Bab 145 Istri yang Tidak Romantis

1990 Kata
Arkan tidak main-main dengan ucapannya. Sang aktor mengunci Casilda di kamar mereka dan mencegahnya keluar sama sekali. “Kamu gila, Arkan! Kamu tidak bisa berbuat seperti ini kepadaku! Cepat lepaskan rantainya! Aku memang adalah budakmu, tapi tetap saja istrimu secara sah! Aku bukan hewan peliharaan!” teriak Casilda marah, menarik-narik rantai panjang dan tipis di salah satu kakinya. Sepertinya emosi Arkan sangat tidak stabil hingga memutuskan langsung merantai istrinya sendiri tanpa berpikir dua kali usai mereguk kemanisan tubuhnya beberapa menit lalu. “Suami sialan! Semoga saja kamu tertabrak mobil di perjalanan!” makinya dengan suara penuh amarah ke arah pintu di mana Arkan sibuk memilih beberapa aksesoris pria. Bagaikan badai yang mengamuk, Arkan yang telah berpakaian rapi dengan setelan kemeja biru pastel dan celana panjang hitam langsung berjalan keluar usai mendengar makian istrinya. Wajah tampan pria itu menggelap dingin, dan tatapannya seolah akan menelan Casilda bulat-bulat. Wanita berpakaian daster batik di depannya segera ditarik kerahnya, dan berbisik tajam di depannya. “Coba saja kamu katakan sekali lagi seperti tadi, aku pasti akan membuatmu dirantai tanpa busana di kamar ini!” Punggung Casilda menegang! Arkan tidak pernah bercanda dengan ucapannya, maka dengan cepat mendorongnya menjauh, kemudian meringkuk di sudut tempat tidur yang sangat jauh dari jarak sang suami. “PERGI! JANGAN SENTUH AKU! SUAMI BERENGSEK! TIDAK PUNYA HATI! TUKANG SELINGKUH!” Casilda berteriak kesal, duduk memunggungi Arkan sambil menutupi kedua telinganya kuat-kuat. Nadi di pelipis sang aktor berdenyut-denyut menahan kesabaran. Dia sudah melakukan banyak hal untuknya, kenapa wanita itu sama sekali tidak pernah menghargai usahanya? “Kalau kamu bersikap baik sekarang juga, dan menjadi istri yang penurut, aku bisa saja membuka rantainya, asalkan tidak keluar dari kamar ini tanpa izin dariku. Kalau kamu mengulang lagi kejadian saat itu, lihat apa yang akan aku siapkan untukmu jika berani melawanku lagi.” “DASAR SUAMI SUPER JAHAT! KALAU KAMU TIDAK MAU SIAPA PUN TAHU HUBUNGAN KITA, TIDAK PERLU MENAHANKU DI SINI! PULANGKAN SAJA AKU KE RUMAH ORANG TUAKU!” Kalimat terakhir Casilda bagaikan petir yang menyambar wajah Arkan! Apa? Dia minta cerai darinya? Berani sekali dia berkata begitu! Tangan kanan Arkan mengepal marah! “Kamu minta cerai? Teruslah bermimpi, Casilda! Kita tidak akan pernah bercerai sampai aku mati!” geram Arkan dengan wajah semakin gelap, kakinya sudah melangkah berat menuju wanita yang duduk memeluk kedua lututnya di lantai. Casilda baru menyadari ucapannya barusan, dan segera hawa dingin menggigit kulitnya, segera saja memucat sambil tergagap menjelaskan maksud hatinya, “ma-maksudku, mungkin sebaiknya aku tinggal di rumah lamaku saja. Kita tinggal terpisah sementara agar tidak ada yang curiga. Dengan begitu tidak akan ada yang tahu hubungan kita, kan? Bu-bukankah itu lebih aman?” Punggung Casilda semakin mundur, dan akhirnya membentur meja kecil di belakangnya. Dia tersudut menyedihkan bagaikan bola bulu jelek di lantai. Ucapannya itu tidak menghentikan sang suami, malah membuatnya berlutut dengan satu kaki di lantai seraya menjulurkan tangan kanan ke wajahnya. Casilda yang kaget berpikir akan mendapat sebuah tamparan, segera saja memejamkan mata takut. Tiga detik berlalu, Casilda segera membuka matanya linglung. Wajah tampan Arkan yang sedang merajuk sebal membesar di depan matanya, dan tangannya yang terjulur tadi ternyata sedang menekan pipi kanannya menggunakan telunjuknya. “Aku menyentuhmu. Kamu mau apa sekarang, hah? Menggigitku? Atau ingin mencekikku?” ujarnya pelan setengah berbisik. Tidak ada kemarahan di dalam kata-katanya, malah terdengar seperti membujuknya sambil mengejek ucapan Casilda barusan. Wanita di depannya mengerjapkan mata bingung, membuat Arkan kesal dan malu sendiri dengan reaksi yang tidak sesuai harapannya. “Sudahlah. Pokoknya kamu tidak boleh keluar dari kamar! Semua keperluanmu akan disediakan oleh para pelayan di sini. Tinggal pencet saja interkom di dinding sana itu. Paham? Kalau masih saja berani berbuat onar, aku akan memastikan adikmu yang menyebalkan itu menanggung semuanya.” Arkan berdiri sambil menaikkan dagunya arogan, bersedekap di dadanya dengan rasa percaya diri yang luar biasa. Casilda memucat, napasnya nyaris berhenti! “Arkan! Apa yang kamu lakukan? Aku bilang jangan seret orang lain di antara kita berdua!” Arkan mendengus remeh, memiringkan kepala hingga sosoknya yang tampan begitu tinggi menjulang di mata sang istri. Figurnya sangat indah dan juga begitu memikat dengan pesona arogan yang tidak ada tandingannya di dunia entertainment. “Tentu saja adikmu harus ikut dalam hal ini. Bukankah gara-gara dia yang menjadi alasanmu sampai rela jual diri? Bahkan dengan beraninya bermesraan dengan pria lain di luar sana sementara telah menjadi budakku?” Wanita di lantai menggeram marah! Kedua tangan mencengkeram kedua lututnya yang dipeluk, menatapnya benci! “Otakmu terlalu bodoh, ya? Sudah pikun duluan?! Kamu sendiri, kan, yang setuju dengan perjanjian kita! Aku bilang akan mengembalikan uangmu dalam seminggu! Aku hanya menyetujui kesepakatan kita berdua! Kamu juga yang malah menyuruhku untuk menjual diri tanpa ragu! JANGAN MEMOTONG PERKATAANKU, ARKAN QUINN EZRA YAMAZAKI!” teriak Casilda super marah di ujung kalimat. Wanita itu kemudian berlutut sambil menunjuknya kesal, mata melotot hebat, dan mengomelinya dengan menggertakkan gigi, “selain itu! Untuk apa kamu membeli rumah sewa kami?! Kamu pikir aku akan terharu? Kamu pikir bisa menambahkan hutangku hingga menembus langit dengan cara memberiku hadiah pernikahan agar terjebak selamanya bersamamu?! Aku tidak butuh! Aku tidak mau menerima pemberianmu! Siapa yang menyuruhmu membelinya? Tidak ada, kan? Tidak usah membantahku! Kamu membuatku jijik saja! Suami super duper licik! Aku pasti akan menemukan cara untuk membayar lunas semua hutang-hutang itu! Kamu tidak bisa mengurungku terus, lebih baik aku mati bunuh diri daripada harus menjadi tahanan pribadimu dan menjadi gila sendirian!” Arkan sangat kesal detik ini! Telinganya seperti mau meledak saja! Mata membesar dan memerah menahan gejolak emosi yang mulai mengisi dadanya! Beraninya dia menunjuknya sambil marah-marah, lalu mengancamnya untuk bunuh diri! Apa haknya melakukan hal itu? Raut wajah Arkan semakin gelap dan suram, membuat sosoknya yang berdiri tinggi menjulang terlihat sangat mengintimidasi. Aura marahnya bahkan sangat terasa oleh Casilda hingga membuatnya kesulitan bernapas, dan tanpa sadar wanita di lantai kembali menciut takut menatapnya. “Ka-ka-kamu mau apa? HEI! KAMU MAU APA? DASAR BINATANG BUAS! APA KAMU TIDAK CUKUP KENYANG HARI INI?!” Ratu Casilda Wijaya kaget setengah mati melihat Arkan sedang membuka ikat pinggangnya! Sangat hapal maksudnya apa! “Arkan! Kamu sungguh kelainan, ya? Apa kamu tidak takut mati kena serangan jantung, dan juga peradangan sendi?! Kamu tahu kalau terlalu sering melakukan hal seperti itu bisa memberikan masalah serius kepada tubuhmu sebagai seorang aktor dan model?!” Casilda menjelaskan semuanya dengan cepat, raut wajah semakin pucat dan ketakutan. Apa dia sungguh tidak punya batasan? Dia itu benar-benar monster, ya? Bagaimana bisa dalam sehari melakukannya seperti sedang makan kerupuk? Pria gila! Arkan mendengus mengejeknya dengan tatapan kecewa dan marah tertahan, “Ratu Casilda Wijaya, kamu pikir karena aku adalah seorang playboy maka akan melakukannya seperti minum air? Minum kapanpun aku haus dan bosan? Aku tidak serendah itu, istriku.” Kalimat terakhir jatuh dengan pembawaan muram, tatapan Arkan sedikit terluka tapi melintas hanya sebentar dan segera tergantikan oleh api amarah yang sudah mau meledak di sana! “Kamu sungguh istri yang mengecewakan, Casilda. Benar-benar tidak romantis,” sinisnya dingin, lalu membuang ikat pinggangnya ke lantai. Detik ketika wanita yang memucat bingung mengira akan ada kejadian menarik menimpanya, malah hanya bisa terbengong heran karena sang suami tiba-tiba berlutut kembali di depannya. Dia membuka cepat ikatan rantai di kakinya, dan berkata kesal, “ikat pinggangnya sangat jelek. Tidak ada koleksi yang bagus saat ini sesuai dengan musim yang sedang trending. Nanti malam temani aku pergi berbelanja. Awas kalau kamu kabur lagi. Adikmu tidak akan segan-segan akan aku patahkan kakinya seperti kaki ayam. Mengerti?” Kedua bahu Casilda melorot lesu, menatapnya bingung dengan keringat dingin sudah memenuhi wajahnya. Dia itu serius apa main-main, sih? Kenapa ucapannya kekanakan sekali? Sambil menghempaksan rantai ke lantai sambil mengomeli Casilda kesal, “masalah rumah itu, mau kamu terima atau tidak, itu bukan urusanku lagi. Tidak suka, ya, jual saja jika kamu berani mengecewakan kedua orang tuamu.” Kedua mata mereka saling tatap dengan sorot mata berbeda, Casilda berkaca-kaca menyedihkan dan syok, sementara Arkan menatapnya dengan mata dingin iblisnya seperti biasa. “Ingat, jangan keluar dari kamar ini jika tidak mau mendapat hal tidak menyenangkan dariku.” Arkan menyipitkan mata jengkel, memasang wajah cemberut meninggalkan Casilda yang terbengong parah. “A-Arkan! Tunggu! Tidak bisakah kamu mengembalikan ponselku? Aku bisa mati karena bosan jika tidak melakukan apa pun di kamar ini!” teriak Casilda cepat, berlutut menyandarkan tubuhnya di tepian tempat tidur, menatap penuh permohonan. Kegelapan memenuhi tubuh Arkan, menatapnya semakin sinis. “Kamu pikir aku bodoh? Tidak boleh memegang ponsel sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Kalau bosan kamu bisa menyalakan TV di sana. Ada 1000 siaran di dalamnya. Jika ingin menggunakan internet, ada laptop di laci di dekatmu. Di TV juga punya sambungan internet, bisa melakukan apa pun yang kamu mau. Jangan coba-coba mengakaliku untuk meminta bantuan kepada orang lain. Tunggu sampai aku kembali malam ini. Sesekali jadilah istri yang patuh dan penurut!” Selesai mengomeli Casilda dengan nada tajam dan dingin seperti seorang suami tiran yang sok perhatian, Arkan bergegas meraih keperluannya untuk segera meninggalkan kamar. “Nanti akan ada pelayan yang akan datang menyiapkan pakaian ganti untukmu. Mandi yang benar dan bersih, jangan berpenampilan norak seperti seorang pembantu. Tahu diri sedikit telah menikah denganku.” Kalimat sinis dan menyindir Arkan bagaikan anak panah yang ditembakkan bertubi-tubi di jantung Casilda, membuatnya hanya bisa mengerutkan kening kesal dan merapatkan bibir menahan kata-kata makian yang ingin dilontakan kepadanya. ‘Sabar, Casilda! Anggap saja dia adalah radio rusak! Tidak perlu membalasnya! Kalau membalasnya, kamu bisa dirantai lagi oleh anjing gila itu!’ batinnya dalam hati, di luar tampak tersenyum tulus yang dipaksakan sebaik mungkin, satu tangan melambai ke arah kepergiannya sambil menggangguk patuh. “Huft! Akhirnya dia pergi juga,” gumam Casilda lega, segera melempar tubuhnya ke atas kasur dan menatap langit-langit. ‘Dia mau ke mana dengan penampilan serapi itu? Apakah akan menemui tunangannya untuk minta maaf secara langsung gara-gara menghilang secara tiba-tiba di restoran itu? Tidak mungkin Arkan mengorbankan berlian hanya untuk gumpalan lemak sepertiku, kan? Dia itu adalah playboy nasional, menyentuh wanita sudah seperti menyentuh keset. Sekali pakai pasti tidak ada arti istimewa baginya. Jelas akan berbeda dengan tunangannya itu, kan?” batin Casilda lagi, tatapannya yang melamun semakin dalam dan entah sedang melihat apa di langit-langit. Bagian pribadinya di bawah sana masih terasa lecet dan perih, tapi yang menyedihkan adalah suaminya sama sekali tidak pernah melakukannya sampai akhir. Casilda memang tidak suka jika Arkan sampai menyentuhnya secara penuh, tapi di lubuk hatinya yang paling dalam, tentu saja sisi wanitanya dengan status sebagai istri merasa terhina dan rendah diri. Apakah kalau dia sungguh memohon kepadanya, maka Arkan akan melakukannya dengan layak? “Aish! Apa-apaan otakku ini? Mentang-mentang Arkan telah menyentuhmu berkali-kali, semua itu tidak ada artinya, Casilda! Berhenti berharap dan memikirkan semua hal aneh-aneh dan tidak masuk akal itu!” umpatnya kepada diri sendiri, menggelengkan kepala sambil menampar-nampar kedua pipinya berkali-kali. Dia tidak boleh bermimpi yang ketinggian jika tidak mau merasakan sakit sekali lagi! Sudah cukup Ethan mematahkan hatinya sampai menjadi seorang pecundang seperti sekarang! Casilda cukup lama melamun menatap langit-langit kamar untuk menata hatinya, kemudian segera bangun penuh tekad dan sangat bersemangat! Kedua lengan dasternya segera disingsingkan, wajah super serius! “Baiklah! Kita tidak punya pilihan lain selain menghadapi suami berengsek sepertinya! Kalau begitu, ayo cari tahu lebih banyak tentang suamimu, Casilda! Dia pasti punya kelemahan yang membuatnya tidak berdaya!” Wanita gemuk berdaster ini segera meraih kacamata di atas meja, dan dengan semangat meraih laptop yang dimaksud oleh Arkan. “Apa-apaan ini? Dia sedang mengejekku atau apa? Kalau ada passwordnya, kenapa tidak mengatakannya sejak tadi? Dasar tukang pamer dan pelit!” makinya jengkel, menutup keras laptop bermerk yang diyakininya bisa seharga belasan juta. Kesal karena laptop Arkan memiliki password dan gagal memasukkan tebakannya berkali-kali sampai terblokir, akhirnya beralih ke layar TV raksasa. Di depannya, Casilda melihat hasil pencarian dengan wajah tampan Arkan yang memesona memenuhi layar super besar dalam berbagai pose dan ekspresi. Semuanya terlihat menusuk mata! Membuat orang iri dan kagum di saat yang sama! Sesaat, wanita ini tertegun kaget dalam hati, wajah terbodoh linglung. Apakah pria di layar itu benar-benar adalah suaminya?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN