*** WARNING: RATE 21 PLUS ***
BIJAKLAH DALAM MEMBACA!
SEMUA INI HANYALAH IMAJINASI DAN KARANGAN AUTHOR.
YANG J E L E K DAN BURUK, JANGAN DITIRU!
MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA!
----------------------------------------------
“Ok! Ok! Bagus! Sangaaat baguuus! Sekali lagi, Arkan sang Top Star! Satu! Dua! Tiga! Okkkeehh!!!”
Fotografer berkumis tipis yang sempat berlutut memohon di depan Arkan, kini tampak bahagia berbunga-bunga mengambil foto sang aktor dalam mode seksi garang dan dinginnya.
Aktor tampan kita itu sekarang dalam balutan kemeja hitam berselimut mantel panjang yang mewah, elegan dan berkelas. Mirip seorang mafia elit dengan pembawaan seorang pangeran es. Rambut mediumnya bahkan dibuat formal dan elit, tapi masih ada kesan santai di sana.
“Baiklah! Model wanitanya akhirnya sudah tiba! Sekarang kalian berfoto berpasangan! Temanya adalah seksi, berbahaya, dan liar! Jadi, kalian berdua harus benar-benar terlihat dekat satu sama lain, seolah-olah akan terbakar oleh api cinta yang terpancar dari kedua bola mata kalian berdua yang saling tatap. Paham?”
“Berisik. Cepat lanjutkan saja bagian berikutnya. Jangan membuatku kesal lagi,” balas Arkan dingin, mengerutkan kening malas.
Usai berkata demikian, tiga karyawan wanita bergegas mendekatinya untuk persiapan pemotretan lainnya.
Semenjak Arkan kembali dan memutuskan untuk setuju melanjutkan sesi pemotretan mereka, semua orang yang ada di studio itu benar-benar takjub dan kagum akan perubahan mendadak luar biasa darinya.
Mereka tidak pernah melihat pria tampan itu mengubah keputusannya seperti itu!
Bukan hanya itu, pesona Arkan selama pemotretan kali ini naik menjadi berkali-kali lipat, dan setiap sekali kutip, semuanya langsung memberikan pose yang sangat seksi, nakal, dan sangat dewasa hingga membuat sang fotografer bingung mencari mana yang paling bagus.
Benar-benar sangat sempurna dari semua foto dalam hidupnya! Bahkan dari semua kerja samanya dengan Arkan sendiri, sesi foto hari ini bagaikan sebuah keajaiban luar biasa!
Ibarat cahaya emas baru saja turun dari langit!
Di bawah siraman lampu, Arkan kini sudah terlihat duduk di atas sebuah sofa merah yang mirip sebuah kursi raja yang terkesan sombong dan angkuh, memakai kemeja merah nan seksi penuh dengan rantai perak menarik, dan bagian celananya juga sudah dibuka dengan sengaja, seolah-olah terlihat baru saja melakukan hal panas yang liar dan berbahaya.
Padahal, sang aktor kita ini memang baru saja melakukan hal panas tersebut dengan Casilda di gudang tempat parkiran sebelumnya, dan desakan biologisnya masih tersisa dengan sangat jelas di hati dan aliran darahnya.
Tentu saja semua hal itu membuat Arkan dengan mudah menampilkan keseksian dan sisi panasnya saat ini.
Apalagi suasana hatinya yang sedang meledak-ledak bahagia oleh layanan spesial dari mulut kecil Casilda sebelumnya, membuatnya dengan mudah melakukan semua pose secara alami dan santai.
Arkan sang Top Star diam-diam sangat menyukai kelembutan yang diberikan oleh istrinya sampai dia hanya memikirkan wanita berpipi bakpao itu selama pemotretan berlangsung.
Otak mesumnya berjalan dengan sangat baik, membuatnya tampil melebihi harapan sang fotografer
“Bagus! Bagus! Sempurna! Benar-benar sempurna! Hebat sekali! Super seksi dan hot!”
Pria berkumis tipis itu tidak henti-hentinya memuji Arkan.
Sangat girang luar biasa!
“Oh, Jenny?! Sudah siap, ya? Sekarang langsung saja masuk ke layar! Kita segera mulai pemotretan super fantastik ini!”
“Halo, Tuan Arkan! Kita bertemu lagi, ya?” sapa Jenny dengan gaya genit dan nakalnya.
Wanita berambut ikal panjang hitam itu langsung meraih dan menarik leher sang pria agar mendekat. Aura berbahaya yang menggelora hadir dari kedua orang itu.
“Aku tidak sangka kalau pasanganku hari ini adalah dirimu,” balas Arkan, mata dingin seksinya merendah lembut menatap wajah cantik sang supermodel, meraih pinggangnya dengan nakal dalam sekali hentakan, membuatnya kini duduk di pangkuan sang aktor yang sudah bersandar angkuh dan arogan di sofa tunggal nan mewah itu
“Hmm... kenapa? Tidak sudi melihatku lagi setelah malam itu? Apakah aku kurang memuaskan?” bisiknya di telinga Arkan, tangan sudah meraba bagian depan kemeja merah sang pria, lalu perlahan naik ke bagian bahu, menarik tubuh pria itu dengan gerakan mesra.
Mata dingin Arkan tanpa kedip menatap wajah cantik itu perlahan menginvasinya di atas wajahnya. Ujung hidung keduanya saling menyapa, dan tangan Arkan satunya meraih pinggang sang wanita dalam pelukan erat.
“Hari ini kamu sangat seksi, Arkan sang Top Star. Entah kenapa sangat berbeda daripada biasanya. Sangat menggoda. Sulit untuk menjelaskannya dengan kata-kata,” bisik Jenny dengan nada seksi merdunya, mulai meraba bagian wajah Arkan dengan godaan berbahaya.
Gerakan itu membuat Arkan yang tengah mendongakkan wajahnya, memejamkan mata perlahan merasakan setiap sentuhan menarik itu.
Jenny mendesah genit dan nakal ketika Arkan menariknya semakin erat dalam pelukannya, wajah memerah malu melihat keseksian dan maskulinitas pria di depannya itu.
“Bagus! Bagus! Ini yang aku maksud!” teriak juru foto di depan, sangat bersemangat.
Orang-orang yang ada di studio itu ikut terpana dengan pesona dan karisma yang Arkan berikan hingga membuat lawan mainnya ikut secara alami dalam kuasanya.
Jenny mulai mengubah posisi, kini sudah naik ke pangkuan sang aktor dengan kedua lutut berada di sisi sofa yang diduduki olehnya. Kedua lengan berada di leher sang pria. Kepala dimiringkan nakal dan seksi.
Dia pun berbisik manja kepada Arkan, mata sengaja dikerjapkan nakal penuh godaan. Wajah semakin dekat dan dekat.
“Bagaimana kalau malam ini aku mengundang Top Star kita makan malam di apartemen sederhanaku? Kebetulan, aku baru saja belajar masak masakan Prancis. Setelahnya, kamu tahu apa yang akan kita lakukan untuk membuatnya lebih menyenangkan, bukan?”
Pose itu seolah-olah keduanya akan berciuman, saling tatap penuh cinta seolah di dunia hanya ada mereka berdua.
Arkan Quinn Ezra Yamazaki tersenyum dingin dan licik dengan wajah tampan memesonanya, seksi dan super nakal khas seorang playboy berengsek yang cuek.
“Memangnya kamu bisa membuatku sepuas apa, um?” balas Arkan dingin dan serak, tidak kalah menggoda.
Jenny tertawa kecil, lalu berbisik di telinganya manja, “apa pun yang Arkan sang Top Star inginkan malam ini. Semuanya bisa aku lakukan untuknya.”
“Nakal!”
Sekali lagi, Arkan menyentak sang wanita hingga mendesah manja, tapi kali ini disertai tawa kecil dan senyuman menggoda yang sangat seksi, membuat orang-orang di studio itu memerah malu dalam diam. Sudah tahu ada apa dengan keduanya setelah pemotretan ini selesai.
Sementara Arkan masih melakukan sesi pemotretan bersama wanita super cantik dan genit, di tempat lain, di bagian gudang penyimpanan di tempat parkiran, Ratu Casilda Wijaya terengah kelelahan dengan wajah berkeringat parah, wajah sangat kacau dan mengkelam tak nyaman.
Wanita itu tampak duduk bersandar di sisi pintu lain, dan sekujur tubuh masih gemetar dingin. Masih tidak percaya dirinya sudah melakukan adegan memalukan seperti di video panas di luar sana dengan aktor berengsek itu.
Sejak tadi, Casilda berusaha memuntahkan jus alami Arkan yang ditelannya tanpa henti selama memberikan sang suami layanan liar dan tak biasa kepadanya. Namun, sama sekali tak ada yang keluar, meski perutnya sudah bergolak aneh.
“Sialan... walaupun rasanya agak manis dan asin, tetap saja menjijikkan. Hoek... kenapa aku bisa-bisanya melakukan hal kotor seperti itu? Seharusnya aku menggigit benda pusakanya sampai putus! Biar saja dia kehilangan kebanggaan sebagai seorang playboy tidak tahu diri!” gumam Casilda kesal kepada diri sendiri di ruangan remang-remang itu, mengusap mulutnya yang terasa lengket, kini sudah menguarkan aroma khas Arkan yang memenuhi wajah dan pakaiannya.
Arkan sang Top Star meninggalkan Casilda begitu saja setelah mendapatkan kepuasannya dan merasa kenyang. Tidak melirik sedikit pun kepada sang istri yang tergolek bersandar kelelahan dalam keadaan terbatuk-batuk dan setengah tersedak.
Casilda hendak mencoba memasukkan jari-jarinya ke dalam mulut, berniat memicu dirinya untuk muntah, tapi dia benar-benar lemas oleh permainan kejam Arkan beberapa saat lalu.
Sekarang dia tidak tahu bagaimana keluar dari gudang itu tanpa ketahuan, atau pun dicurigai oleh orang-orang dengan penampilannya yang sangat kotor dan bau.
“Dia benar-benar keterlaluan,” isak Casilda sejurus kemudian, malah memutuskan untuk tidur di lantai saja di ruangan remang-remang itu sampai malam tiba.
Dia pasti akan ditinggal lagi seperti di tangga rumah sakit seperti dulu.
Tentu saja begitu, karena dia hanya melihatnya sebagai alat pemuasnya semata.
Pria itu membuatnya benar-benar melakukan banyak hal menjijikkan hari ini.
Casilda tidak tahu akan seperti apa kekejaman Arkan ke depannya, tapi sepertinya dari hari ke hari, sikapnya semakin kasar saat mereka bersentuhan. Lehernya sekarang bahkan terasa sakit gara-gara pria itu menjambak rambutnya kuat-kuat saat dia memberinya kesenangan duniawi. Tenggorokan dan rahangnya juga sakit gara-gara benda pusaka Arkan terlalu luar biasa.
Casilda yang sudah memejamkan mata sembari memeluk tubuhnya di lantai dingin dan kotor bagaikan udang itu, bergumam kecil dengan tubuh merinding ngeri.
“Lebih baik dia tidak perlu memasukiku saja selamanya. Gosok-gosok lampu jin sudah cukup bagiku sebagai seorang istri. Aku tidak sudi ditusuk oleh roket mengerikan dan berbahaya seperti miliknya yang menjijikkan itu.”
Casilda menggerutu dan mengomel dalam bisikan tiada henti sampai akhirnya jatuh ke alam mimpi tanpa sadar.
Beberapa saat kemudian, sesi pemotretan akhirnya selesai dengan sangat memuaskan semua orang di studio itu.
“Apakah malam ini kamu ada pesanan khusus? Ingin dibuatkan sesuatu?” tanya Jenny kepada Arkan yang tengah bersandar pada salah satu tiang parkiran, menyembunyikan kedua sosok mereka dari banyak mata dan CCTV.
“Kalau aku ingin yang spesial di atas ranjang. Apa kamu bisa memberikannya?”
Arkan sang Top Star meraih pinggangnya mesra, lalu mengeluskan bibirnya sendiri pada tulang pipi sang wanita, mengulum tepi daun telinganya sampai sang wanita mendesah nakal dengan gairahnya sudah mulai terbakar perlahan.
Supermodel wanita itu menggerakkan tubuhnya dengan godaan seksi dan nakal pada tubuh Arkan, dan dibalas mesra oleh sang aktor.
Desahan sang wanita memburu, dan tidak jauh dari sana, Casilda tidak sengaja melihatnya dari intipan pintu besi yang terbuka sedikit.
Wanita berpipi bakpao ini terbangun oleh suara pintu mobil yang dibanting begitu saja, membuatnya kaget hingga berniat mencari tahu. Penasaran jika di luar sudah tidak ada orang, tapi sialnya malah melihat suaminya tengah berselingkuh dengan wanita lain.
Sekujur tubuhnya mendadak dingin bagaikan es! Mata membola syok!
Casilda memang tidak suka dengan pernikahannya, bahkan dia sendiri tidak berharap untuk menikah dengan pria mana pun di dunia ini. Tapi, entah kenapa hatinya sangat sakit melihat pria yang selalu jelas-jelas menyiksanya sangat kejam itu sedang bermesraan panas dengan wanita lain usai dirinya sebagai istri sah diperlakukan seperti seorang perempuan murahan.
Air mata Casilda tidak bisa dibendung lagi.
Dia tidak mau menangis, tapi air matanya mengkhianatinya!
Dadanya sesak, dan napasnya terasa tercekat-cekat.
Dengan cepat dan hati-hati, Casilda segera menutup pintu saat Arkan mulai menyelipkan tangannya masuk ke balik belahan rok Jenny sambil membuka ikat pinggangnya sendiri.
Rasa menusuk di hati Casilda tidak pernah separah ini. Bahkan ketika Ethan berengsek itu mengkhianatinya, dia masih bisa mempertahankan akal sehat dan hatinya.
Namun, saat ini, hati Casilda benar-benar patah hati tak tertolong.
Dia adalah pihak super menyedihkan dalam pernikahan berselimut balas dendam ini. Jatuh cinta dan patah hati, tapi hanya memendam semuanya sendirian.
Air mata Casilda jatuh menetes-netes dalam isakan tersedu-sedu yang memilukan, merangkak mencari-cari benda untuk mengganjal pintu itu agar tidak ada yang bisa masuk ke tempat ini, mencegahnya terlihat dari semua mata yang mungkin akan menertawainya sebagai wanita menyedihkan dan super sial.
Arkan tidak hanya menyiksanya secara fisik, tapi juga kini menyiksa hatinya yang sudah sembuh dari patah hati yang setengah mati dilaluinya hingga hampir saja membuatnya jadi gila di masa lalu.
Casilda merasa bersyukur Ethan pernah mengkhianatinya, karena jika dia tidak pernah mengalami hal itu, mungkin saat ini dia sudah lompat ke laut melihat suaminya sedang berselingkuh tepat di depan mata kepalanya sendiri.
Namun, apakah pantas dia menyebut Arkan berselingkuh sementara sejak awal pernikahan mereka hanyalah lelucon dan tak punya arti apa pun bagi pria itu sendiri?
Arkan tidak mencintainya sedikit pun.
Pria itu bukanlah miliknya sejak awal.
Dialah sendiri yang sudah menjadi orang ketiga dalam kisah cinta sang aktor.
Apa haknya merasa seperti ini?
Di luar, Arkan tampak tengah meraih tubuh Jenny dalam gendongan mesra, kedua kaki sang wanita memeluk pinggangnya erat.
“Hari ini kamu benar-benar sangat menggoda dan menggiurkan, Arkan sang Top Star. Lisa pasti sangat bahagia memilikimu, bisa menikmati percintaan panas seperti ini setiap harinya,” bisik Jenny dalam desahan lembutnya, menggigit ujung telinga Arkan dengan gerakan tubuh yang menggoda.
Ekspresi Arkan tetap dingin, tidak terbaca apa pun di kedua bola matanya, hanya senyuman licik dan misterius terlihat di wajah tampan seksinya. Mata melirik sekilas ke arah gudang.
Jenny kembali mendesah, memeluk Arkan lagi dengan gerakan nakal sembari tubuhnya dimasukkan ke sebuah mobil.
Mobil hitam itu sesaat bergoyang hebat, sebelum akhirnya pergi dari sana meninggalkan kesunyian di udara.
Di gudang remang-remang dan berbau karat di tempat parkir itu, Casilda yang tertidur dalam keadaan sedih dan patah hati, memeluk dirinya erat-erat, dan air matanya masih terus saja menetes perlahan.
Sunyi, sepi, dan ditinggal sendirian olah sang suami demi wanita lain.