Part 5 | Ketahuan

1521 Kata
Saat matanya terbuka, orang yang pertama kali Nada lihat adalah Semesta, laki-laki itu tersenyum seraya berkata selamat pagi yang membuat hati gadisnya menghangat. Malam tadi benar-benar tidak ada hal lain yang terjadi, selain dari tidur sambil berpelukan. Apa yang mereka lakukan adalah tindakan yang salah, tetapi selama masih batas normal mereka tidak masalah, tanpa mereka sadari ada Melodi yang akan terluka dengan ini semua jika mengetahuinya, tetapi seakan hati mereka tertutup untuk berempati dengan Melodi. Bahkan, saar bersama Melodi, ia tidak pernah seintim ini, tetapi saat bersama Nada, semuanya berbanding terbalik, emtah karena Nada yang lebih berani dengan Semesta atau apa. "Aku hari ini nggak ke kampus. Kamu Kerja kan? Aku siapin sarapan dulu." Nada masih enggan melepaskan pelukannya, layak pengantin baru yang sedang hangat-hangatnya memadu kasih. Semesta menggeleng. "Aku cuti, jatah cuti aku belum aku ambil soalnya, jadi sekalian mau nemenin kamu jalan." Kali ini Nada benar-benar diperlakukan seperti pacar pada umumnya, ia bahagia sekarang ia bisa memiliki Semesta walau embel-embel yang kedua masih melekat, tetapi setidaknya pria itu menganggap keberadaannya. Nada tahu, menjadi selingkuhan adalah sesuatu yang sangat salah, itu artinya ia adalah pengkhianat, tetapi kalau tidak seperti ini ia tidak akan bisa mendapatkan Semesta. Namun Nada sadar, perasaan Semesta ke Melodi jauh lebih besar daripada ke dirinya, atau mungkin laki-laki itu hanya menganggapnya penghiburi di kala sepi. "Ta, nantu aku mau ke—" Tak lama kemudian ponsel Semesta berdering, langsung bangkit dari kasur dan mengangkatnya. "Halo, Sayang ...." Nada cemburu mendengar Semesta bilang sayang ke perempuan lain, ia ingin egois untuk hal ini, bahwa kekasihnya hanya boleh panggil sayang ke dirinya, tetapi gadis itu kembali tersadar ia hanya menjadi yang kedua. "Ta, bisa minta tolong antar aku ke kantor nggak? Mobil aku tiba-tiba mesinnya nggak bisa dinyalain, aku malas kalau naik kendaraan umum." Semesta melirik Nada sekilas, kemudian ia mengangguk. "Tunggu ya, kebetulan hari ini aku juga cuti." "Cuti? Tumben, emang kamu ada keperluan apa?" Semesta menggeleng walau Melodi tak melihatnya. "Oh itu lagi capek aja pengin istirahat, lagian aku belum ambil jatah cutiku." Hacim. Tiba-tiba Nada bersin karena hidungnya gatal, namun suara bersin itu sampai ke telinga Melodi. "Siapa yang bersin, Ta?" "Suara bersin kucing, Sayang." "Tapi sejak kapan kamu pelihara kucing?" Semesta memijat pelipisnya, ternyata selingkuh itu tidak enak, harus banyak alasan yang dikeluarkan agar tidak ketahuan. "Ada kucing tetangga yang kebetulan main, udah aku mau mandi dulu biar nggak telat antar kamu." Semesta pun langsung mematikan sambungannya secara sepihak, dan bergegas ke kamar mandi, sementara Nada langsung ke dapur untuk membuat sarapan. Ponsel Nada bergetar karena ada pesan masuk, ternyata chat dari Tara. Tara Mariska: Nad, gue butuh penjelasan, gue kemarin lihat lo semobil sama Kak Semesta. Lo ada hubungan sama dia? Atau dia cowok yang lo maksud? Tara adalah tipe perempuan yang mudah peka dengan lingkungan sekitar, juga mempunyai rasa penasaran yang amat tinggi. Mau Nada mengelak seperti apa pun, pasti ujung-ujungnya akan ketahuan karena perenpuan itu pasti akan mencari tahu sampai ke akarnya kalau sudah penasaran. Nada Saquila: nanti aja, kalau ketemu di kampus, gue hari ini enggak ke kampus, titip salam buat dosen pembimbing gue ya. Nada langsung menyimpan dan menyilent ponselnya, ia malas kalau harus mendapat pertanyaan dari Tara yang lebih jauh, biarkan hubungan ini hanya mereka dan Tuhan yang tahu, sekalipun itu Tara, sahabat Nada. Karena jika sudah sampai ke telinga orang lain, pasti akan mudah menyebar dan akhirnya sampai ke telingan Melodi dan keluarganya. "Nada ...." Nada menoleh ke arah Semesta. "Aku berangkat dulu, nanti sarapan pas balik aja. Oh iya, kamu jangan lupa mandi, biar nanti kita langsung jalan. Oke?" Semesta berjalan ke arah Nada dan mencium keningnya membuat gadis itu terpaku. "Bye, Sayang." Lalu ia pun keluar dari apartemen, meninggalkan Nada yang masih terpaku dengan apa yang terjadi barusan. Nada memegang keningnya seraya senyam-senyum, ini adalah bentuk perlakuan manis yang ia suka. Ah bodoh amat dengan status selingkuhan yang penting bahagia, yang ia pedulikan sekarang adalah kebahagiannya, semua orang punya cara tersendiri untuk mendapatkan kebahagiannya. Ini egois tapi kalau bisa membuat bahagia, maka Nada pun akan semakin semangat melakukannya. "Bye juga, Sayang," gumam Nada setelah kembali ke alam sadarnya. *** Melodi mengomeli Semesta karena karena ia lama menunggu dan bisa-bisa telat ke kantor, tetapi laki-laki itu diam saja, mendengar kekasihnya marah-marah sudah sering kalau diladein malah semakin memuncak dan tidak diladeni juga pun ia akan merasa kesal. Bagi Semesta, marah-marahnya Melodia saat ini adalah menggemaskan, ia menatap ke arah Melodi sekilas, tiba-tiba rasa bersalah itu muncul, ia mengkhianati gadis cantik yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun. Susah senang mereka lalui bersama. Namun sekarang, Semesta justru mengkhianatinya. Maafkan aku, Mel. "Semesta! Kenapa diam? Kamu nggak dengar, ya?" Melodi memanyunkan bibirnya, gadis itu akan bersikap manja saat bersama kekasihnya, jika bersama orang lain ia akan terlihat sepertu cewek tegas yang mandiri. Semesta menghela napas pelan. "Dengar, Sayang, kan aku lagi nyetir harus konsen." Melodi akhirnya diam dengan perasaan kesal, apalagi saat ini dirinya sedang PMS, rasanya ia ingin memakan Semesta hidup-hidup. Sedangkan Semestar sedari tadi senyam-senyum padahal tidak ada hal lucu, entah apa yang Semesta pikirkan sampai membuat ia seperti orang gila. Melodi jadi curiga kalau kekasihnya ini tidak waras. "Ta!" Ucapaan Melodi dengan volume tinggi membuyarkan lamunan kekasihnya. "Apa, Mel?" "Kamu aneh tahu nggak!" Semesta menatap Melodi sekilas, lalu kembali fokus ke jalanan yang lumayan sepi ini. "Aneh kenapa? Perasaan biasa aja." "Kamu dari tadi senyam-senyum, emang lagi mikirin apa?" Semesta terkekeh pelan. "Oh itu, keinget tingkah konyol kucing tetangga aku, soalnya aku tidur sama dia semalam, jadi nyaman gitu." "Aku jadi penasaran sama kucingnya." Semesta langsung menggeleng cepat. "Udah pulang, sebelum ke aku jemput kamu udah dibalikin." Semoga Melodi nggak curiga, kalau kucing yang aku maksud adalah selingkuhanku. Melodi hanya manggut-manggut, tidak bertanya lebih jauh, lagian ia percaya dengan Semesta, tidak mungkin kekasihnya itu macam-macam di brlakangnya. Mobil Semesta pun telah sampai di tempat tujuan. Melodi yang hendak keluar langsung ditahan oleh kekasihnya, ia pun menariknya ke dalam pelukan. "Pacar aku lagi PMS, ya? Aku hafal kalau kamu bad mood gini pasti dapet." Ini yang Melodi suka dari Semesta mempunyai kadar kepekaan yang tinggi terhadap dirinya, dan memberikan pelukan adalah cara Semesta untuk membangkitkan mood kekasihnya. "Love you, Mel." Semesta melepaskan pelukannya. Melodi mengecup pipi Semesta sekilas. "Love you too." Semesta mengacak rambut Melodi hingga gadis itu merengut kesal, padahal ia sudah capek menatanya sekarang malah dirusak. "Kebiasaan, Ta, suka bikin aku kesal." "Lucu soalnya." Semesta membantu Melodi untuk memperbaiki rambutnya lagi. "Aku kerja dulu. Bye, Sayang." Semesta mengangguk. "Bye, semangat kerjanya, Sayang." Setelah memastikan Melodi masuk ke gedung perkantorannya, ia pun kembali ke apartemen. Kenapa aku mengkhianati Melodi? Padahal aku masih sangat mencintainya? Maaf, Mel, aku udah berkhianat. *** Sekarang Nada hanya memakai handuk sebatas d**a, ia membuka lemari Semesta untuk mencari pakaian yang bisa ia kenakan, tetapi sial tidak ada baju perempuan, jatuhnya malah enggak normal kalau seandainya Semesta mengoleksi baju perempuan. Akhirnya Nada mengambil kemeja putih yang kedodoran sampai di atas lututnya, tanpa memakai celana, karena satupun tidak ada yang cocok untuknya. Setelah selesai, Nada langsung berdiri di depan cermin untuk menyisir rambutnya, ia menatap dirinya yang terlihat lebih berseri, dan merasa dirinya pagi ini sangat cantik sekali. Kira-kira Semesta ngapain aja ya sama Kak Mel? "Nada ...." Baru saja dipikirkan sudah mucul saja. Nada menoleh ke arah Semesta yang baru saja masuk kamarnya. "Iya, Ta?" Semesta memperhatikan tubuh Nada saat ini yang terlihat sangat menggoda di matanya, ia tetaplah laki-laki normal yang tergoda jika melihat hal seperti ini, apalagi adalah tubuh kekasihnya. Ia menelan salivanya, karena apa yang menjadi miliknya sudah tegang hanya dengan melihat tanpa menyentuh. Ini adalah perbedaan Melodi dan Nada. Jika Melodi lebih bisa menjaga penampilannya agar Semesta tidak tergoda, sementara Nada, entah sengaja atau tidak, tetapi ia berhasil memancing hasratnya. Nada memperhatikan Semesta. "Iya, Ta, aku pakai kemeja kamu, soalnya aku enggak bawa baju ganti. Enggak marah, kan?" Helaan napas sangat terdengar jelas. "Iya." Sedetik kemudian Semesta langsung menyambar bibir Nada seraya menarik tengkuk gadis itu untuk memperdalam ciumannya, ia menuntun gadisnya untuk membalas ciuman yang semakin liar itu, tangan Semesta pun tak berdiam di tempat, tetapi memegang pada kedua benda milik Nada yang membuatnya mengerang frustasi. Nada mengalungkan tangannya ke leher Samudera, hingga mereka semakin terbuai dengan permainan itu. Karena tidak ingin semakin jauh, akhirnya Semesta pun tersadar, dan melepaskannya ciumannya. "Aku takut hilang kontrol," ujar Semesta seraya menyeka bibir Nada yang sudah membengkak. "Aku mandi dulu." "Kok mandi lagi? Kan tadi udah." "Tegang soalnya." Mata Nada pun menatap ke bagian bawah dan terlihat sangat sempit membuat gadis itu bergidik ngeri, membayangkan sesuatu yang tidak seharusnya. Semesta menoyor kening Nada. "Enggak usah mesum." "Ye, nggak nyadar diri, situ lebih m***m," canda Nada yang membuat Semesta mendelik kesal. Semesta langsung ke kamar mandi untuk melemaskan apa yang tegang. Mel, maafin aku, aku sudah tergoda sama adik kamu. *** Melodi yang sedang mengerjakan laporan bulanan langsung terhenti karena ponselnya bergetar, ternyata muncul chat dari Tara. Tara Teman Nada: Kak Mel, lagi sama Nada enggak? Dia dicari sama dosen pembimbingnya ada sesuatu yang harus diurus, soalnya aku hubungi enggak direspons Melodi mengernyit. Bukannys Nada menginap di rumah temannya semalam? Melodi pikir itu di tempat Tara, apa tempat temannya yang lain, tetapi setahu Melodi, teman Nada cuma Tara. Molodi Arshaila: memangnya Nada enggak sama kamu, Ra? Katanya dia nginap di tempat temannya. Tara Teman Nada: enggak tuh, Kak, dia enggak nginap di tempat aku. Setahu aku Nada juga enggak punya teman dekat yang lain. Akhirnya Melodi langsung buka aplikasi lokasi yang kebetulan sudah ia hubungkan dengan ponsel Nada, matanya langsung melotot saat melihat peta itu. Ini kan lokasinya apartemennya Semesta. Kucing, tidur, bersin, apa mungkin yang Semesta maksud itu adalah Nada? Karena penasaran, akhirnya Melodi pun izin keluar kantor dan langsung memesan ojek online untuk mengantarnya ke apartemen Semesta. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN