Bab 79 Kemurniannya Direnggut oleh Sang Aktor 1

1518 Kata
Sesaat Arkan linglung dibuatnya. Namun, saat hendak membuka mulutnya, Casilda yang sedikit lebih tenang, mata merendah dingin, berkata sambil melepas cengkeramannya: "Aku akan mengembalikan semua uang yang aku pinjam itu asalkan bisa tidak melihatmu lagi untuk selamanya. Semua penghinaan yang aku terima selama ini darimu, aku rasa sudah lebih dari cukup untuk membalas rasa sakit hatimu karena penolakan yang kuberikan di masa lalu. Apalagi masalah siraman di kepalamu waktu itu." Casilda mendengus dingin dan muak, menepuk-nepuk ringan dengan gaya preman sebelah pipi sang aktor yang masih belum bisa berkata-kata melihat amukan sang wanita yang bertingkah seperti bukan dirinya saja. Sudut bibir Casilda tertarik dingin dengan wajah datar yang hampa, melanjutkan lagi: "Jika video memalukanku bisa membuatmu puas menghancurkan diriku, lakukan saja. Aku tidak keberatan. Kamu pikir, setelah semua yang kamu lakukan kepadaku, aku masih mementingkan harga diri dan rasa malu?" Casilda mendengus geli meremehkan, matanya dingin menyipit tidak peduli. "Tidak, Tuan Arkan. Aku berterima kasih kepadamu sudah menjadikanku sebagai wanita tidak tahu malu." Hening. Keduanya saling tatap dalam diam. "Hitung saja semua kerugian pembatalan kontraknya, akan aku bayar lunas bersama 1,5 milyar itu," suara Casilda sedikit merendah, hendak turun dari pangkuan sang aktor. Hah?! Casilda tertegun kaget! Arkan lalu menahan tangannya cepat, ekspresinya datar dan dingin. "Memang kamu bisa membayar semuanya? Sombong sekali. Kamu jangan cuma asal bicara, babi jelek." Wanita berkacamata ini menoleh, menggigit gigi marah, lalu meringis gelap, "masalah itu, bukan urusanmu." Lawan bicaranya tertawa mengejek. "Baik. Aku beri waktu 1 minggu agar semua hutangmu lunas, maka kita tidak akan saling bertemu lagi." Hati Casilda mengecut, tertawa miris mendengarnya. Matanya menatap tidak percaya kepada pria yang melihatnya angkuh dan penuh hina. "Baik. Tawaran itu aku terima. Setelah semuanya lunas, kita tidak ada hubungan apa pun lagi. Aku bukan wanita tidak tahu berterima kasih, aku berhutang budi kepadamu karena pinjaman itu, maka akan aku berikan 1 permintaan khusus sebagai balasannya, tapi tidak sebagai budakmu!" Casilda mencoba menarik lepas tangannya, marah luar biasa. Dia memang harus tegas kepada pria ini jika ingin hidupnya lebih baik! Tidak seperti dulu di mana adiknya menjadi alasannya bertahan untuk apa pun, sekarang dia ingin bertahan untuk dirinya sendiri. Minimal menjauh dari pria berengsek ini selamanya! Arkan tiba-tiba terbahak keras, mencengkeram tangan Casilda lebih erat sambil menariknya ke tubuhnya. Sang wanita jatuh dalam posisi setengah memeluknya, syok! Lalu mendongak menatap mata dingin dan gelap itu, membuat Casilda keringat gelisah dan gugup menggigit bibir bawah. Pupilnya bergetar kalut. "Jangan bilang kamu akan jual diri? Siapa yang ingin tidur dengan babi jelek sepertimu? Dijual pun hargamu hanya berapa, hah?" sindirnya, menaikkan dagu sang wanita dengan gaya angkuh. Casilda tertohok di hatinya. Tapi, di luar, dia menunjukkan ekspresi galak tidak mau kalah. Kokoh dan tegas! "Benar. Memang kenapa kalau aku mau jual diri? Ada tidaknya yang mau tidur denganku dan membayar untuk itu, bukan kamu yang tentukan!" Hening. Arkan mengatupkan rahang erat, matanya bercahaya kuat. Sudah seperti mau merobek Casilda! Ekspresi sombong yang angkuh, serta tatapan dingin meremehkan itu kembali muncul. Casilda tercekat dalam hati, tapi mengamati reaksi pria ini lebih dulu sebelum melawan kembali. "Kamu ingin jual diri? Bagus. Jual saja sekarang! Akan aku beli dirimu yang kotor dan tidak berharga itu! Berapa yang kamu minta? 