Terjebak Cinta Palsu
Cinta memang selalu indah. Kadang cinta bisa membutakan semuanya. Karena cinta bisa mengubah segalanya. Namun apa daya jika cinta itu hanya kepalsuan semata? Apakah cinta itu akan sama dengan cinta murni. Cinta suci yang membawa pada kebahagian. Cinta palsu yang bertujuan membuat orang bahagia. Di satu sisi memang bahagian. Namun di sisi lain ada yang menderita. Itulah yang di namakan cinta bertepuk sebelah tangan. Sangat menyakitkan. Dan akan terkenang seumur hidupnya. Cinta memang tidak selalu indah.
“Nyanyian Putri, pengabul mimpi. Pembawa senyum, penghapus sedih. Penyembuh luka.. Penghilang sakit.. Bernyanyi-nyanyi di atas langit.. Bersama bintang, keajaiban datang.. Penyembuh luka.. Penghilang sakit.. Duka pun hilang.. Bahagia datang..” Nada lebih tenang selesai menyanyikan lagu itu. Jadi teringat perkataan pangeran Gustavo. Apakah ini mantra ajaib?
Kalau Nada ingat ingat lagu ini selalu ia nyanyikan saat dalam situasi sempit. Dulu saat pertama ke istana. Pangeran Zhellograf dalam keadaan tidak sadarkan diri. Nada menyanyikan lagu ini tak lama pangeran Zhellograf sadar. Lalu saat Nada bertemu harimau di hutan bersama pangeran Gustavo, ia juga menyanyikan lagu ini. Lalu pangeran Gustavo berhasil mengalahkan harimau itu. Meskipun harus berlumuran darah. Tapi herannya dengan cepat luka itu bisa sembuh.
Lalu saat pangeran Zhellograf kembali drop Nada juga menyanyikan lagu ini. Dan seketika pangeran Zhellograf bangun. Dan satu lagi saat pertama bertemu pangeran Gustavo juga Nada menyanyikan lagu ini. Eh tiba tiba pangeran Gustavo yang katanya sombong dan angkuh berubah memberi kesempatan pada Nada.
Banyak sekali hal yang terjadi berkat Nada nyanyikan lagu itu. Nada mulai curiga. Pasalnya ia pun tidak tau dari mana lirik lagu itu. Dari mana asalnya. Tak sengaja semua lagu itu terekam di otaknya. Dan secara otomatis ia selalu menyanyikannya.
"Apa aku seorang penyihir juga?" Nada merancau sendiri. Kalau memang Nada penyihir. Mungkin pangeran Gustavo bisa merasakannya. Ia kan paling jago memedakan penyihir lemah dan penyihir berkekuatan. Jadi tidak mungkinkan jika ia seorang penyihir. Kalau pangeran Gustavo tidak menutup kemungkinan jika ia adalah manusia setengah dewa. Atau anak dewa langit. Karena memang Nada sudah mulai curiga. Pasalnya sifat pangeran Gustavo itu mirip sekali dengan Orion.
"Aaaahh aku ini ngomong apa sih. Semenjak ke sini. Semua hal yang tidak masuk akal terjadi. Semua hal yang aku tidak percaya selama ini, bahkan terjadi di depan mataku. Sedang apakah aku ini? Apa aku sedang hidup di negeri dongeng?" Nada terus bertanya tanya dengan apa yang telah terjadi. Ia benar benar bingung. Ia merasa sedang menjadi tokoh utama dalam sebuah dongeng.
Tok. Tok. Tok.
Pintu kamar Nada di ketuk. Hal itu membuyarkan lamunan Nada. Ia segera bergegas membuka pintu kamarnya. Ternyata di depan kamar ada dayang Soya.
"Maaf nona saya menganggu. Ini saya bawakan sesuatu untuk anda. Lekas anda pakai baju yang saya bawakan ini. Pangeran Zhellograf menunggu anda di meja makan," ujar dayang Soya. Setelah itu ia pergi meninggalkan Nada yang masih kebingungan.
Nada membawa masuk sebuah benda kotak berukuran sedang. Nada membukanya. Ternyata isinya sebuah gaun berwarna merah bunga mawar. Tak lupa ada juga spatu berwarna merah senada dengan gaun. Apa maksud semua ini? Apa pangeran Zhellograf meminta Nada memakai semua ini? Apa pangeran Zhellograf memintanua untuk dinner? Entah kenapa Nada tidak bersemangat untuk melakukan semua itu. Tapi Nada akan mencoba menuruti keinginan pangeran Zhellograf. Mungkin saja ada suatu acara sehingga membuatnya harus memakai gaun ini.
********
Pangeran Zhellograf sudah rapih dengan jas hitamnya. Ia terlihat sangat tampan kali ini. Wajah pucatnya selama ini sedikit merona. Ia tidak seperti orang sakit. Bahkan bisa di bilang sangat sehat. Pangeran Zhellograf terus terusan melirik jam dinding di ruangan meja makan. Ia masih menunggu ke hadiran Nada.
Pangeran Zhellograf meminta pada dayang Soya agar menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Nada. Tentunya bukan makan malam biasanya. Tapi makan malam romantis. Sehingga membuat ruangan makan menjadi sangat indah. Meja makan telah di hiasi mawar merah yang sangat indah. Ada lilin lilin putih menghiasi meja makan. Semua di buat menjadi sangat romantis. Pangeran Zhellograf berharap Nada akan suka dengan makan malam romantis ini. Ia tersenyum penuh harap. Tapi Nada belum juga muncul di hadapannya.
"Dayang Soya!" panggil pangeran Zhellograf.
Dayang Soya yang merasa di panggil langsung bergegas menghampiri pangeran Zhellograf. "Iya pangean ada apa?"
"Bisa panggilkan Nada lagi ke sini," perintah pangerab Zhellograf.
"Baiklah pangeran. Saya akan panggilkan Nada ke sini," setelah itu dayang Soya akan berjalan menuju kamar Nada.
Sebelum dayang Soya ke kamar Nada. Ternyata Nada baru masuk ke ruang makan. Nada terlihat sangat cantik dengan gaun merah pilihan pangeran Zhellograf. Sepatu merahnya juga sangat pas di kaki Nada. Seharusnya perempuan yang di perlakukan seperti ini akan senang dan bahagia. Namun tidak dengan Nada. Ia malah ingin menangis karena terjebak cinta palsunya pangeran Zhellograf. Semua ini gara gara ratu Niyya. Dan raja Zholagraf pun sekarang malah mendukungnya.
"Cantik sekali kamu malam ini Nada," puji pangeran Zhellograf.
Nada tersenyum samar. Ia tidak begitu suka di puji pangeran Zhellograf. Sepertinya kutukan penyihit Grozu mulai menjalar. Raja Zholagraf dan ratu Niyya berubah menjadi jahat. Nada sedikit menyesal karena telah berjanji pada mereka. Kalau saja Nada tidak berjanji akan menyembuhkan pangeran Zhellograf sampai sembuh. Mungkin ia sudah meminta pulang kembali ke panti asuhan Hana Hikari. Ia sudah rindu kesederhanaan. Rindu bunda Rahma, rindu Lisna sahabatnya, rindu Khizba, Nova, Indah adik asuhnya. Nada rindu suasana damai dan sejuknya desa Moregestte.
Pangeran Zhellograf mempersilahkan duduk Nada di depannya. Ia menarik kursi yang akan di duduki Nada. Betapa sangat romantisnya makan malam, hari ini. Namun tidak ada getar asmara sama sekali di hati Nada.
"Makanlah dengan nyaman Nada. Kamu tidak seperti biasanya. Kamu kenapa? Tidak suka yah dengan makan malam romantis ini?" tanya pangeran Zhellograf. Tidak biasanya pangeran Zhellograf melihat wajah Nada seperti ini. Nada terlihat periang dan penuh senyum. Sejak tadi kedatangannya di ruang makan. Tidak sedikit pun seulas senyumnya menghiasi bibir mungilnya. Apa ada sesuatu sehingga membuat Nada seperti itu. Apa Nada tidak suka acara makan malamnya. Semua pertanyaan itu berputar di otak pangeran Zhellograf.
"Tidak pangeran. Aku suka kok dengan makan malam ini," ujar Nada datar. Tanpa basa basi Nada langsung melahap hidangan yang ada di hadapannya. Makan malam berlangsung hening. Pangeran Zhellograf pun tidak berani mengatakan apapun kepada Nada. Semuanya terkesan sangat hambar. Makan malam yang seharusnya menjadi makan malam romantis. Berubah menjadi hambar dan dingin. Ingin sekali pangeran Zhellograf bertanya pada Nada lagi soal ini. Tapi ia urungkan. Mungkin ada sesuatu yang membuatnya sedih.
Makan malam pun selesai. Usai makan malam, Nada kembali pamit ke kamarnya. "Sebentar Nada, apakah terjadi sesuatu saat aku tak sadarkan diri? Kenapa sifatmu begitu dingin hari ini? Bukankah kamu sudah menerima cintaku?" akhirnya pertanyaan itu terlontar juga dari mulut pangeran Zhellograf.
"Sebaiknya pangeran tanyakan saja pada baginda raja dan tuan ratu. Aku tak mau di salahkan lagi jika salah bicara," ucap Nada seraya pergi meninggalkan pangeran Zhellograf yang masih kebingungan. Ada apa ini? Apa ada hal yang di sembunyikan dari dirinya?
Setelah itu, pangeran Zhellograf segera mengunjungi kediaman raja Zholagraf dan ratu Niyya. Ia harus menanyakan ada hal apa yang terjadi sampai membuat Nada seperti itu. Bukannya kalau menerima cintanya ia akan terlihat bahagia? Atau mungkin ini desakan dari raja Zholagraf dan ratu Niyya? Apa ini ada hubungannya dengan kekacauan kemarin. Kekacauan yang di buat pangeran bernama Gustavo Orion?
Sesampainya di depan kediaman raja Zholagraf dan ratu Niyya.
Tok. Tok. Tok. Pintu di ketuk.
"Maafkan aku ayahanda dan ibunda. Bolehkah aku masuk?" tanya pangeran Zhellograf.
Raja Zholagraf dan ratu Niyya yang sedang berbincang sejenak berhenti. Mereka berdua saling berpandangan. Ada apa gerangan, pangeran Zhellograf sampai menghampiri di kediaman mereka berdua. "Tentu saja sayang," ucap ratu Niyya mempersilahkan panegran Zhellograf masuk.
Setelah mendapatkan persetujuan ratu Niyya. Pangeran Zhellograf masuk. Ia siap melontarkan beberapa pertanyaan yang membuatnya bingung. Semua kebingungannya harus terjawab melalui mulut ratu Niyya.
"Ibunda, apakah terjadi sesuatu saat aku tak sadarkan diri? Bukankah kata ibunda. Nada telah menerima cintaku. Tapi kenapa sikapnya begitu dingin padaku tak seperti biasanya," tanya pangeran Zhellograf langsung pada inti permasalahannya.
Ratu Niyya menatap raja Zholagraf. Ia bingung harus menjawab apa. Tidak menyangka ternyata Nada akan bersikap seperti itu. Ternyata Nada memang tidak mau berpura pura mencintai pangeran Zhellograf demi kesehatanya. Tadi sebelum pangeran Zhellograf masuk. Raja Zholagraf dan ratu Niyya sedang berbincang soal pernikahan pangeran Zhellograf dan Nada. Mereka akan memaksa Nada untuk menerima pernikahannya. Tapi sekarang mereka berdua bingung di hadapkan pertanyaan pangeran Zhellograf.
"Tidak anakku. Mungkin Nada belum terbiasa dengan situasi sekarang ini," kilah sang ratu.
"Apakah ini ada hubungannya dengan pangeran Gustavo?" tanya pangeran Zhellograf lagi.
"Dari mana kamu tau soal pangeran Gustavo?" sekarang raja Zholagraf yang bertanya.
"Kemarin aku dengar pengeran Gustavo membuat kekacauan di depan kastil. Sampai menumpas habis prajurit kerajaan," ternyata kabar itu sampai juga ke telinga pangeran Zhellograf.
"Itu hanya terjadi kesalah pahaman anakku. Kau tidak perlu risau dan mencemaskan hal itu. Itu urusan antara ayahanda dan pangeran Gustavo," sangkal raja Zholagraf. Ia sudah mulai pintar beralibi sama seperti ratu Niyya.
"Aku yakin pasti ada yang kalian sembunyikan dari aku. Nada tidak mungkin bersikap seperti itu jika memang dia mulai mencintai aku. Ini pasti paksaan," terka pangeran Zhellograf.
Tok. Tok. Tok. Pintu di ketuk.
"Maaf baginda raja dan tuan ratu saya lancang masuk ke sini. Saya mamu memberi tau kalau Nada baru saja melarikan diri," lapor salah satu pengawal istana.
"Bagaimana bisa dia kabur!! Kalian tidak becus menjaga istana. Cepat cari dia!!" perintah ratu Niyya.
"Sudah aku duga. Pasti ada yang tidak beres. Mana mungkin Nada kabur seperti ini kan. Ini pasti karena ayahanda dan ibunda," ucap pangeran Zhellograf.
"Sudah jangan pikirkan itu dulu. Lebih baik sekarang kita cari Nada dulu sampai ketemu," tegas sang raja.
Raja Zholagraf memerintahkan kepada pengawal dan prajurit kerajaan untuk mencari keberadaan Nada. Sesuai dengan pernyataan pangeran Zhollagraf. Terakhir Nada memakai gaun merah yang ia berikan sebelum makan malam romantis itu.
********
Nada bersembunyi di samping kastil. Akhirnya setelah ia berpikir keras soal ini. Ia memberanikan diri untuk kabur dari istana. Mungkin saat ini situasi dalam istana sedang gempar karena Nada kabur. Nada nekad memanjat jendela dan menyelusup keluar melalui pintu samping kastil. Sekarang yang harus Nada lakukan adalah menyusul pangeran Gustavo ke lembah kematian. Ia tidak perduli apa yang akan terjadi nantinya. Setidaknya Nada pernah belajar ilmu bela diri dari pangeran Gustavo. Dan jika ya, lagu putri pemimpi itu adalah mantra jitu. Itu akan membantunya saat perjalanan melalui lembah kematian.
Entah dari mana datangnya keberanian itu. Tapi Nada tidak mau membiarkan pangeran Gustavo berjuang sendirian. Lagian untuk apa ia bertahan di istana Zdellaghoztte. Semua sudah di liputi kebohongan. Ia tidak mau terjebak cinta palsunya pangeran Zhellograf. Raja Zholagraf dan ratu Niyya juga sudah saling bersekongkol untuk meminta Nada pura pura mencintai pangeran Zhellograf. Mereka berdua sudah pandai beralibi. Nada mulai tidak suka dengan sitasi ini.
Terakhir kali sebelum kabur Nada menuliskan sepucuk surat untuk pangeran Gustavo melalui merpati putih pemberian pangeran Gustavo. Semoga saja surat itu sampai sebelum pangeran Gustavo pergi ke lembah kematian.
Nada mengendap ngendap menjauhi kastil kerajaan Zdellaghoztte. Ia akan pergi ke lembah kematian. Tapi ia tidak tau arah kemana menuju lembah kematian. Ia harus bertanya warga sekitar agar sampai ke tempat yang ia tuju. Dalam perjalanan menuju keluar Nada menemukan Pholeptho. Bukankah ini kuda pengeran Gustavo? Kenapa ada tidak jauh dari kastil kerajaan Zdellaghoztte? Apa ia sengaja meninggalkan kuda putih itu?
Nada tersenyum, akhirnya ia menemukan kendaraan untuk ia guanakan menuju lembah kematian. Tidak berpikir panjang lagi. Nada langsung menaiki Pholeptho. Dan memacunya menjauh dari istana.
“Nyanyian Putri, pengabul mimpi. Pembawa senyum, penghapus sedih. Penyembuh luka.. Penghilang sakit.. Bernyanyi-nyanyi di atas langit.. Bersama bintang, keajaiban datang.. Penyembuh luka.. Penghilang sakit.. Duka pun hilang.. Bahagia datang..” Nada kembali bersenandung lagu nyanyian putri pemimpi. Semoga saja lagu itu bisa mengantarkan Nada ketempat tujuannya. Pholeptho seakan menurut dengan perintah Nada. Seakan tau kemana ia harus pergi. Ia berlari kencang ke arah yang belum Nada ketahui. Pholeptho sangat cepat juga ternyata. Ia sudah memasuki wilayah yang sudah pernah Nada masuki waktu itu. Wilayah di mana seperti kota mati.
Wilayah ini yang pernah di datangi Nada bersama pangeran Gustavo saat itu. Semoga saja kali ini Nada tidak bertemu dengan penyihir lagi. Sekarang soalnya Nada datang sendirian. Tidak bersama pangeran Gustavo. Ia harus cepat keluar dari wilayah ini.
"Hihihihii," suara nenek tua itu terdengar lagi. Sudah di pastikan itu suara penyihir yang akan menganggu perjalanannya. Sial. Bagaimana ia harus menghadapai penyihir itu? Apakah Nada akan berani melawan penyihir itu? Atau Nada akan kabur menelabuhi penyihir itu? Bagaimana dengan perjalanan pangeran Gustavo Orion menuju lembah kematian? Akankah berhasil?