---
Selamat membaca.
----
Kamu anggap aku apa? Mainan? Atau barang yang bisa kamu tinggalkan sesuka hatimu? atau disaat kamu bosan? Hingga beribu tetes air mata yang kutumpahkan untukmu sama sekali tidak ada artinya bagimu.
----
Apa pun yang dikerjakan oleh seorang Andrean Hanif memang selalu menjadi pembincangan hangat di sekolah, Andre seolah menjadi kabar berita yang paling ditunggu-tunggu. Dari perlakuannya kepada Aluna yang dikenal hanya menjadi sahabatnya, sampai perlakuannya kepada para siswa dan siswi, adik kelas mau pun kakak kelas memang selalu tersebar kemana pun, bahkan sampai ke lubang semut sekali pun.
Danton kebanggan SMA Merah Putih yang baru saja dilantik ini memang memeiliki aura yang luar biasa, padahal Aluna sendiri bingung, Aura yang dipancarkan Andre itu apa? Hingga membuat beberapa wanita selalu mengidolakannya, bahkan tidak jarang sekali Aluna melihat Andre mendapatkan hadiah dari kakak kelas atau adik kelas mereka, dan Andre memang selalu menerima itu semua, tanpa mau tahu Aluna cemburu atau tidak dengan kelakuannya itu, tanpa mau tahu apakah Aluna suka atau tidak dengan kelakuannya itu, kata Andre sayang kalau tidak diterima, selain itu Andre mengatakan bahwa ia harus selalu menghargai pemberian orang lain karena bisa saja kan dalam pemberian yang diberikan kepadanya itu ada sebuah harapan dan usaha yang disimpan oleh sang pemberi itu, tidak hanya disitu, Andre merasa paham kalau pemberian orang kepadanya tidak ia terima, maka orang yang berniat memberi itu pasti merasa tersinggung atau sedih, atau lebih parahnya akan marah kepada Andre, dan menganggap Andre sombong, oleh karena itu Andre tidak mau dianggap seperti itu dan menyakiti orang lain, terlalu bulshit memang, tapi selagi bisa Andre hanya ingin menjaga perasaan orang lain kepadanya.
Andre itu memiliki kulit berwarna coklat, tapi bersih, tidak ada bekas luka yang membuat merusak pemandangan, rambutnya juga agak cepak, ciri-ciri murid yang taat dengan peraturan karena SMA Benua memang tidak memperbolehkan siswanya berambut gondrong atau tidak rapi, tapi di belakang itu nakalnya minta ampun, kelakuan Andre sebenarnya benar-benar tidak bisa ditebak, ya, Andre yang telihat baik itu hanya topeng, ada sisi Andre yang teramat nakal dan disembunyikan oleh dirinya sendiri, hanya dirinya yang tahu.
Aluna hanya diam saat berjalan di sepanjang koridor, sedangkan Andre benar-benar menampilkan senyumnya, melemparkan ucapan selamat pagi, dan sapaan kepada orang yang sebenarnya tidak semuanya Andre kenali, Aluna yakin itu. "Senyum dong Al, cemburu ya?" Goda Andre saat ia melihat raut wajah Aluna, sangat-sangat datar, sama seperti biasanya sih, mana pernah Aluna saat berjalan dengannya tersenyum dengan ramah? Sangat jarang sekali sebenarnya.
Aluan diam, lalu menggelengkan kepala, cemburu? Untuk apa dia cemburu hanya karena Andre melemparkan senyum dan sapaan kepada orang yang bahkan Andre tidak tahu namanya, Aluna tahu Andre melakukan itu hanya sebagai formalitas, formalitas agar Andre tetap di cap ‘anak baik-baik.’ "Enggak, aku cuman heran, kenapa saat kamu ngelempar senyum kepada adik-adik kelas atau kakak-kakak kelas itu, mereka jadi bahagia kayak dapat uang seratus juta gitu," tanya Aluna saat mereka baru saja tiba di depan kelas XI Ipa I.
Andre tentu menghentikan langkahnya, ia memandang sedikit ke belakang, tepat di mana Aluna berdiri, karena mereka berjalan tidak benar-benar bersisian. "Ya, siapa yang enggak bahagia coba disenyumin cowok ganteng gini," bales Andre dengan alis yang bertautan, dan tersenyum lebar, kepercayaan diri laki-laki itu memang sudah kelewat batas.
Aluna tidak tahan untuk tidak mencubit lengan Andre yang terbalut jaket warna hitam itu, rasanya Andre harus disadarkan agar tidak terlalu percaya diri, karena semua kesempurnaan itu hanya milik yang di Atas, dan Andre benar-benar terlalu percaya diri saat ini. "Dih," balas Aluna seadanya setelah puas mencubit laki-laki itu.
Andre tersenyum lalu mengacak rambut Aluna, yang langsung disambut cie-cie oleh teman-teman di kelasnya karena mereka kini sudah masuk ke dalam kelasnya.
"Dih, kemarin aja bentak-bentakan, sekarang sudah sayang-sayangan lagi," olok Hari lalu beberapa murid yang ada di sana menganggukan kepala, membenarkan apa kata Hari, dan tak sedikit ada yang tertawa.
Jujur, Andre dan Aluna memang pasangan yang sangat sempurna di mata kebanyakan orang, ya bisa dibilang dengan pasangan yang goals, yang satu ganteng, yang satu cantik, yang satu petakilan, yang satu pendiam, tapi hanya satu kekurangan mereka, tidak mengakui semua gosip yang beredar, padahal kan mereka juga menginginkan Aluna dan Andre menjadi pasangan yang nyata, kalau mereka belum benar-benar menjadi pasangan, tapi kalau sudah sih ya enggak jadi masalah juga.
"Dih, apaan sih," balas Aluna dengan raut wajah yang ketus, menjawab apa yang dikatakan oleh Hari.
Hari tentu langsung diam, walau Aluna memang terkenal dengan galak, berbicaranya irit, dan tidak mudah bergaul, karena itulah teman Aluna hanya sedikit. "Dih, marah ya?" goda Hari yang ingin menyentuh wajah Aluna, dan Aluna langsung sigap dengan gerakan Hari, sedangkan Andre hanya tertawa melihat hal itu, ia tidak mau mengekang Aluna, hanya karena Aluna berstatus sebagai pacarnya, ia ingin membebaskan Aluna, untuk bisa berteman dengan siapa saja, dan bergaul dengan siapa saja.
"Enggak, ngapain marah," balas Aluna, lalu mengibaskan rambutnya memilih duduk di tempatnya daripada meladeni Hari yang pagi-pagi sudah mengatainya seperti ini.
***
Flash back on.
"Ada satu hal yang paling aku takuti dihubungan kita,” ucap Andre menjeda ucapannya, “saat aku mempuyai perasaan lebih, dan kamu tidak,” kata Andre dengan tiba-tiba melanjutkan.
Tentu Aluna mengerucutkan senyumannya yang sempat mengembang saat melihat ikan-ikan berwarna emas di dalam kolam pemilikan Andre, yang tepat berada di depannya. Aluna yang mendengar ucapan Andre itu langsung menoleh ke arah laki-laki itu, dan saat itu juga mata mereka bertemu, benar-benar bertemu. "Maksudnya apa Andre? Aku enggak ngerti," jawab Aluna singkat, masih dengan menatap bola mata yang hitam itu.
Iya, itu jawaban Aluna yang tersingkat pada waktu itu, berbeda dengan sekarang, mungkin sekarang jawaban seperti itu akan menjadi jawaban terpanjang yang Aluna lontarkan. Entah, kenapa Aluna yang sekarang, sangat berbeda dengan Aluna yang dulu.
"Aku, mau kita lebih dari, sahabat," jelas Andre.
Aluna semakin dibuat kaget dengan ucapan sahabatnya ini, iya sahabatnya sedari TK, sahabatnya sedari dalam perut, bahkan mereka lahir pun hanya beda satu minggu, Andre yang lahir ditanggal 12 Januari, dan Aluna yang lahir ditanggal 19 Januari, hari ini laki-laki itu mengatakan hal yang mengerikan, lebih dari itu, padahal suasana mereka masih terasa aneh, ini tepat satu bulan saat semuanya terjadi, saat hal yang mengguncang mereka terjadi, dan Andre kembali mengkagetkan Aluna dengan ucapannya itu.
"Apa sih Andre aneh ih, kamu ngigo? Kamu kecapean kali habis MOS tadi," jawab Aluna sumbang. Jujur ia sangat bahagia karena Andre saat ini sedang menyatakan perasaannya, ya Aluna tahu, Aluna mengerti dengan apa yang dikatakan laki-laki itu tadi, tapi Aluna tidak mau terburu-buru, bisa saja rasa cinta yang Andre katakan hanyalah rasa sayang atas nama persahabatan yang selama ini mereka jalani, bisa saja rasa cinta yang Andre katakan hanya rasa nyaman dan tidak ingin berpisah, karena ia dan Andre adalah sepasang sahabat yang kemana-mana selalu bersama, bisa saja kan kalau Andre salah menanggapi semuanya, dan menginginkan Aluna benar-benar ia miliki seutuhnya? Padahal ternyata perasaan Andre tidak seperti itu, padahal Andre hanya menyayangi Aluna sebagai sahabat, dan itu adalah hal yang Aluna hindari untuk saat ini, ia tidak ingin kehilangan laki-laki itu dengan apa yang terjadi pada mereka nantinya.
"Enggak Aluna," balas Andre cepat. "Aku serius," ucap Andre lagi.
Jujur saja, detik itu Aluna ingin sekali berteriak, apa tadi yang dikatakan Andre? Dia suka Aluna? Ya ampun, perkataan itu sudah sangat Aluna tunggu sebenarnya, sedari dulu, ya benar, perkataan itu yang Aluna ingin dengar dari laki-laki itu, karena tidak bisa dipungkiri juga bahwa dirinya menginginkan laki-laki itu, bahwa dirinya juga menyukai Andre. "Gimana ya Ndre, aku takut kalau kita lebih dari sahabat, dan putus gitu aja, aku takut kita enggak bisa sahabatan lagi, aku enggak mau kehilangan kamu, setelah aku kehilang Aljeno, aku enggak mau kehilangan kamu juga." Aluna berucap tanpa takut, satu bulan yang lalu, tepat satu bulan lalu ia kehilangan Aljeno, hingga detik ini ia sama sekali tidak pernah mendengar kabar dari sahabatnya itu lagi, dan ia juga tidak akan membiarkan Andre pergi darinya, sama seperti Aljeno yang meninggalkan dirinya.
Andre menatap langit yang entah kenapa malam ini tidak menaburkan bintang seperti biasanya, Andre juga menakutkan hal sama yang ditakutkan oleh Aluna tadi, apa kabar hubungannya dengan Aluna kalau nanti mereka akan putus, oke kalau mereka berpisah dengan baik-baik dan bisa berteman seperti semula, tapi kalau hubungan mereka retak, dan hancur lalu mereka berpisah begitu saja, bagaimana, bagaimana dirinya bisa hidup tanpa perempuan itu? dan tentang Aljeno, apa yang dikatakan Aluna tadi memang benar, kehilangan Aljeno juga membuat hatinya meringis, ia, merindukan sahabatnya itu, tidak bisa dipungkiri, kehilangan Aljeno juga membuatnya sedih, Aljeno sudah seperti saudara bagi Andre, statusnya sama dengan Aluna, sahabat, bahkan lebih dari itu, Aljeno dan Aluna sudah sebagai anggota tubuh bagi Andre, dimana ada Aluna, dimana ada dirinya, disitu juga ada Aljeno, harusnya.
Tapi, nyatanya, hal yang menyakitkan itu membuat dirinya berpisaha dengan Aljeno, hal yang mengerikan itu membuat salah satu anggota tubuh Andre hilang, membuat hatinya remuk karena harus kehilangan sahabat tersayangnya.
"Kalau kita pacaran, kita janji saling membebaskan Al, kamu bisa bebeas dengan siapa saja, aku juga begitu, hingga nanti kita sama-sama yakin, kita akan kembali bersama, dan tidak akan terpisahkan."
Flash back off.
Semenjak kejadian satu tahun lewat lima hari itu sifat Aluna berubah menjdi seperti sekarang, irit ngomong, pemalu, dan tidak pernah bergaul lagi, itu semua semata-mata hanya karena Aluna ingin menjaga perasaan Andre yang sudah resmi menjadi kekasihnya. Aluna tahu semua yang dikatakan Andre itu hanyalah bulshit, mana ada seorang pacar, yang biasa saja melihat pacarnya dengan laki-laki lain, mungkin ada, dan Aluna tidak mau tahu itu, terpenting bagi Aluna, ia ingin menjaga hati Andre, sebisanya yang ia bisa.
"Al, ayo ke kantin," ajak Andre saat melihat Aluna malah tetap memfokuskan pandanganya ke arah depan, padahal dia sudah lapar sekali.
Aluna mendongkak, mata mereka bertemu lalu Aluna mulai berdiri, tapi perkataan Hari yang ada di depan kelas membuat langkah Aluna yang semula hendak berjalan ke luar kelas bersama Andre terhenti di tempat.
"Ndre, Andre," panggil Hari menoleh kepada Andre. "Ada Gresy, di depan cariin lo," katanya lagi.
----