1 milyar? 2 milyar? Kamu terlalu bagus untuk harga itu! Dasar babi tidak tahu diri!" desisnya gelap, menyindirnya dengan wajah menakutkan sambil memeluk tubuh Casilda kuat, menahannya agar tidak lari. Wajah tampan aktor ini super dingin dan kelam, tampak begitu pongah dan tinggi. Bikin Casilda emosi saja dibuatnya! "Hentikan! Lepaskan aku! Pria gila!" ronta Casilda marah, sudah merasa perkataan Arkan tidak masuk akal dengan kembali menghinanya, menarik tubuhnya hingga wanita ini sudah merasakan sesuatu yang sensitif saling bersentuhan di bawah sana. Hati Casilda terkesiap kaget merasakan milik Arkan menyentuhnya. Wajahnya sangat panik! "Kenapa? Baru begini saja kamu sudah takut? Jangan membual ingin menjual diri! Lebih baik kamu jangan macam-macam denganku!" ancam Arkan menegas dalam setiap kalimat, menatap Casilda seolah lelucon yang menggelikan. Kedua tangan Casilda menahan bahu sang aktor, lalu menatapnya nyalang, wajah menggelap marah: "Kamu ingin membeliku? Memang kamu tidak jijik tidur denganku? Apa otak seorang Arkan Sang superstar sudah kemasukan air? Sudah kehabisan stok wanita di dunia ini sampai mau tidur dengan babi? Siapa juga yang mau tidur denganmu, hah?! Memang kamu bisa menahannya jika tidur denganku? Kamu yang jangan suka membual!" Casilda membalik hinaan itu, tersenyum licik dan dingin penuh tantangan. Mata Arkan mendatar dingin, langsung menarik dan menahan Casilda lebih erat kepadanya hingga milik mereka berdua kembali saling menyapa, bergesekan hebat. Jantung Casilda mendingin ke titik beku, kaget luar biasa merasakan benda menonjol dan panas di bawahnya. Dia sudah mirip ayam betina yang sedang mengerami dua telur! "Le-le-le-lepaskan aku! Pria sinting!" amuk Casilda salah tingkah, sekujur tubuhnya tercoreng malu. Semakin bergerak, di bawah sana semakin intense, membuat Arkan diam-diam menahan hasratnya yang mulai naik gara-gara ulah Casilda. Seluruh aliran darahnya langsung melonjak panas! Sialan! Kenapa dia bisa mengusiknya segila ini? Jantung Arkan berdetak kencang, mulai merasa gugup dan bersemangat kecil merasakan sentuhan sang wanita. Ingin rasanya dia 'menghabisinya' langsung di sini! Sayangnya, dia adalah aktor papan atas, maka sangat mudah menyembunyikan apa yang dirasakannya sekarang. Arkan kemudian mendengus dingin, merasa konyol dengan tingkah Casilda, mengalihkan pikiran kotornya, "ingin jual diri? Kamu pikir itu mudah?" "Berisik! Bukan urusanmu! Mau aku laku atau tidak, sama sekali tidak ada hubungannya denganmu! Kamu bukan penentunya!" Arkan memasang wajah datar mengerikan, menggelap dengan mata bercahaya bagaikan silet, membuat Casilda berjengit takut dalam hati. Punggung Casilda ditarik lebih kuat, didekap sampai tubuh keduanya berdempet mesra. Casilda membola kaget karena kini wajah Arkan sudah sangat dekat dengannya. Tunggu! Jangan bilang dia—! Belum sempat Casilda menyelesaikan pemikirannya yang berbahaya, Arkan langsung menjambak rambut belakangnya, mengendalikan kepala Casilda sesuka hati. Sang aktor lalu memiringkan wajahnya, mata terpejam anggun menikmati sesuatu. SYOK! Casilda membeku hebat. Tidak berkedip oleh rasa tidak berdaya sama sekali. Napasnya pendek-pendek, berusaha kembali menguasai diri dari rasa syok luar biasa. Pelukan lengan Arkan di punggung sang wanita diperkuat lebih erat, cengkeramannya bahkan sudah seperti mau merobek baju Casilda. Saat kesadaran menghantam Casilda bagaikan alarm kebakaran di otaknya, wanita ini meronta hebat. Segera menarik kepalanya dengan cara dimiringkan, mendorong kedua bahu pria itu menekan pintu mobil. "APA YANG KAMU LAKUKAN?!" jerit Casilda frustasi bercampur marah, pupilnya yang mengecil kalut bergetar bagaikan melihat kematian di depan mata. Ketakutannya terhadap playboy sialan ini terulang kembali! Sudut bibir Arkan tertarik licik, pandangan matanya merendah melihat saliva mereka yang sudah bercampur menetes pelan di salah satu sudut bibir wanita gendut itu. Sambil mengelap bibirnya sendiri, pria ini berkata tajam dengan raut wajah gelap dingin mengintimidasi: "Kenapa? Bukankah kamu ingin jual diri? Kamu sudah berterima kasih kepadaku karena sudah dilatih menjadi wanita tidak tahu malu, kan? Sekalian saja aku melatihmu dulu sebelum melayani banyak hidung belang di luar sana." Rasa ‘nyut’ menggores hati Casilda, wajah meringis gelap, merasa terhina. Apa-apaan pria ini?! "Kamu gila!" bentak Casilda marah. Arkan mendengus meremehkan, berkata dingin dan menusuk, "baru sadar?" Ugh! Mati kutu dibuatnya. Kedua tangan yang berada di bahu kemeja hitam sang pria menguat menahan kemarahan di dadanya. "Kalau sudah tahu tidak bisa melakukan hal semacam ini, sebaiknya patuhi aku dan jangan bertingkah lagi," jelas Arkan, melonggarkan pelukannya dengan pembawaan santai dan lega. Heh! Jual diri? Dia saja waktu di pesta gemetar dan syok setengah mati. Sok sekali dia berkata begitu. Sudah ditolong dari lembah hitam itu, malah berkata seperti ini kepadanya? Ya! Dia benar-benar wanita tidak tahu malu! Sialan! Arkan menatapnya dingin, gejolak amarah masih menguasai dirinya. Hening sesaat, dengan nada suara lambat-lambat dan wajah datar tanpa ekspresi, Casilda berkata: "Aku tetap akan mengembalikan uangmu dalam seminggu, dan kita tidak akan pernah saling bertemu lagi." Arkan tertegun, raut wajahnya langsung syok. Sang aktor menggertakkan gigi kuat-kuat, "apa kamu bodoh? Benar-benar tidak tahu malu? Aku sudah menolongmu dari lembah hitam itu, tapi kamu sendiri yang mau masuk ke sana secara suka rela?" Casilda berang, langsung meraih kerah kemejanya sekali lagi menggunakan kedua tangan, "SUKA RELA? APA KATAMU?! SUKA RELA?! SEMUA INI TIDAK AKAN TERJADI JIKA KAMU DULUAN YANG MENEKANKU! KAMU SANGAT JAHAT! SUPER DUPER JAHAT! AKU SANGAT MEMBENCIMU SAMPAI TIDAK MAU MELIHATMU LAGI SELAMANYA! SANGAT MEMBENCIMU SAMPAI AKU LEBIH MEMILIH TUBUHKU DIGERAYANGI OLEH PRIA-PRIA TUA HIDUNG BELANG!" "APA KAMU PAHAM RASA BENCIKU KEPADAMU?! TENTU TIDAK, KAN?! KARENA KAMU HANYA MEMIKIRKAN DIRIMU DAN DENDAM MASA LALUMU YANG EGOIS! KAMU TIDAK MEMIKIRKAN PERASAAN ORANG LAIN! TIDAK BERPIKIR KEADILAN SAMA SEKALI! YANG KAMU INGINKAN HANYA INGIN MENGHANCURKAN ORANG LAIN SEHANCUR-HANCURNYA DEMI EGOMU SENDIRI!" Wajah Casilda meringis kelam, dadanya bergemuruh oleh kemarahan yang sudah naik ke otak, menatap Arkan dengan mata bercahaya penuh benci, air matanya meluruh keras. "..." Arkan terdiam sendu, tidak mengatakan apa-apa selama sesaat. "Kamu benar... aku hanya egois kepada diriku sendiri..." katanya datar sambil menatap Casilda yang duduk terpuruk di pangkuannya, cengkeraman sang wanita melemas. Kepala Arkan dimiringkan dengan alis bertaut kencang, "... tapi, apa kamu tahu seperti apa yang aku alami di masa lalu gara-gara ucapanmu itu?" Casilda terdiam kali ini. Ada perasaan bersalah kuat hadir di hatinya mengingat bagaimana dirinya di masa lalu. Dia memang jahat, tapi apakah sekuat itu sampai menciptakan iblis seperti Arkan? Apa sebenarnya yang terjadi kepada pria ini gara-gara ucapannya dulu?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN