“Aku harus cepat-cepat ganti nomer HP, kalau tidak, habislah aku,” gumam Nadya sambil berjalan meninggalkan hotel dan menuju counter HP.
Sementara Yongki bersama baby Kimmy, sudah kembali menuju pulang sehabis mengantarkan Dicka dan Reno. Namun di perjalanan, Yongki teringat sosok perempuan yang ketemu tadi malam. Dia penasaran kepada Nadya, setelah berpapasan tadi di area pertokoan dekat lampu merah.
“Kenapa dia ada di sekitar sini? Apa mungkin tempat tinggalnya di sekitar sini? Aku yakin itu pasti dia, orang masih berpakaian yang sama seperti tadi malam,” gumam Yongki dalam pikirannya.
Dan kemudian ia bertekad untuk mencari Nadya. Siapa tau masih berada di sekitar area pertokoan tadi. Namun sayangnya, hasilnya nihil. Yongki sudah mencari kemana-mana, namun tetap tidak menemukan gadis itu. Dan akhirnya lanjut menuju pulang ke rumah.
***
“Sudah sampai,” ucap Yongki.
Ia pun bergegas turun dari mobil sambil membawa baby Kimmy masuk ke dalam rumah. Kebetulan Kimmy masih energik, ia masih ingin bermain-main. Maka dari itu, rencananya Yongki akan mengajak Kimmy bermain di teras belakang rumah. Sambil membawa mainan edukatifnya Kimmy, dan beberapa makanan ringan yang ada di kulkas.
Kimmy pun kegirangan ketika melihat taman belakang yang sangat indah. Dia kebingungan mau menuju ke arah mana. Karena tamannya sangat luas.
Akhirnya Kimmy pun langsung merangkak menuju taman yang ada bunga-bunganya. Untungnya tidak terlalu jauh dari pengawasan Yongki. Sementara, Yongki mengeluarkan mainan Kimmy dari dalam kardus karena masih baru.
Kemudian dia ambil sebagian mainannya dan langsung memberikannya kepada Kimmy. Bayi lucu itupun kegirangan setelah menerima mainan itu.
Saat sedang asyik-asyiknya mengajak Kimmy bermain, tiba-tiba saja ponsel Yongki berdering dengan lantunan musik favoritnya yang syahdu. Dan langsung saja Yongki pun mengangkat ponselnya.
“Halo!"
“Ini aku Dicka."
“Oh, kirain siapa. Darimana kamu tau nomer ponsel ku? Kan belum tukeran nomer HP kita?” tanya yongki keheranan.
“Lah, masa kamu lupa! Kemarin kan kamu ngasih kartu nama ke pak polisi! Nah sekarang dia adalah atasannya aku,” jawab Dicka.
"Loh, tadi perasaan aku antar kamu bukan ke kantor polisi yang itu deh. Kenapa dia jadi atasan kamu? Kan beda kantor?" ucap Yongki keheranan.
"Iya, ternyata salah alamat, aku ingatnya di kantor cabang, ternyata di kantor pusat. Jadi aku naik taksi lagi menuju kantor polisi yang kemarin kita kunjungi itu," ujar Dicka.
“Oh bisa gitu ya? Oh iya, aku hampir saja lupa. Bagaimana? Apa ada info penting soal Kimmy?” tanya Yongki.
“Iya, jadi gini, menurut hasil pencarianku, perempuan yang meningal itu, sebenarnya belum menikah."
“Lah, terus Kimmy anaknya siapa dong? Kenapa wanita itu bisa membawanya pergi?” ucap Yongki membelalakkan matanya.
“Entah lah aku akan mengeceknya lagi."
“oke lah kalau begitu makasih ya."
“oke!"
Mereka pun menutup teleponnya masing-masing. Sementara tanpa disadari Yongki, Kimmy sudah berada jauh dari pengawasannya. Ia sudah berada di dekat kolam ikan. Sontak saja Yongki pun kaget dan langsung lari menghampirinya.
“Ya ampun Kimmy! Ngapain disitu? Bikin kaget aja deh,” ucap Yongki sambil mengangkat Kimmy dan menciumnya.
Kimmy pun tertawa lepas. Lalu mereka pun segera ke teras lagi untuk bermain dengan mainan barunya Kimmy. Mainan edukatif Yang menyenangkan, yang dipilih oleh Nadya pada saat bertemu di rest area.
Ada berbagai macam mainan. mulai dari peralatan masak masakan,lego,boneka dll. Tapi anehnya yang anteng malah Yongki. Sedangkan Kimmy, merangkak lagi menuju ke dalam rumah. Dia menuju toilet sambil membawa mainan yang berbentuk cangkir. Entah apa yang di pikirannya. Dia malah menuju WC duduk dan langsung mengambil air dari situ.
Sementara, Yongki malah asyik mengotak-atik mainan edukatif nya Kimmy, beberapa menit kemudian Yongki pun tersadar lagi.
“Kimmy! Ya ampun kemana lagi tuh anak!"
Tidak lama kemudian, Kimmy pun muncul sambil merangkak. Tangan satunya sambil membawa cangkir mainannya.
“Oalah, Kimmy habis dari mana Sayang?"
Kimmy pun segera memberikan cangkir itu kepada Yongki dan menyuruhnya untuk diminum.
“Ini buat aku?" tanya Yongki mengernyitkan alisnya. Namun, Kimmy tidak menjawabnya. Ia malah menyengir seakan hal yang ia lakukan sangat menyenangkan nya.
"Wah, Kimmy pintar sekali! makasih Sayang!” kata Yongki sumringah.
Kemudian Yongki pun meminumnya. Dan rasanya sangat aneh. Bagaimana tidak, itu air dari WC duduk yang dibawakan oleh Kimmy.
Yongki pun melanjutkan permainannya untuk merangkai dan mengotak-atik mainan Kimmy. Sementara, Kimmy malah kembali lagi menuju ke toilet. Saking lamanya Kimmy tak kunjung nongol, Yongki pun akhirnya penasaran.
Ia langsung mengikuti Kimmy dari belakang. Dan ternyata setelah mengetahui apa yang di lakukan Kimmy tadi, Yongki pun langsung terkejut. ia merasakan eneg di mulutnya sekaligus mual-mual.
"Jadi, tadi kamu ngambil air dari sini Sayang?" tanya Yongki kaget.
Hoek!
“Sungguh terlalu! Bisa-bisanya aku dikerjain sama seorang bayi,” ucap Yongki kesal.
Dengan wajah memerah, memendam kemarahan, Yongki hanya bisa terdiam. Ia tidak bisa marah sama anak kecil apalagi Kimmy yang masih bayi.
Jangankan marah untuk orang lain, untuk keluarganya saja ia tidak pernah. Ia dididik dengan bergelimang kasih Sayang.
Semua orang terdekatnya sangat menyayanginya. Orang tuanya sangat mementingkan persaudaraan dan kasih sayang yang utuh. Apalagi ia hanya seorang anak tunggal, tidak heran orang tuanya begitu menyayanginya.
“Sudah yuk, sekalian mandi ya. Habis itu makan! dan setelah itu langsung tidur,” sahut Yongki kepada Kimmy. Namun Kimmy malah geleng-geleng kepala tanda tidak setuju.
“Ah, pokoknya mandi,” ucap Yongki sambil menggelitik badannya Kimmy yang gembul.
Dan ternyata setelah masuk bak mandi, Kimmy malah kegirangan. Dia keasyikan sampai-sampai tidak mau beranjak dari bak mandi. Kalo diangkat malah nangis.
" Ya sudah, apa boleh buat berendam lah sesuka hatimu, Sayang!" ucap Yongki.
Sementara Yongki mengawasi Kimmy sambil duduk. Ia menatap Kimmy yang sedang mandi riang, pikirannya kemana-mana. Entah harus gembira atau sedih. Kenapa ada yang tega meninggalkan bayi sepintar ini apalagi bayi montok lucu dan menggemaskan.
“Kalo aku jadi orang tuanya, aku tidak akan pernah meninggalkan bayi sepertimu sampai kapan pun,” ucap Yongki dalam hatinya.
“Aku akan membahagiakanmu Sayang, siapapun orang tuamu aku akan tetap menjagamu,”
Sudah hampir lamanya Kimmy berendam di bak mandi, dia masih saja energik. Tapi tetap Yongki memaksa Kimmy untuk segera beranjak dari bak mandi itu. Karena tidak baik bagi tubuh seorang bayi jika berlama-lama berendam di dalam air, takutnya masuk angin.
Kimmy pun menangis. Akan tetapi, Yongki punya senjata jitu agar Kimmy berhenti menangis. Ia bawakan boneka lucu yang membuat Kimmy senang. Dan akhirnya setelah mendapatkan boneka itu, Kimmy pun tertawa lagi.
Maka dari itu, langsung saja Yongki mendandani Kimmy dengan baju yang lucu- lucu sesuai seperti auranya baby Kimmy. Memang, baju yang dipilihkan Nadya pada saat di toko rest area sangat lucu-lucu dan bagus. Nadya memang pintar memilihkan nya.
Setelah itu, mereka pun segera menuju ruang makan untuk makan siang. Sementara Yongki sedang menyiapkan makanan untuk Kimmy, tiba-tiba Kimmy kabur lagi entah kemana dia.
Sontak saja hal ini membuat Yongki kaget lagi dan was-was. Ia pun langsung segera mencari Kimmy ke tiap sudut ruangan.
“Kemana lagi dia? main kabur-kabur aja,” gumam Yongki.
“Kimmy!"
Sementara Kimmy mendengar teriakan Yongki namun, ia belum bisa berbicara. Jadi hanya bisa mendengarkannya saja.
“Kimmy!"
“Sayang! Kamu dimana Nak,” teriak Yongki dengan cemas. Ia mencari kesana-kemari namun tetap tidak menemukan keberadaan Kimmy.
Bersambung