Hatinya tidak sekeras itu, bahkan lebih lembut dari apapun. "Aku akan mengajakmu untuk makan siang, apa saja dan dimana saja sesuai kemauan anak kita," ucap Aksa saat tengah memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Dia baru saja selesai membantu Jazmin merapikan tatanan pesanan bunga dari sebuah perkantoran. "Ehm." Jazmin sedikit berdehem atas penuturan Aksa barusan. "Anak kita?" sambungnya lagi untuk memastikan jika telinganya tidak salah dengar. Mata Aksa bergerak-gerak salah tingkah dan baru menyadari apa yang diucapkannya tadi secara spontan. Tapi, itu terlihat lucu dengan wajahnya yang salah tingkah karena asal berbicara. "Maksudku, anakku." Jazmin mengulum senyum di bibir dan berusaha untuk menahan senyumannya yang hampir melebar terpatri begitu saja. "Btw, apa kau ini tidak