"Aksa? Sudah kembali lagi? Kau buru-buru, ada apa?" Jazmin melirik ke tangan Aksa, pria itu datang dengan tangan kosong seolah-olah niatnya hanya sebentar saja untuk menemui Jazmin. "Kenapa?" "Kenapa apanya, Aksa?" "Kenapa ayahmu menjadi pembunuh!" Aksa menatap Jazmin semakin tajam dan membuat pergerakan Jazmin terbatasi. "M-maksudmu apa? Ayahku?" Jazmin memundurkan langkah kakinya beberapa kali serta raut wajahnya disertai dengan tanda tanya. Dia tidak mengerti maksud Aksa mengatakan jika ayahnya adalah pembunuh. Aksa melemparkan beberapa lembaran foto yang menampilkan foto Jazmin bersama ayahnya serta foto ayahnya yang penuh dengan lumuran darah. Ya, bukti foto yang mengarah pada perbuatan keji saat membunuh ayahnya Aksa. "Ayahmu membunuh ayahku, mungkin kau tidak tahu. Setelah aku