Bab 6: Tentang Perasaan

1121 Kata
Tempat yang pertama di datangi Mike adalah tempat kerja Kimmy, "Jadi selama ini dia bekerja paruh waktu disini?" Mike menoleh pada Josh yang duduk di sebelahnya, sementara Carl dan Darren di kursi belakang, ketiganya bersikeras ikut meski Mike melarang, bahkan tanpa izin ketiganya masuk ke mobilnya lalu duduk dengan acuh. Tanpa peduli pertanyaan Josh, Mike keluar dari mobil dan bergegas memasuki toserba tersebut. "Menurutmu, Kimmy pindah kemana?" tanya Josh. Darren dan Carl menggeleng. Di dalam sana Mike nampak bertanya pada seorang kasir dan ketiganya memperhatikan dari dalam mobil Mike. "Tebak, sepertinya Kimmy juga meninggalkan pekerjaannya," ucap Josh lagi. Darren dan Carl diam, diantara ketiganya Josh memang paling berisik jika sudah bicara. "Bagaimana?" tanya Carl saat Mike memasuki mobil. Mike diam dan memacu mobilnya kembali, dan bisa mereka simpulkan jika Mike tak menemukan Kimmy disana. Selanjutnya perjalanan diisi keheningan, dan baik Darren dan Carl hanya bisa menahan diri agar tak bertanya dan membuat Mike kesal. Bahkan Josh yang biasa mengoceh hanya bisa menelan ludahnya kasar hingga mereka tiba di sebuah rumah susun yang terlihat tua. Mike segera keluar, kali ini Carl, Darren dan Josh mengikuti langkah Mike. "Dia tinggal disini," bisik Josh. Dan Darren dan Carl semakin merasa bersalah dengan kenakalan mereka mempermainkan Kimmy, gadis sederhana, pekerja keras yang bahkan hanya tinggal di rumah susun tua. Mike mengetuk sebuah pintu saat tiba di lantai lima, dia mendapatkan alamat ini dari pegawai toserba tadi saat dia bertanya tentang Kimmy, dan setelah sedikit memohon dia di beri alamat rumah Kimmy yang baru dia ketahui sangat menyedihkan, selama satu bulan ini Mike hanya membawa Kimmy ke asrama tanpa tahu tempat tinggal Kimmy, jika pun mengantar Kimmy pulang, dia selalu meminta Mike mengantarnya ke toserba karena memang harus bekerja. "Kimmy." nada suara Mike nampak tercekat "Kimmy," panggilnya lagi, kali ini gedorannya lebih kuat, sebab sejak lima menit lalu tak terdengar suara dari dalam rumah yang katanya milik Kimmy ini. "Kimmy, aku Mike, keluarlah!" Mike mengusap wajahnya frustasi. "Siapa kalian?" Mike dan ketiga sahabatnya menoleh dan menemukan seorang gadis dari arah tangga. "Hallo, kami teman Kimmy, apakah Kimmy ada?" tanya Carl akhirnya. Jean mengerutkan keningnya "Kimmy sudah pindah kemarin," jawabnya "Kalian dari kampusnya?" Carl mengangguk "Kau tahu kemana Kimmy pindah?" Jean menggeleng "Tidak, Kimmy tak mengatakan kemana dia pindah padaku." Ke empat pria itu nampak terdiam, hingga Mike angkat suara "Apakah kau tahu kerabat atau keluarganya yang lain?" Jean kembali menggeleng "Setahuku, sejak usia sepuluh tahun Kimmy sebatang kara, dan tak memiliki keluarga lain." Mike tertegun, begitupun ketiga pemuda yang sejak tadi mengikutinya, kenyataan yang lagi membuat mereka semakin merasa bersalah. Akhirnya keempat pemuda itu pulang dengan tangan kosong, tanpa tahu kemana Kimmy pergi pindah. Tiba di asrama Mike segera memasuki kamarnya menyisakan Carl, Darren dan Josh. "Kalian tahu, aku baru kali ini melihat tampang frustasinya," ucap Carl. Dan Josh juga Darren membenarkan. selama ini Mike memang jarang berekspresi, selain kekehan, atau hanya menyeringai. Mereka bahkan terkejut saat pertama kalinya pemuda itu tertawa bersama Kimmy, dan kini ketiganya tahu kenapa Mike bisa selepas itu dengan Kimmy, karena ternyata apa yang dilakukan Mike bersama Kimmy memang dari hati. "Sekarang bagaimana?" tanya Darren. "Entahlah, setidaknya kita harus melihat dulu situasinya." takutnya Mike benar- benar frustasi dan gila karena kehilangan Kimmy. Keesokan harinya Darren, Carl dan Josh melihat penampilan Mike seperti biasanya seolah tak pernah terjadi apapun, pemuda itu pergi kuliah dan belajar dengan semestinya, dan ketiga sahabatnya itu mengira jika Mike baik- baik saja, hingga suatu hari Carl yang penasaran mengikuti Mike yang saat itu baru pulang kuliah, dan Carl hanya bisa menghela nafasnya saat menemukan Mike memarkirkan mobilnya di dekat toserba, lalu ke rumah susun tempat tinggal Kimmy. Rupanya Mike tidak baik- baik saja. Sejak itu ketiganya bergantian mengawasi Mike, bagaimana pun mereka tak ingin terjadi hal buruk pada Mike. Di malam hari pria itu akan mabuk lalu muntah- muntah di pagi hari karena tak ada asupan yang masuk ke tubuhnya. Hingga satu bulan lamanya Mike terpuruk, dan membuat ketiga sahabatnya kelimpungan. "Sampai kapan kau begini Mike?" tanya Carl kesal. Mike tetap bungkam, enggan menanggapi dan malah berlari ke arah kamar mandi untuk kembali muntah, kegiatannya selama sebulan ini karena makan tidak teratur dan hanya minum- minum. Setelah memuntahkan seluruh isi perutnya Mike kembali dengan sempoyongan lalu membaringkan dirinya di ranjang. "Mike, bangunlah ayo kita ke dokter," ucap Carl semakin kesal. "Pergilah kau berisik sekali," dengusnya. Carl semakin kesal "Kau tidak memikirkan kuliahmu, sudah hampir satu bulan kau bolos, kau bahkan mengabaikan telepon dari Mommymu!" "Bukan urusanmu b******k!" umpatnya. Sejak awal jika dia tak di dorong oleh ketiga temannya itu, dia tak mungkin sampai mempermainkan Kimmy, dan berujung penyesalan. "Setidaknya pikirkan masa depanmu, aku tahu kita bersalah, dan ya ... seharusnya kita meminta maaf pada Kimmy, tapi bagaimana? dia sudah pergi, dan kita tak tahu harus kemana! bangkitlah b******k, suatu saat jika kita bertemu lagi, kita akan menebus semua kesalahan kita." Carl menarik tangan Mike, hingga Mike terduduk. "Aku menyesal, sungguh," ucapnya, lalu tergugu. Mike mengakui jika ternyata dia sudah jatuh cinta pada Kimmy, dia tak bisa lagi mengelak tentang perasaannya manakala tak bisa menemukan Kimmy lagi. Carl menghela nafasnya, lalu mendudukan dirinya di sebelah Mike "Aku tahu, aku bisa lihat. Tapi, Mike aku tak bisa terus diam, Mommy mu akan curiga karena kau tak juga menerima panggilannya." Ya, sejak terpuruk Mike tak berani menerima panggilan dari Mommynya takut dia merasa khawatir, wanita itu bahkan bisa tahu dari nada suaranya, jika Mike tak baik- baik saja. "Aku juga menyesal Mike, bagaimana pun aku ikut andil dalam taruhan ini, kita akan cari Kimmy, tapi setidaknya kita harus lulus untuk menentukan masa depan kita. Satu tahun lagi, jangan biarkan ini sia- sia, karena bukan hanya kau yang akan sedih jika kau tak lulus, tapi juga keluargamu, terutama Mommy mu." Mike memejamkan matanya, Carl benar, dia harus bangkit lebih dulu, lalu mencari Kimmy dengan benar. Jadi, sejak saat itu Mike kembali fokus belajar, kembali pada kenyataan, di sela-sela waktunya dia akan mencari Kimmy, mengelilingi kota, dan mencari informasi dari orang terdekat Kimmy, Mike bahkan mencari di kampus- kampus lain berharap menemukan Kimmy yang melanjutkan kuliahnya. Carl, Darren juga Josh masih mengawasi Mike, sebab pria itu masih sering muntah di pagi hari. "Kau masih minum semalaman Mike?" kali ini Darren yang datang pagi- pagi untuk memastikan keadaan Mike. Mike menggeleng "Tidak, seminggu ini aku tak menyentuh minuman." Mike sudah berjanji akan fokus belajar. "Lalu kenapa kau masih sering muntah? atau karena makan mu tak teratur?" Darren memberikan segelas air hangat untuk Mike. "Minumlah!" Mike menerima, lalu meminumnya. "Kau harus memeriksakan dirimu Mike, lambungmu mungkin bermasalah," ucap Darren. Mike hanya mengangguk, sebab dia merasa lemas karena baru saja memuntahkan cairan kuning. Bagaimana tidak, dia baru bangun tidur dan belum ada asupan yang masuk ke dalam tubuhnya, jadilah hanya cairan pahit itu yang keluar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN