Riana menatap tidak percaya ke arah Jaka yang dengan seenaknya saja mengaku sebagai kekasihnya, sepertinya bosnya itu mengalami amnesia. Lupa, kalau ia pernah bilang tidak akan menjadikan Riana sebagai kekasihnya. Dena dengan cepat melepas tangan Jaka yang mencekal lengannya. “Saya tidak kenal kamu dan sebaiknya kamu pergi saja dari sini. Ini urusan antara saya dengan Riana.” kata Dena emosi. Jaka menatap dingin Dena dan berkata, “Sepertinya telingamu perlu dibersihkan, biar kamu tidak salah mendengar apa yang kukatakan.” Dena mendengus ke arah Jaka, “Aku tidak memerlukan penjelasanmu.” Dena kemudian berjalan dan dengan sengaja menyenggol pundak Jaka yang dilewatinya. “Ternyata cantik-cantik, rambutnya menusuk, seperti duri nenas.” sindir Jaka yang merasa kesal, karena kibasan rambut D