Aksa menjulurkan tangannya lebih dulu ke arah Jazmin. Laki-laki itu memberikan paper bag berisi mangga muda dengan selai kacang yang tidak terlalu pedas. Jazmin yang berdiri di ambang pintu apartemennya hanya bingung dengan sikap Aksa. "Aku tidak bisa membencimu, tapi tidak bisa melupakan fakta tentang kematian ayahku. Hanya ini yang bisa aku perbuat dengan menjaga jarak denganmu. Aku benar-benar tidak ingin kembali dengan wanita sepertimu." Jazmin mengambil paper bag tersebut dari tangan Aksa. "Terima kasih. Apa ada lagi yang ingin kau katakan sebelum aku masuk kembali?" tanya Jazmin, dia berpura-pura tidak ingin berlama-lama dengan pria itu, nyatanya sang anak meronta-ronta ingin dekat dengan ayahnya. "Jangan mengganggu istriku ataupun menghinanya, dia mudah rapuh." Jazmin menaikkan