantesan Langi panggil-panggil gak nyaut ternyata Bunda di sini, lagi ngapain sih Bun?" "Ehh anak Bunda udah pulang ko Bunda gak denger kamu masuk rumah tadi." Sambil mengerucutkan bibir Pelangi menjawab. " Bunda mah gituh dari tadi Langi panggil -panggil Bundanya gak nyaut-nyaut. Eh, ternyata lagi disini. Lagian emangnya udah baikan, ko Bunda udah ngurus tanaman lagi sih? " "Alhamdulilah udah Sayang, lagian Bunda jenuh harus diem mulu mendingan sedikit -sedikit ini badan digerakin, cuma nyiram doang ko gak berat." "Iya tapi kalau Bunda udah berasa cape udahan ya, biar Langi yang kerjain." "Baik lah anak cantiknya Bunda, eh tadi Mbak Rani mama nya Nak Keenan telpon, dia ngabarin kalau Nak Keenan sama Nak Sindy katanya dua bulan lagi mau mengadakan pernikahan. Bunda sama kamu disuruh bantu-bantu mereka disana." Duarrrr Bak petir di siang bolong yang menyambar, tubuh Pelangi melemas bagaikan tak bertulang setelah mendengar kabar itu. Sembari berkaca-kaca matanya menatap Bunda begituh lekat seperti hendak berkata bahwa kabar yang dia dapat barusan tidak lah benar adanya. Sembari terbata-bata dia berujar. "Be- beneran itu Bun, Bunda gak bohong kalau Mas Keenan sama Mbak Sindy mau menikah dalam waktu dekat ini? tapi ko mas Keenan gak ngomong ya. " Pelangi berkata lirih. Bu Ratih memperhatikan perubahan raut wajah Pelangi, seraya menyunggingkan senyum tipis dia berucap. "Bunda tau Nak kamu kecewakan mendengar kabar ini? tapi harus bagaimana lagi kamu harus iklas menerima kalau Nak Keenan bukanlah jodoh kamu, Bunda do'akan semoga kamu kedepannya bisa mendapatkan pendamping hidup yang baik, sayang sama kamu seperti Nak Keenan." Pelangi terperanjat mendengar ucapan Bundanya dia kaget atas perkataan beliau itu, dari mana bundanya tau tentang perasaannya terhadap Keenan. Padahal dia berpikir kalau tak seorang pun ada yang tau perasaannya. "Bunda ko ngomong nya seperti itu, Langi gak pa-pa ko kalau Mas Keenan mau nikah sama Mbak Sindy lagian mereka tuh pasangan yang cocok, serasi banget cantik dan juga tampan dan sederajat lagi. Langi kan cuma dianggap adik nya aja Bun, jadi gak ada hak Langi untuk kecewa," sembari tersenyum hambar Pelangi berujar. "Iya Nak mereka itu pasangan yang serasi kita do'akan saja semoga mereka hidup bahagia, kamu jangan sedih ya." "Iya Bun Langi gak akan sedih ko malahan akan ikut bahagia kalau mereka bahagia, ya udah Langi ke kamar dulu ya mau mandi udah gerah nih." "Baiklah sana Bunda cium udah bau asem tuh badan kamu. " Bu Ratih menggoda Pelangi. "Ihh, Bunda enggak ah.Langi mah selalu wangi dong." "Iya iya yang selalu wangi cepet sana mandi." gegas Pelangi masuk ke kamarnya. Dikamar dia menjatuhkan badan ke kasur sambil memandangi langit-langit kamarnya.Dalam hati dia bergumam. Mas Keenan maaf kan Langi yang telah lancang mencintai dirimu sampai kapan pun rasa ini akan Langi pendam biarlah hanya Langi yang merasakan sakitnya cinta yang tak berbalas. Semoga Mas Keenan bahagia hidup dengan pilihannya Mas, Langi iklas Mas. Sembari sesenggukan Pelangi terus berbicara sendiri dia terus menangis untuk menumpahkan segala rasa yang berkecamuk di hati nya. Hampir setengah jam dia menangis akhirnya dia pun bangkit dari tidurannya. Langi harus kuat, Langi pasti bisa, Langi harus bisa move on. Dia terus menyemangati dirinya sendiri. Sekarang Langi harus mandi biar gak keliatan abis nangis sama Bunda. Dia pun masuk kamar mandi untuk segera membersihkan badannya. ******* Di tempat yang berbeda Keenan terlihat gusar hatinya tak terima dengan keputusan kedua orang tuanya yang memutuskan sepihak untuk menikahkan dirinya dengan Sindy. Entah mengapa hati nya ragu untuk melanjutkan pernikahan dengan Sindy ada yang sakit di relung hatinya setiap kedua orang tuanya membahas pernikahan dengan Sindy. Tuhan tolong aku, aku tak bisa untuk menerima semua ini hatiku bukan untuk dia tapi untuk dirinya yang telah lama aku sayang dan ku cintai. Dia si gadis cantik yang telah mencuri hati ku tak bisa ku bohongi hati ini kalau cinta, hati, dan rasa sayang ku hanya untuk dirinya. Tolong tuhan bawa dirinya padaku jangan biarkan dia dimiliki orang lain karena aku tak sanggup. Gadis ku aku tak ingin seperti ini terpuruk dengan keadaan aku tak sanggup kumohon dengarkan suara hati ku jika kita diciptakan untuk bersama suatu saat nanti kita akan bersatu. Keenan terus bergumam seolah -olah sang gadis pujaan ada dihadapannya. Mata nya memerah menahan gelombang air yang akan keluar. Sejenak dia pejamkan mata untuk menahan semua rasa sakit yang menghimpit d**a, helaan napas nya pun begitu berat. Seakan semesta tak pernah berpihak padanya.Entah sampai kapan dia harus menahan segala rasa yang ada. Hingga di kantor pun dia tak bisa konsentrasi dengan kerjaan karena pikirannya begitu ruwet memikirkan nasib dia kedepannya. ******* Sementara di rumah Pelangi, terlihat Pelangi dan keluarga tengah berbincang mereka begitu serius membahas sesuatu. "Gimana Yah, Bun boleh kan kalau Langi kerjanya di Surabaya sayang loh kalau ditolak. Itu kan perusahaan besar lagian di Surabaya Langi tinggalnya dirumah Aa. Itung -itung nungguin Mbak Sekar juga kalau Aa nya lagi tugas kan dia mau lahiran. Boleh ya, ya? " rayunya. Kedua orang tua itu pun menghela napas seakan -akan berat untuk menerima keputusan anak gadis nya itu. Hening tercipta hingga sesaat kemudian terdengar suara pak Yusuf memecah keheningan itu. "Langi meski kami berat untuk menerima keputusan mu, tapi Ayah sama Bunda akan mencoba menerima nya. Ayah hanya berharap kamu memutuskan menerima pekerjaan itu bukan karena Nak Keenan yang akan menikah kan?. Kamu harus bisa mengerti kalau dia itu baik sama kamu bukan karena apa-apa, tapi dia udah menganggap kamu adiknya sendiri. Alasan dia menyayangi mu karena dia tidak punya saudar jadi dia udah menganggap kamu saudaranya sendiri. kamu paham kan Nak? " Pelangi terbengong-bengong mendengar perkataan ayah nya barusan dia heran dari mana ayahnya tahu tentang perasaan nya pada Keenan. "Kenapa Ayah berkata begitu, siapa yang sengaja menghindar dari pernikahan Mas Keenan? Langi juga tau diri ko siapalah Langi. Langi hanya ingin mencoba mandiri aja yah," lain di mulut lain di hati dia berbicara begitu tapi mata berkaca-kaca.Bu Ratih menimpali obrolan keduanya. "Ayah sama Bunda tau ko Sayang perasaan kamu ke Nak Keenan, sebagai orang tua kami paham kalau anak gadis nya Ayah sama Bunda itu mencintai seseorang. Gak usah di tutupi lagi ya. Dan semoga nanti di sana kamu bisa melupakan. " Pelangi berhambur kepelukan bundanya tangis nya pun pecah. Sembari sesenggukan dia berucap. "Makasih Yah, Bun udah bisa ngertiin Langi, Langi janji sedikit -sedikit akan lupain Mas Keenan meski pun Langi rasa sulit tapi akan tetap mencobanya." "Iya Sayang semangat ya, Bunda yakin anak Bunda ini pasti akan banyak yang suka, kamu itu baik dan juga cantik insya alloh jodoh kamu kelak juga pasti orang baik." "Iya Bun aamiin," mereka terus berbincang hingga maghrib pun menjelang dan akhirnya sholat berjamaah dilakukan dengan Pak Yusuf sebagai imam nya. Selesai sholat Pelangi meneruskan mengaji begitu pun dengan kedua orang tuanya. Karena dikeluarga mereka telah menjadi kebiasaan untuk membaca alqur'an sehabis menjalankan sholat. *******
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN