Kebusukan [3-G]

1090 Kata
Perasaan rendah diri dan merasa terkhianati adalah perasaan yang mengisi relung pikirannya semenjak ia mulai dapat mengingat. Ini sudah bulan kedua semenjak ia menjadi pelajar Shihara Gakuen. Semua tampak bahagia dan damai. Kedua sahabatnya masih ada. Yang tidak suka juga masih ada. Tapi kenapa? Rasanya ada yang kurang. Tak ada yang memusingkan perubahan instan warna rambutnya. Malah beberapa anak bilang tampilannya makin kece. Tapi tetap saja, perasaannya tak bisa dibilang tenang. Sikap Kanbara padanya berubah. Ia tak ingat sudah berapa lama ini berjalan. Rasanya ada yang ia lupakan dari Kanbara. Duuk! Shun menyudutkan tubuh Kanbara di dinding. Berlokasi di taman samping sekolah yang asri. Rupanya bukan hanya Bayu yang menyadari keanehan itu. “Apa yang sudah kau lakukan pada Bayu?” Kanbara menundukkan wajah dengan raut lemas. Demi Tuhan ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencegah terjadinya hal itu. Jinzou mengetahui anomali yang Bayu alami saat pertama menunggangi Innovator. Dengan penyelidikannya, ia menemukan parasit Calmanac Barbara dalam pembuluh Calc. Bayu. Pabriknya kekurangan sumber daya saking menggunungnya permintaan s*****a dari berbagai negara. Dengan pengetahuan itulah, Shinosaki Steel melakukan upaya untuk menyedot seluruh Calmanac Bayu. Calmanac-nya ditampung dalam suatu power supply raksasa. “Kau pasti bercanda.” Shun menatap Kanbara tak percaya. “Bukankah seharusnya ia overdose?” tanyanya. “Tiap Sar memiliki tipe Calmanac Barbara berbeda. Ini hanya asumsiku, aku pikir Bayu merupakan tipe unlimited.” “Kau pikir? Ayahmu belum menyadari soal ini?” tanya Shun memperjelas. Kanbara menggelengkan kepala. “Ia dan Calmanac-nya merupakan diri yang berbeda. Jika kita akan overdose jika kehabisan Calc., ia bisa terus bertahan. Semacam hantu yang nyawanya sudah tak ada tapi bisa tetap eksis.” “Apa maksudmu bukan Calmanac-nya tak akan pernah habis? Jinzou sama pasti berniat mengeksploitasi Bayu sebagai sumber daya tanpa akhir. Mungkin sekarang ia kehabisan Calc.. Tapi akan lahir lagi.” Kanbara tetap berkeras. Tak ada dusta yang ia ucapkan. “Ayahku sudah mencabut pembuluh Calc. Bayu. Efeknya, ia mengalami hilang ingatan soal pembedahan itu. Dan rambutnya kembali seperti saat belum mendapatkan Calmanac Barbara.” “Apa yang mungkin terjadi setelah itu semua?” tanya Shun. “Ia masih bertahan karena Calmanac Barbara bernama unlimited. Bukan lantas ia takkan kehabisan Calc.. Setelah sisa Calmanac dalam tubuhnya berhenti berotasi, pikirannya akan tereset dan ia akan melupakan semua hal dalam hidupnya,” terang Kanbara. Human doll. “Aku belum tahu lebih kecuali itu,” tambah Kanbara lagi. Shun langsung merangkul salah satu pundak Kanbara. Wajahnya tersenyum optimis dan tak ada kekhawatiran akan masa depan. “Daripada memikirkan yang tidak-tidak, lebih baik pikirkan cara menanggulanginya.” ... Ketiganya di taman makan siang sekolah. Dinamai begitu karena tempat ini memang favorit untuk makan siang. Letaknya di sisi sebelah kanan sekolah. Menghadap langsung ke sungai buatan keluarga Shihara, sungai Amakagahara. Bayu memandang aliran sungai itu sedikit tak percaya. Kalau di negaranya, sedang makan lihat sungai yang ada mules. Di tengah perang dunia begini bisa-bisanya ada sungai yang membuat orang yang menatapnya jadi semangat. Alasan pembuatan sungai itu demi kelancaran sistem drainase. Sungai di luar Fair Fire Wall kebanyakan sudah dipakai perang. Isinya pun bukan hanya air. OAB dibuat untuk melestarikan pengetahuan anak-cucu manusia. Di Jakarta dulu, ia tinggal di pemukiman biasa.Tak pernah terbayang bisa menyaksikan kehidupan dalam dinding yang mencakup wilayah segitiga emas Jakarta dan sekitarnya. Meskipun Tuhan mengocok dadu sekalipun, dimatanya Tuhan tetap baik. Tuhan hanya jahat di mata orang yang tak bisa bersyukur. “Objek Alam Buatan didirikan untuk menjadi contoh bagi tunas bangsa. Kita nggak mungkin biarin mereka berasumsi kalau sungai itu airnya warna merah,” jelas Kanbara menangkap kebingungan Bayu. “Manusia yang tinggal dalam dinding jelas beruntung sekali. Bagaimana dengan yang tidak?” “Mereka akan dipaksa menyelesaikan perang. Saat itu orang dewasa akan berkata, inilah alam yang sesungguhnya.” “Iya juga. Orang yang hidup di luar dinding dipaksa mengikuti wajib militer. Bahkan ketika mereka belum mengerti apa pun.” “Jadi kau juga begitu?” “Kalau aku sengaja menjual diri sebagai b***k militer. Hargaku waktu itu cukup mahal, lho.” “Menjual diri bagaimana? Kau jadi pemuas nafsu tentara-tentara yang kalah perang?” “YA ENGGAK KALI!!!” Duakk. Tanpa ragu Bayu menghantam kepala Kanbara. Ia lupa diri saking santainya sikap Kanbara padanya. “Sorry. b***k militer itu maksudnya warga sipil yang ikut berperang sebagai prajurit dengan mendapat suatu kompensasi dari militer.” Anak biasa yang mengikuti wajib militer tak boleh ikut perang sebelum usianya tujuh belas tahun. Sementara Bayu, ia menjual dirinya sendiri pada militer sehingga diperbolehkan masuk ke medan perang sebelum itu. “Waktu itu umurku masih sepuluh tahun. Aku paling muda di kesatuan. Badanku sampai encok sana-sini mengikuti latihan mereka.” “Kenapa Bayu kun sampai menjual diri? Saat itu harusnya perang belum dimulai.” “Wohoho, aku ini pintar. Otakku harganya kira-kira sama dengan seribu kapal tempur.” “Menurutku manusia itu tak ada harganya. Nyawa kan dibayar nyawa.” “Sekarang sudah tak begitu, Kanbara kun. Orang akan melakukan apa pun untuk uang. Dan keselamatan orang yang berharga baginya.” Shun tengah berlari tergopoh-gopoh menuju tempat mereka tengah bersantai menghadap sungai. Ia sudah muak mendengar kerumunan siswi yang mengagungkan kekerenan rambut hitam Bayu. Sebelum istirahat mereka sepakat jan ken pon (gunting batu kertas) untuk memilih seseorang yang bertugas menghalau penggemar Bayu. Sementara Bayu dan seorang lagi makan siang. “Aku sudah nggak tahan! Hadepin sendiri sono cewek-cewek itu. Aku mau makan,” omel Shun sambil membuka kotak bekalnya. “Kalau Shun di sini juga, kita nggak perlu takut lagi sama mereka.” Shun langsung menusukkan ujung sumpitnya ke lubang hidung Kanbara. “Terus ngapain kau suruh aku, heh?” “Keluarga Shihara adalah pemilik kota ini,” terang Kanbara, “Kotomori Shihara, anak pendiri Shihara Gakuen adalah landlord yang mewarisi sebagian besar tanah kota Saitama dari tiga generasi keluarga berbeda.” “Terus apa hubungannya sama keluarga Shinosaki?” “Bisa dibilang yang kedua terkaya dalam jajaran keluarga bintang kota ini. Itu juga kenapa kami dijodohkan. Touki chan manis bangett...” Kanbara jadi tersipu sendiri. Bayu mengayunkan tangannya di udara. “Alaah, jauh lebih cake juga pacarku.” Dziing! Kanbara dan Shun yang lagi makan langsung memicing ke arah Bayu. Bayu punya pacar? Anak yang di otaknya cuma ada perang dan Innovator itu bisa pacaran? Mereka langsung menebak-nebak ciri cewek Bayu. Karena Bayu cinta militer dan Innovator, berarti pasti yang tak jauh dari itu. Apa jangan-jangan malah... Akako? Akako kan memang diketahui punya rasa pada Shun. Hmm, semua jadi makin membingungkan, tapi haris harus tetap berjalan seolah tak ada yang perlu dikhawatirkn walau pada kenyataannya tidak seperti itu.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN