Esok paginya, Udin berangkat ke sekolah dengan diantarkan oleh kakaknya, Maryam. Sebenarnya Udin belum diperbolehkan untuk banyak bergerak, akan tetapi Udin mengeras untuk tetap masuk ke sekolah. Udin beralasan bosen di rumah ada pak Tua, bikin ga mood aja.
Udin ke luar dari mobil dan berjalan dengan menggunakan tongkat, banyak temannya yang menatap kaget dengan penampilan baru Udin, tattoo dan anting. “Kenapa lihat-lihat!, belum pernah lihat orang pakai tattoo ya.” Seloroh Udin dan terus berjalan dengan penuh percaya diri.
Pak Sapto yang melihat Udin datang dengan menggunakan kruk dan penampilannya yang mirip preman pasar Tanah Abang. Baju ke luar, lengan baju digulung memperlihatkan tattoo dan juga anting-anting yang menghiasi telinga. Pak Sapto menghentikan langkah Udin dengan berseru
