Bab 143 Aku akan Selalu Bersamamu

2062 Kata
*** WARNING: RATE 21 PLUS *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA! SEMUA INI HANYALAH IMAJINASI DAN KARANGAN AUTHOR. YANG J E L E K DAN BURUK, JANGAN DITIRU! MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA! ---------------------------------------------- Kegiatan gulat panas antara Casilda dan Arkan di ruangan VIP cukup berlangsung lama sampai Julian dan Ethan diam-diam merasakan kegelisahan di hati masing-masing. Apakah Casilda marah dan malu gara-gara kejadian di lorong sebelumnya? Kedua pria ini sangat gelisah karena wanita itu belum kembali juga, tapi berhubung ada Jasmin di ruangan itu, maka keduanya hanya bisa menunggu dengan sabar. “Ada apa? Kenapa kalian tidak lanjut makan?” tanya Jasmin polos. “Makanlah, Kak Jasmin. Tidak apa-apa,” balas Julian sembari tersenyum dipaksakan. Ethan diam saja. Pikirannya entah melayang ke mana. Tatapannya terus menatap isi meja. Sementara sumpit terus dimainkan di dalam mangkuk nasinya, setengah melamun dengan gaya dingin ala CEO elegan dan dewasa. Jasmin mengeryitkan kening, lalu mengedikkan bahu mengabaikan keanehan keduanya. Pertengkaran pria memang kadang sulit untuk dipahami oleh para wanita, bukan? Di sisi lain, Arkan yang sangat marah dan telah berhasil menangkap istrinya yang kabur, dan mendapati banyak hal mengejutkan dalam satu waktu, tentu saja tidak mau melepaskan Casilda! Pakaian wanita itu sudah berantakan parah di dalam keremangan. Sangat berantakan, dan sebagian lagi sudah robek di beberapa tempat. Keganasan Arkan dalam memberi hukuman selalu tidak main-main selama ini. Dengan posisi duduk bersandar di pintu geser yang telah dikunci, Arkan yang memeluk erat istrinya, masih sibuk menikmati bibir kecilnya meski wajah Casilda sudah memerah sayu dan tampak kepayahan hampir pingsan. Tangan kanan wanita itu hendak menarik lepas tangan Arkan yang sudah bermain sejak tadi di antara kedua pahanya yang ditahan terbuka. Sayangnya, Arkan selalu punya cara untuk membuatnya menyerah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan setiap kali Casilda akan tersedak oleh ciuman Arkan, sang aktor segera memberikan lebih banyak hukuman untuknya. Belum lagi jika teringat ada pria seperti Ethan yang berani menggoda dan mencium pipi istrinya tanpa tahu malu, membuat kecemburuannya semakin merajalela bagaikan api yang tengah membumihanguskan sebuah taman nasional. Menggila dan berkobar tanpa ada kesempatan untuk dihentikan. Casilda yang sudah lemas terduduk di lantai dalam pelukan Arkan, akhirnya menyerah melawan dominasinya yang seperti tidak ada habisnya itu. Apakah suaminya itu benar-benar monster? Kenapa dia begitu kuat dan tidak kenal lelah setiap kali menguasainya? Dia tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu. Entah apa yang dipikirkan oleh kedua pria itu yang sudah pasti menyadari kepergiannya terlalu lama di toilet. Jangan-jangan, mereka berpikir dirinya adalah seorang pengecut? Kabur setelah dipermalukan seperti itu? Sialan! Arkan benar-benar membuatnya kesulitan setiap saat! Lidah Arkan terus menginvasi mulut Casilda yang dipeluknya dari belakang, membuat wanita itu terpaksa bersandar di bahu sang suami seperti jelly yang tak bertenaga. Jika ada yang melihat keduanya, sudah pasti berpikir adegan tersebut sangat romantis dan liar di saat yang sama. Casilda mendesah, merasakan sesuatu yang hangat dan kental meleleh membanjirinya di bawah sana. “Kamu keluar lagi,” kekeh Arkan puas, menjilati bibirnya sendiri dengan nakal. Melirik Casilda yang memejamkan mata dengan kening ditautkan gelisah. Kedua tangan wanita itu memegang tangan Arkan yang sibuk berdansa di bawah sana, bermain-main di kolam renang kecil pribadinya. Kemarahan pria ini gara-gara aksi nekat Casilda, akhirnya terbalaskan dengan kepuasan yang didapatkannya sekarang. Jika saja Casilda tidak menurut dan patuh, mungkin dia akan mengamuk di restoran itu dan adu mulut dengan kedua pria tadi. Tidak peduli jika sampai semua orang tahu hubungan spesial mereka berdua. Wanita dalam pelukan sang aktor sedikit lagi pingsan karena kelelahan. Tubuhnya bahkan sudah terasa remuk dan pegal-pegal. Mulutnya juga seperti mau robek gara-gara sejak tadi Arkan tidak mau lepas darinya. Ternyata, menjadi alat pemuasnya begitu menyedihkan seperti ini. Dalam hati, Casilda yang terlalu lelah untuk protes, diam-diam menangis dan meratapi kebodohan cinta sepihaknya yang tidak memiliki muara sama sekali. Arkan yang melihat Casilda gemetar keenakan oleh jari-jarinya, akhirnya tersenyum lebar sangat senang. Bibirnya dengan cepat dikecup dalam, dan berbisik nakal, “kalau kamu patuh seperti hari ini, aku akan memanjakanmu seperti istri pada umumnya. Mengerti? Jangan coba-coba lari dariku lagi, Gendut. Dasar istri nakal.” Bibir Casilda merapat. Tidak bisa membalasnya. Terlalu lelah, terlalu mengantuk. Bahkan sekarang dia hanya bisa memejamkan mata sambil merasakan siksaan di bibir dan lembah pribadinya oleh kejahilan sang suami. Arkan mau memperlakukannya seperti istri pada umumnya? Konyol! Memang dia sanggup mengakuinya di depan umum, dan mengatakan kalau mereka adalah suami istri? Memangnya dia tega melukai hati tunangan tercintanya? Casilda hanya menelan ucapan manis Arkan dengan senyum pahit yang dipaksakan di sudut bibirnya. Kenapa tadi dia malah menggila di tubuh pria itu sampai lupa diri? Rasa sesal membungkus hati wanita ini, sangat perih dan menyayat hati. Dia tahu kalau Arkan hanya main-main dengan pernikahan mereka. Playboy sepertinya, mana bisa menghargai pasangan? Belum genap sebulan saja, dia sudah selingkuh dengan wanita lain di depan matanya! Berengsek! Super duper berengsek! “Aku suka hisapanmu sebelumnya. Lain kali lakukan lagi saat aku memintamu. Ok?” bisik Arkan manja dengan nada nakal dan seksi di telinga sang istri, memeluknya semakin erat penuh cinta sambil memainkan daun telinganya mesra. Arkan merasakan hatinya luluh dan lumer bagaikan es krim cair. Wajahnya merona cerah dan sangat tampan. Dia sama sekali tidak menduga kalau Casilda akan membalasnya seperti orang yang kesurupan parah. Detik wanita itu menguasainya begitu gila, Arkan takluk dan pasrah dengan sentuhan sang istri. Itulah sebabnya dia tidak bisa lepas seperti baru saja diberi lem super. Ratu Casilda Wijaya memang penuh lemak, tapi lemak-lemak di tubuhnya itu sungguh menggemaskan dan membuat sang aktor merasa sangat nyaman dan larut dalam pesonanya. Tidak disadari oleh pria itu kalau seleranya sekarang sudah bergeser! Dia sangat menyukai tubuh Casilda lebih daripada apa pun! Sementara Arkan masih terus mereguk kemanisan bibir dan tubuh istrinya, di balik pintu, terdengar suara Julian yang mulai mencari-cari sang manager. Terdengar sedikit marah dan cemas. “Casilda! Kamu di mana? Cepat kembali! Jangan bikin aku marah, ya! Benar-benar bikin malu saja di depan Kak Ethan! Casilda?!” Arkan yang masih sibuk menyatukan bibirnya dengan Casilda, segera menarik keluar lidahnya. Mengelap bibirnya dengan punggung tangan dengan gaya yang seksi dan nakal. “Ju-Julian...” bisik Casilda lemah, bulu matanya bergerak-gerak kecil hendak membuka mata susah payah. Setengah sadar mendengar Julian mulai mencari-carinya. “Kamu pikir aku akan membiarkanmu pergi bersamanya? Dasar istri durhaka!” geram Arkan berbisik rendah di telinga Casilda, lalu dengan mata menggelap mengerikan penuh kecemburuan, kembali menyatukan bibir mereka. Buas dan penuh damba dalam setiap sentuhannya. Sang aktor semakin menjadi-jadi begitu nama Casilda di luar mulai diteriakkan sedikit lebih keras, dan siapa pun bisa tahu dengan cepat kalau Julian mulai gelisah dan tidak sabaran untuk menemukan sang manager. Seolah-olah dia telah kehilangan wanita yang paling dicintainya. Arkan sangat marah! Apa haknya bersikap seperti itu kepada istrinya? Pria ini sangat kesal mengetahui fakta kalau saingannya menemukan mainan serunya, seketika saja memejamkan matanya erat-erat, dan menikmati bibir Casilda seperti orang yang sudah akan menyatu dengan tulang dan darahnya. Casilda megap-megap kesulitan bernapas. Rasanya dia bisa mati kapan saja dibuatnya! Suami sialan! Benar-benar tidak tahu malu! Belum cukup sampai di situ, ketika Julian berdiri membelakangi pintu ruangan di mana Arkan dan Casilda tepat sedang bermesraan di sana, Ethan datang dengan wajah lebih gelisah. Pucat dan menggelap suram. “Belum menemukannya juga?” “Iya. Mungkin si Gendut itu marah. Dia itu suka sekali bersikap aneh. Tolong jangan tersinggung, Kak Ethan. Aku akan memberinya pelajaran jika berhasil menemukannya.” “Berapa kali aku harus bilang? Casilda sama sekali tidak merayuku, Julian. Itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Berhenti bersikap kekanakan seperti ini.” “Lalu, Kak Ethan mau bilang kalau kakak yang menggodanya? Begitu? Jadi pria jangan terlalu baik, Kak! Apalagi untuk wanita seperti itu! Dia itu saking tidak lakunya, pasti haus perhatian dari pria mana pun! Aku yakin dia pasti sudah pulang duluan dan menangis seperti anak kecil manja! Baru begitu saja marah! Apa seperti itu sikap seorang manager seorang superstar?! Menyebalkan!” Arkan yang masih terus melakukan French Kish kepada Casilda di balik pintu, sangat marah mendengar istrinya dihina oleh Julian. Beraninya berkata begitu kepada Casilda! Tidak ada yang tahu kalau dulu Casilda adalah wanita yang sangat cantik dan seksi! Julian saja tidak bisa selevel dengannya! Tidak pantas berdiri di sisinya sekali pun! Siapa dia yang meremehkan istrinya?! Julian sialan! Dia tidak tahu betapa enak dan menyenangkan wanita dalam pelukannya sekarang! Dengan kemarahan yang memukul hatinya, dan juga kecemburuan yang melonjak tinggi, Arkan semakin gelap mata melahap bibir Casilda tanpa ampun dan semakin rakus saja. “Kamu dengar? Itu artinya Julian mengejekmu tidak laku di mata pria mana pun. Apa kamu senang dengan pria seperti itu? Casilda, kamu punya suami, bukan? Kamu tidak marah kepadanya? Masih mau menjadi manager dari pria seperti itu?” bisik Arkan manipulatif, tersenyum jahat sembari mendongakkan wajah sang istri ke arahnya. Tatapannya galak dan menakutkan penuh kelicikan di sana! “Aku... aku... aku sekarang telah menikah... aku bahkan memiliki suami yang diidamkan oleh seluruh wanita di negeri ini. Jahat sekali ucapannya... aku tidak seburuk itu meski hanya jadi alat pemuasmu, kan?” isak Casilda sakit hati, memejamkan mata hingga air matanya mulai menetes pelan. Casilda yang tengah meracau kecil dalam keadaan setengah sadar, membuat Arkan tersenyum puas dan jahat. Hatinya merasakan kemenangan hebat! Casilda adalah miliknya! Tidak ada yang boleh merebutnya dan menghinanya sesuka hati! “Benar. Kamu telah menikah dengan pria idaman seluruh wanita, lantas kenapa tidak menikmatinya? Balas aku, Casilda. Balas aku lebih daripada sebelumnya. Nikmati aku dan buat dirimu puas,” lanjut Arkan dengan senyum dinginnya, sorot mata terlihat jahat dan nakal penuh kegairahan yang berapi-api. Tangan Casilda tiba-tiba mencengkeram kuat tangan Arkan yang terus bermain di bawah sana. Kedua jari-jari mereka saling jalin menjalin, dan dengan arahan Arkan, Casilda berbalik sedikit agar meraih leher sang suami. Keduanya saling memeluk erat, semakin panas dan panas gara-gara dikompori oleh percakapan kedua orang di balik pintu itu yang masih saja saling berdebat. Arkan yang merasakan balasan Casilda telah menggila sekali lagi, langsung melupakan suara-suara di luar. Hatinya sangat senang! 'Apakah dia sangat marah mendengar ucapan Julian barusan? Pasti begitu! Heh! Siapa yang mau menyentuhnya selain aku? Pria bernama Ethan itu pasti hanya kasihan, makanya mencium pipi Casilda seperti kata Julian sebelumnya, bukan?' batin Arkan sombong. Tangan kiri sang istri kini meraba-raba cepat dadanya dengan penuh rasa putus asa, sangat nakal dan penuh damba, membuat dansa bibir mereka semakin mendebarkan jantung keduanya seolah menembusi langit lapis tujuh! Arkan segera saja membaringkan Casilda di sisinya, dan dengan sangat tidak sabaran menarik kedua kaki sang istri ke pinggangnya. Lidahnya menjilati bibirnya sendiri melihat hidangan lezat di lantai, mata berdenyar oleh rasa lapar menggelora! “Kamu adalah milikku, Casilda. Selamanya akan menjadi milikku,” desis Arkan posesif. Casilda yang sudah tidak berdaya, menatap pusing langit-langit ruangan dalam keremangan, dan segera saja tubuhnya ditimpa benda berat yang membuat napasnya sekali lagi direnggut dengan sangat kejam! Mata wanita ini dipejamkan kuat-kuat, merasakan sebuah pergerakan lembut di lembah pribadinya sekali lagi. Kedua anak manusia ini melanjutkan kesenangan mereka sampai benar-benar tidak peduli dengan apa pun di sekitarnya. Arkan menggila bagaikan orang kesurupan begitu sang istri memeluknya sangat erat, seolah-olah sangat takut kehilangan dirinya. Membuat hati sang aktor meleleh dan tersentuh. “Aku bersamamu, Casilda. Aku akan selalu bersamamu, istriku sayang... jangan dengarkan ucapan mereka di luar sana,” gumam Arkan dalam bisikan halusnya di telinga sang istri, terus memberikan kelembutannya sementara Casilda sudah terlalu pusing dan kepanasan, tidak bisa mendengarkan sama sekali kalimat penuh cinta tersebut untuknya. Arkan benar-benar mabuk kepayang di atas tubuh Casilda. Tidak pernah merasakan hal yang begitu menakjubkan seperti ini dari sekian banyaknya wanita yang pernah disentuhnya. Istri gendutnya itu membuat sang aktor tampan selalu menginginkannya lagi dan lagi. Seolah-olah Casilda tidak memiliki batas untuk dijelajahi dan diselami olehnya. Siapa sangka kalau melakukan hal ini dengan orang yang disukai, rasanya akan sangat nikmat berkali-kali lipat? “Aku mencintaimu, Casilda... aku sangat mencintaimu...” gumam Arkan lirih dan pasrah, ekspresinya seolah mau menangis oleh rasa putus asa, dan detik berikutnya jatuh lelah di sisi Casilda sembari mengecup sebelah keningnya dalam. Memeluknya kembali dengan sangat posesif dan mesra. Casilda sendiri sudah tertidur saking lelahnya. Semua kata-kata romantis dan penuh cinta dari sang suami terlewatkan begitu saja. Benar-benar sangat disayangkan! “Sialan! Ke mana si Gendut itu pergi?” gerutu Julian yang kini telah duduk di mobil pribadinya, rasa bersalah mulai menghinggapi hati sang superstar. “Kita ke apartemen, bos? Nona Casilda sudah pulang duluan, ya?” tanya sang supir penasaran. “KENAPA MASIH BERTANYA? CEPAT JALAN!” bentak Julian emosi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN