Bab 116 Malam Pertama yang Menyedihkan 2

1446 Kata
*** WARNING: RATE 21 PLUS *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA! SEMUA INI HANYALAH IMAJINASI DAN KARANGAN AUTHOR. YANG J E L E K DAN BURUK, JANGAN DITIRU! MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA! ---------------------------------------------- “Ke mana? Bukankah sudah jelas? Kita tidur terpisah. Aku yakin tidak ada yang namanya malam pertama, bukan, dalam pernikahan palsu penuh sandiwara ini?” Kemarahan melesat cepat ke otak Arkan! Mendengar ucapan cerewet dan dingin sang istri, pria ini menariknya hingga membuat Casilda langsung terhempas ke atas kasur. “Coba kamu ulangi lagi ucapanmu tadi, Gendut! Dasar wanita tidak tahu diri!” ancam Arkan dengan wajah bengis menakutkan, mencubit dagu Casilda seolah akan mematahkannya. Casilda meringis kesakitan, juga sudah mulai sesak napas karena pria itu menekannya sangat hebat! Dia itu manusia atau apa, sih? Sadar diri sedikit kalau tubuhnya berat! Dasar pria berengsek! Main tindih terus seperti batu terkutuk! “Pernikahan palsu? Kamu pikir aku membahayakan status sebagai seorang top star hanya untuk bermain rumah-rumahan bodoh seperti yang kamu pikirkan itu? Otakmu sepertinya sudah benar-benar jadi otak ayam, ya?” Wajah Arkan membesar di mata sang istri. Dalam sedetik, Casilda langsung memejamkan mata kuat-kuat menahan rasa sakit begitu rasa perih menyengat hadir di bibirnya. Bau karat terendus di udara. Arkan lagi-lagi menggigitnya sangat buas! Casilda ingin berteriak, tapi sang suami aktornya itu menahan tubuhnya sangat kokoh hingga adegan dramatis dan kasar itu berlangsung cukup lama. Puas melakukannya, Arkan meraih dagunya lagi, mendesis penuh intimidasi dengan wajah gelap tampannya, “ingat, Ratu Casilda Wijaya. Aku menikahimu itu artinya kamu jadi milikku secara sah. Tidak akan aku biarkan kamu bisa bersama pria mana pun, sekalipun kamu mencintai pria lain sampai mau mati bunuh diri ingin berpisah dariku. Teruslah bermimpi! Satu hal lagi!” Arkan menggeram marah sesaat, menjilati bibirnya sendiri yang sudah berhias darah bibir Casilda. Kedua bola mata gelapnya bercahaya menakutkan penuh ancaman sembari melanjutkan kata-katanya setengah mendesis kejam. “Meskipun kamu sekarang adalah istri sahku, status Nyonya utama hanya akan jadi milik Lisa seorang. Kamu selamanya hanya akan jadi wanita kedua dalam hubungan ini. Status yang sangat pantas kamu sandang sebagai perempuan murahan dan mata duitan, bukan?” Arkan kembali mengamuk di bibir Casilda, membuat sang istri meronta hebat merasakan keganasannya hingga paru-parunya seperti terbakar, tubuh rasanya mau hancur oleh tekanan pria itu di atasnya! Selama hampir 15 menit, Casilda seperti merasakan dirinya berada di dalam neraka mesin cuci, meski hanya mendapat ciuman dari pria kejam yang kini berstatus sebagai suaminya, tapi kebrutalannya tidak main-main. Saat Arkan menarik wajahnya yang sudah mulai panas dan sayu, dengan cepat, pria berpakaian rajut wol putih ini membuka pakaiannya, mata sayu lapar sang aktor menatap Casilda bagaikan hidangan lezat yang menggoda. Bibir atasnya dijilat dengan gaya yang sangat seksi dan nakal. “APA YANG KAMU LAKUKAN?! AKU TIDAK MAU!” jerit Casilda marah, mendingin sekujur tubuh begitu sang aktor sudah mulai merobek dasternya kasar. Suara robekan itu memekakkan telinga Casilda. Apakah dia harus menerima perlakuan menghina dan memalukan seperti ini untuk selamanya? Arkan merobek dasternya lebih banyak, membuat Casilda memekik ngeri dalam hati. Mata terpejam takut, terbayang tindakan kasar Arkan di klub sebelumnya. Langsung bikin Casilda gemetar luar biasa! Malam pertamanya ini, dia tidak akan diperkosa oleh suami sendiri, kan? Betapa miris hal itu jika benar terjadi! Arkan yang kembali selesai melahap bibir sang istri sembari menahan kedua tangannya di atas kepala, mendesis jijik penuh kebencian di wajah Casilda, “kamu pikir, aku akan melakukannya kepadamu setiap kali aku mau meski kamu adalah wanita simpanan sekaligus istriku? Kamu terlalu menilai dirimu tinggi, Ratu. Casilda. Wijaya.” Casilda bingung melihat senyum licik sang aktor, dan tiba-tiba hatinya mendingin beku dengan wajah tertegun syok ketika mendengar bisikan pria itu di telinganya, jahat dan sangat licik. “Aku tidak akan melakukannya sampai akhir sampai kamu sendiri yang sok suci dan lugu ini memintanya kepadaku seperti seorang pengemis menyedihkan dan haus akan belaian seorang pria.” Ratu Casilda Wijaya tercengang hebat hingga terdiam kehilangan kata-kata. Dia segera paham maksud perkataannya. Pria itu ingin membuatnya takluk dengan permainan nafsu di antara mereka. Haha. Sebuah permainan yang sangat bagus untuk menyiksa hati dan fisiknya sampai akhir, bukan? Singkat kata, Arkan ingin menjadikannya wanita yang hanya akan memikirkan seks dan seks semata. Menyedihkan dan menjijikkan. Sungguh jahat! “Malam ini adalah pelajaran pertamamu, istriku, Ratu. Casilda. Wijaya,” ucap Arkan dengan wajah tampan jahatnya, menyeringai licik dengan pesona khas playboynya. Detik berikut, tanpa ragu langsung meraup bibir Casilda yang terlihat pasrah dengan nasibnya. *** Subuh menjelang, Casilda membuka mata perlahan. Sekujur tubuhnya sakit luar biasa, bibir dan matanya bengkak. Semalam, Arkan menikmati tubuhnya tanpa ampun meski tidak memasukinya, dan terus menyebut nama tunangannya berkali-kali selama siksaan itu berlangsung. Sangat penuh cinta dan dambaan kuat seolah-olah jika ada yang mendengarnya, berpikir dia sedang bersama wanita cantik itu, bukan istri gendut jeleknya saat ini. Tidak sampai di situ saja, setelah melakukannya, dia menarik Casilda yang tanpa sehelai benang pun untuk dijadikan bantal guling hidupnya. Ya. Dia bilang kalau dia butuh bantal guling manusia setiap kali habis melakukan hal panas seperti itu. Jadilah dia sekarang dalam posisi dipeluk olehnya. Tanpa pakaian, tanpa selimut. Sementara pria itu enak-enakan dengan selimut tebal di sampingnya. Sepanjang malam, Casilda hanya bisa sesekali meringkuk seperti udang kecil, mengumpulkan sisa panas dari tubuh sendiri, dan mencuri-curi sedikit panas dari pelukan suami kejamnya itu. Hatinya perih, tapi dengan keadaan tubuh lemas dan sakit di mana-mana, Casilda hanya bisa pasrah menerimanya. Toh, ini bukan kali pertama Arkan memperlakukannya tidak manusiawi. Sudah sebuah hal hebat dia masih belum mati juga di tangannya, bukan? “Lisa...” Suara lembut dan seksi itu terdengar di belakang kepala Casilda, menebas hatinya dalam sedetik. Wajah langsung memuram hebat. Air matanya diam-diam mengalir membasahi bantal. Walau dia merasa sudah mulai terbiasa dihina dan disiksa oleh Arkan, tapi dia tetaplah manusia yang memiliki hati. Pernikahan Casilda ini bukanlah kebahagiaan, melainkan bencana. Sebuah neraka yang sudah dirancang indah khusus untuknya tanpa batas waktu di tangan Arkan sang Top Star. “Lisa...” Suara Arkan kembali terdengar, membuat Casilda menggigit bibir gugup dan linglung. Kenapa hatinya sangat sakit mendengar nama wanita lain keluar dari bibir suami yang sama sekali tidak dicintainya itu? Casilda memejamkan mata kuat-kuat, tidak sadar terisak kecil saat menggelungkan tubuhnya agar lebih semakin mirip dengan udang. Di belakang, Arkan tersenyum licik, membuka separuh mata dinginnya saat mengetahui Casilda terisak diam-diam dalam pelukannya. Detik berikutnya, kegelapan menjatuhi wajah tampan sang aktor hingga terlihat sangat menakutkan, segera memeluk tubuh Casilda posesif, lalu bibirnya dengan sangat jahat kembali menyakiti hati sang istri. “Lisa... aku sangat mencintaimu....” Isi kepala Casilda rasanya sudah mau meledak parah! Dia sekuat tenaga menahan tangis gugunya agar tidak ketahuan oleh Arkan, meski sebenarnya Arkan sendiri sejak tadi sudah terbangun dan mengawasi reaksinya secara diam-diam. Jauh sebelum Casilda terbangun sebelumnya. “Lisa... Lisa...” desah Arkan pelan. Sangat seksi, sangat jahat. Menggaungkan nama tunangannya penuh damba dan cinta tepat di telinga Casilda sembari menarik selimut untuk menutupi tubuh Casilda bersamanya. Pura-pura masih dalam keadaan tidur dan mengigau. Walau kehangatan sudah memeluk tubuh dingin wanita ini, tapi sekarang hatinya yang malah jauh lebih dingin dan terasa perih ketika kembali mendengar nama wanita lain dari bibir sang suami. Jauh lebih menyakitkan daripada fakta Arkan membiarkannya sebagai bantal guling hidupnya yang bodoh sepanjang malam di malam pertama mereka sebagai suami istri yang sah. Casilda yakin, ini adalah malam pertama yang sangat menyedihkan bagi wanita mana pun.... “Lisa...” bisik Arkan posesif penuh cinta sekali lagi. Casilda kontan saja memejamkan matanya lebih kuat, menahan air mata yang tetap saja berhasil lolos mengkhianati dirinya yang diam-diam berusaha tegar dan kuat. “Lisa....” Usai mengatakan itu dengan nada lirih seksi dan mesranya, Casilda membeku dingin saat merasakan tangan besar dan hangat sang aktor berjalan menyusuri pelan di antara kedua pahanya di balik selimut. Semakin dia merasakan keliaran itu, semakin Casilda memejamkan mata dan semakin tubuhnya membeku dingin tak bergerak. Napas tertahan. “Lisa... Lisa... aku sangat merindukanmu, sayang....” bisik Arkan posesif dan mesra, suara serak khas setengah tidurnya begitu seksi hingga semakin menusuk hati Casilda. Saat tangan besar itu sudah mencapai apa yang diinginkannya di balik selimut di bawah sana, Casilda memaksa dirinya jatuh ke alam mimpi. Hatinya sangat perih, terkoyak hebat dengan air mata mengalir tanpa henti menghiasi bantal di bawahnya. Subuh ini, Casilda kembali jatuh pada kuasa dan permainan kejam sang aktor. Hati dan tubuhnya entah akan sehancur apa lagi di tangan pria itu kali ini. Subuh menyiksa itu berlangsung terasa sangat lama ketika Arkan akhirnya benar-benar terbangun penuh kesadaran dan kekuatan yang terasa 2 kali lipat dibandingkan sebelumnya. Sang aktor mulai mengulangi kegiatan jahatnya semalam pada istrinya sendiri, wanita yang sangat dibencinya, dan tidak mau diakuinya kalau sosok yang dicap gendut dan jelek itu kembali hadir memenuhi hatinya secara perlahan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN