Bab 8: Bertemu Kembali

1085 Kata
Kimmy sedang mengantri di kantin, ketika Mike melewatinya begitu saja dan menerobos antrian. Dengan sombongnya pemuda itu bahkan menggeser orang yang memang ada di barisan depan. "Hei, apa yang kau lakukan!" serunya kesal. Mike bergeming, ketiga temannya bahkan tak ada yang menoleh satu pun, jadi dengan berani Kimmy pun melangkah mendekat lalu mendorong tubuh tinggi Mike, membuat Mike mengerang "Apa yang-" perkataan Mike terhenti saat melihat yang mendorongnya seorang wanita. "Kau tidak lihat, orang- orang di belakang sana sudah mengantri sejak tadi?" katanya dengan raut wajah kesal. "Dan kau dengan santai nya maju seolah orang- orang itu tidak ada." "Lalu, apa masalahmu?" tanya Mike dengan raut datarnya. "Kau harusnya mengantri dibelakang sana, dan biarkan kami lebih dulu." Mike menyeringai, "Apakah aku menerobos antrian?" tanya Mike pada orang- orang di sekitarnya. Kimmy mengerutkan keningnya lalu melihat sekitarnya, orang- orang itu menunduk seolah mereka tak melihat apapun. Kimmy tertegun lalu kembali menatap Mike "Kau lihat, sepertinya kau bermimpi, aku tak menerobos antrian," ucapnya sombong lalu mengambil makanan yang baru dia pesan. Kimmy merengut kesal lalu melihat sekitarnya "Kenapa kalian tidak bicara!" serunya kesal. "Kau yang seharusnya diam, mereka bukan orang- orang yang bisa kau lawan," ucap salah seorang di antara mereka dengan menunduk. Kimmy mengerti sekarang, jadi karena mereka takut, jadi tak ada yang berani bicara. Mike mengingat pertemuan pertama mereka, saat gadis itu menatapnya benci pertama kali. Mike akui sikap angkuhnya hanya salah satu kenakalannya di masa remaja. Dan sejak itu Kimmy selalu menatap tak suka pada Mike dan ketiga temannya. Mike tersenyum saat mengingat raut wajah kesal Kimmy saat itu dan hari- hari setelahnya. Mike kembali menyusuri ruang demi ruang yang ada di kampus, untuk terus mengingat keberadaan dan interaksinya dengan Kimmy semasa kuliahnya, hingga mereka sempat menjadi sepasang kekasih dalam waktu singkat. Meski hanya pura- pura, tapi kini Mike merindukan saat- saat itu. "Mike ayo acara kelulusannya akan segera dimulai," ajak Carl dan Darren, mereka tampak tampan dan keren dengan stelan jas melekat, juga rambut klimis sudah persis seperti eksekutif muda. Mike mengangguk lalu melangkah mengikuti Darren dan Carl, tiba di aula sudah ada Josh yang juga nampak gagah dan keren, pemuda itu nampak cengengesan, membuat Mike, Carl dan Darren memutar matanya malas. Di kursi tamu sudah ada keluarganya, Mommy, Daddy, Calvin dan Marina juga Karina dengan bayi berumur dua tahun di tangannya, kakak keduanya itu memang jarang datang karena tinggal di Indonesia mengikuti suaminya. Tapi, karena hari ini adalah hari spesial bagi adik bungsunya, jadi dia pun menyempatkan untuk datang. Mike tersenyum tipis, lalu berjalan ke atas panggung setelah mengenakan jubah dan toga di kepalanya. Acara kelulusan itu menjadi kebahagiaan bagi seluruh pesertanya, namun mata Mike berpendar ke seluruh aula, dengan perasaan sedih, andai Kimmy ada di antara mereka, dia pasti bisa melihat senyum bahagianya saat menerima surat kelulusannya. "Apa yang akan kamu lakukan saat lulus nanti?" tanya Kimmy padanya. "Aku akan kembali kuliah untuk gelar masterku, lalu aku akan bekerja di perusahaan Daddy dan membantu kakakku." Kimmy mengangguk, "Kamu beruntung memiliki perusahaan," ucap Kimmy. "Lalu, kamu?" tanya Mike. "Aku akan melamar menjadi sekertarismu." Kimmy tertawa kecil. Meski Mike tahu Kimmy hanya bercanda, tapi Mike tahu Kimmy juga ingin memiliki jenjang karir yang bagus setelah lulus. "Dimana kamu Kimmy, apakah kamu juga sudah lulus," gumam Mike. Mike harap dimana pun Kimmy berada, Kimmy akan bahagia. "Im sorry, Kimmy." **** Waktu terus berganti dan berjalan. Detik menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari, hari menjadi minggu, minggu menjadi bulan dan bulan menjadi tahun. Dan kini sudah enam tahun berlalu sejak kelulusan Mike, yang artinya sudah hampir enam tahun sejak menghilangnya Kimmy. **** "Mich, Uncle Mike ada di bawah." Marina menaiki satu persatu tangga untuk menemui putranya. "Dimana Mom?" bocah itu muncul dari pintu kamarnya dan berlari ke arah tangga. "Eh, No!" Marina menghentikan langkah Michael. "What Mom?" "Jangan berlari di tangga, dan ingat saat tiba di kantor katakan pada Daddy, jangan pulang terlambat malam ini atau Mom akan menghukumnya!" Michael mengangguk "Tenang saja Mom, aku tidak akan lupa," katanya pasti. "Baiklah, hati- hati." Marina memegangi tangan Michael untuk menuruni tangga. "Aku sudah besar Mom, tak perlu pegangan," keluhnya. Marina terkekeh lucu "Ya, Mom tahu, Mom hanya khawatir." Di bawah tangga Mike memperhatikan interaksi antara Marina dan Michael keponakannya, sikap Marina yang lembut dan penuh perhatian membuat Mike kagum. Mike nampak tampan dan formal dengan stelan kerjanya, saat ini dia menjabat sebagai wakil ceo, atau wakil Calvin sang kakak, tepatnya sejak tiga tahun lalu, persis seperti yang dia katakan pada Kimmy enam tahun lalu. "Hello Uncle," sapa Michael. "Hello Boy." Mike mengangkat tangannya agak tinggi dari Michael hingga Michael harus melompat agar bisa melakukan high five dengannya. "Kau sungguh ingin ikut?" tanya Mike. Michael mengangguk "Ya." "Kau yakin tidak akan bosan? kami akan ada rapat," ucap Mike. Dia datang untuk mengambil berkas Calvin yang tertinggal, tapi Marina bilang jika Michael ingin ikut. Michael menggeleng "Tidak, aku juga harus memastikan Daddy tidak pulang terlambat karena kami punya janji." Mike mengangguk "Okay, lets go." Mike beralih ke Marina "Aku pergi dulu, Calvin pasti menungguku." "Ya, hati- hatilah." Marina mengikuti langkah keduanya hingga Mike dan Michael memasuki mobil dan pergi dari pelataran rumah. Begitu tiba di kantor, tentu saja keduanya menjadi pusat perhatian, tak hanya Mike yang tampan dan menjabat sebagai wakil CEO, tapi pria itu menggandeng Michael yang tak kalah tampan dan menggemaskan. Meski mereka tak asing melihat bocah itu, sebab dia memang sering belkeliaran di kantor itu, tapi tetap saja seolah tak bosan mereka terus memperhatikan raut itu Memasuki lift khusus hingga Mike dan Michael tak perlu menunggu bersama karyawan lainnya, menekan tombol di angka 26 dan menunggu hingga pintu tertutup, namun saat beberapa senti lagi pintu akan tertutup seseorang berteriak "Berhenti!" dan Calvin menekan tombol hingga pintu kembali terbuka. Seorang wanita masuk dengan terengah "Maafkan ketidak sopananku, tapi aku di tunggu atasanku, dan ini darurat." pasalnya si wanita tahu bahwa lift ini adalah lift khusus para petinggi perusahaan. Dia bahkan langsung menundukkan wajahnya karena merasa sudah lancang masuk ke lift yang tak seharusnya, tapi mau bagaimana lagi, dia sudah di tunggu atasannya yang akan melakukan rapat dengan pemilik perusahaan tersebut. "Tidak masalah aunty." wanita yang masih berusaha menormalkan jantungnya itu menunduk, dan menemukan seorang anak kecil tampan. Wanita itu tersenyum, namun tatapannya tertuju pada tautan tangan sang bocah lalu matanya mendongak untuk menemukan si pemilik tangan besar yang menggenggam tangan mungil itu. Wanita itu tertegun saat melihat siapa pemilik tangan besar tersebut, begitupun dengan Mike. Pria itu bahkan masih mematung saat si wanita telah menegakkan tubuhnya dan menormalkan wajahnya. "Kimmy?" ucapnya dengan terkejut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN