Dropnya Pangeran Zhellograf
Tak terasa waktu bergulir begitu cepat. Senja sudah mulai menampakan wajahnya. Terlihat sunset di balik kastil kerajaan Zdellaghoztte. Warnanya kuning keemasan. Membuat pantulan indah di sore ini. Seindah cinta yang baru saja merekah hari ini. Bagaikan dunia milik berdua. Keduanya sudah mulai saling terbuka. Kecuali mungkin pangeran Gustavo yang masih menutupi identitasnya. Tak apa. Semua perlu proses dan waktu. Sekarang yang mereka inginkan hanya menikmati indahnya cinta. Indahnya debaran cinta di setiap detik kebersamaan mereka berdua.
Cinta memang sangat menggiurkan. Tak ada yang lebih indah dari cinta. Cinta memang indah ketika jatuh tepat pada orang yang tepat. Dan sama sama saling mencintai. Cinta memang unik. Dari benci saja bisa jadi cinta. Maka ada orang bilang. Jangan terlalu benci, itu bisa jadi cinta. Karena benci dan cinta mempunyai dinding yang sangat tipis.
"Nada, hari ini kamu jangan pulang ke istana yah. Pulanglah ke istanaku saja," rajuk pangeran Gustavo sedikit manja.
"Haha kamu ini. Kita baru resmi menjadi pasangan kekasih. Bukan sebagai suami istri. Apa kata warga desa Moregestte kalau sampai aku menginap di istanamu. Bisa bisa aku di serbu rakyat,"
"Hmm ya sudah. Sepertinya aku harus menunggu lagi. Pasti setelah kamu menyelesaikan amanah dari bunda Rahma. Kalau pangeran lemah itu ga sembuh juga gimana?" tanya pangeran Gustavo.
"Pangeran Zhellograf, Orion. Jangan kaya gitu ah. Aku optimis kok bisa nyembuhin beliau. Meski aku masih ragu sih. Karena aku hanya manusia biasa, yang berani beraninya mencoba menyembuhkan penyakit kutukan," ucap Nada sedikit murung.
"Tuh kan. Ya udah lebih baik kamu menyerah saja,"
"Tidak Orion. Aku sudah terlanjur berjanji pada raja, ratu dan pangeran untuk berusaha lebih keras menyembuhkan pangeran. Aku yakin kok aku pasti bisa. Semoga saja hari ini ratu Niyya mau menemui pangeran Zhellograf untuk mengecek kondisinya," harap Nada.
"Ya sudahlah. Kalau itu yang kamu mau," pangeran Gustavo pasrah.
"Oh iya. Hari ini ketemu ratu Niyya yuk! Beliau ingin bertemu denganmu," ajak Nada penuh semangat.
"Ciee yang sudah punya ibunda baru. Haha.. Oke kita temui ibundamu," goda pangeran Gustavo.
"Iya dong. Ternyata sehabagia ini mempunyai ibunda dan kekasih," ucap Nada senang.
Akhirnya mataharipun mulai terbenam. Pangeran Gustavo dan Nada berjalan menuju kastil kerajaan Zdellaghoztte.
********
Siang hari ratu Niyya memberanikan diri untuk masuk ke kamar pangeran Zhellograf. Meski masih dalam perasaan ragu ia mengetuk pintu kamar pangeran Zhellograf.
Tok. Tok. Tok. Pintu di ketuk.
"Ini ibunda nak. Coba kamu buka pintunya," ucap sang ratu saat mengetuk pintu kamar pangeran Zhellograf.
Pangeran Zhellograf yang sedang tertegun di depan jendela. Respek berjalan menuju pintu, kala mendengar suara ibundanya.
Ceklik. Pintu terbuka. Ternyata benar ibunda ratu yang datang ke kamarnya.
"Ibunda," ucap pangeran Zhellograf. Ia benar benar terkejut atas kedatangan ratu Niyya ke kamarnya. Seumur hidupnya baru kali ini, ratu Niyya mengunjungi kamar pangeran Zhellograf.
"Boleh ibunda masuk?" tanya ratu Niyya.
"Tentu ibunda boleh. Silahkan mssuk," pangeran Zhellograf mempersilahkan ratu Niyya masuk. Ia sangat senang sekali mendapatkan kunjungan pertama dari ibundanya.
"Ada apa ibunda mengunjungiku? Apakah ibunda merindukan aku?" tanya pangeran Zhellograf dengan mata yang berbinar binar.
"Ya aku merindukan anakku. Bagaimana kondisimu? Kenapa akhir akhir ini ibunda tidak melihat Nada masuk ke kamarmu?" ratu Niyya langsung menanyakan inti permasalahannya dengan Nada.
"Soal itu, Nada masih pantau kesehatan aku dari jauh kok. Aku sudah baik baik saja," jawab pangeran mencari alasan. Dari wajah saja, pangeran Zhellograf terlihat sangat pucat. Persis seperti mayat hidup.
"Nada ke sini itu dengan tujuan untuk menhobatimu nak, bukan memantau kesehatanmu. Sebetulnya ada masalah apa antara kamu dan Nada?" ratu Niyya menguji kejujuaran pangeran Zhellograf. Jika memang ia menganggap ratu Niyya sebagai ibundanya. Mungkin dia akan jujur pada ratu Niyya.
"Aku mencintai Nada ibunda ratu. Tapi Nada tidak mencintaiku," ternyata pangeran Zhellograf berkata jujur.
"Apa harus dengan cara mendiamkan Nada seperti ini? Apa harus dengan cara menjauhinya? Ayahmu bisa curiga dengan kejadian ini," ucap ratu Niyya.
Pangeran Zhellograf merasa aneh dengan berondong pertanyaan dari ratu Niyya. Kenapa seakan akan ia lebih memihak Nada dan memojokan dirinya.
"Ibunda di suruh Nada yah buat ke sini? Sebelumnya ibunda ratu tidak pernah perduli sama sekali dengan kesehatanku. Apalagi mengunjungiku. Pasti semua ini karena Nada. Iya kan?" terka pangeran Zhellograf.
"Benar sekali. Kamu harusnya tau itu. Kamu jangan egois Zhellograf. Kamu ini seorang pangen. Bukan anak kecil lagi yang serba harus mendapatkan segala ke inginan. Cinta itu tidak bisa di paksakan. Termasuk cinta kamu pada Nada. Jika Nada tidak mencintaimu. Ya sudah kamu terima apa adanya. Tidak usah memaksa," ucap ratu Niyya tegas.
"Sudah terlihat jelas kebencian ibunda sekarang ini. Jadi semua ini salah aku? Penyihir Grozu bangkit kembali gara gara aku? Aku ibunda yang mendapatkan imbasnya. Seumur hidup aku menderita dengan menyakit ini. Antara hidup dan mati. Hidup tersiksa matipun tak bisa karena belum saatnya," bentak pangeran Zhellograf mulai naik pitam.
"Iya, ini salah kamu! Harusnya kamu lahir yang pertama! Kenapa harus putriku duluan? Kalau saja kamu lahir yang pertama. Putriku tidak akan dibuang!" ratu Niyya balas membentak pangeran Zhellograf.
Mata pangeran Zhellograf mulai memerah. Seakan semua yang ia lakukan di mata ibundanya salah. Padahal dia sama sama anak kandung dari ratu Niyya. Siapa yang mau lahir menjadi yang kedua. Kalau bisa memilih pangeran Zhellograf ingin lahir menjadi anak yang pertama. Meneruskan tahta ayahnya. Dan tidak harus membuang kakak perempuannya. Jika saja takdir bisa dibuat seenaknya. Maka dunia akan runtuh. Karena manusia banyak maunya.
Pandangan mata pangeran Zhellograf mulai kabur. Ia mulai merasakan pening di kepalanya. Dadanya mulai sesak. Jantungnya mulai berdetak tak menentu. Keningnua mulai bercucuran keringat dingin. Semuanya berubah menjadi pudar. Pandangannya menjadi gerap. Pangeran Zhellograf jatuh pingsan.
Ratu Niyya terkejut dengan apa yang ia lihat. Pangeran Zhellograf pingsan di depan matanya. Apa itu akibat pertengkaran denganya tadi? Apakah separah itu penyakit anaknya? Seketika ia memanggil dayang yang mengurus pangeran Zhellograf. Tak lupa ia memerintahkan pengawalnya untuk mencari Nada. Pangeran Zhellograf sedang Drop. Semoga saja Nada datang tepat waktu.
********
Nada dan pangeran Gustavo masuk ke istana. Kebetulan ia berpapasan dengan ratu Niyya. Wajah ratu Niyya terlihat panik. Nada sudah bisa menebaknya. Pasti ada suatu hal yang terjadi.
"Ada apa tuan ratu. Anda terlihat panik?" sengaja Nada menggunakan bahasa formal di depan pangeran Gustavo. Meskipun ia sekarang kekasihnya. Dan pangeran Gustavo sudah mengetahui tentang ratu Niyya yang menganggapnya sebagai anaknya. Tetap saja, Nada menjunjung tinggi kesopanan dalam kerajaan.
"Pangeran Zhellograf, Nada. Pangeran tadi drop lagi. Itu semua gara gara ibunda," ratu Niyya mulai terisak. Sepertinya dia akan menangis.
Mendengar kabar dari ratu Niyya. Nada langsung bergegas meninggalkan ratu Niyya dan pangeran Gustavo. Ia langsung berlari menuju kamar pangeran Zhellograf. Segera ia mengecek nadi pangeran Zhellograf. Dan benar saja, kondisi pangeran Zhellograf saat ini sangat kritis. Ia langsung berlari ke kamarnya.
Nada meracik beberapa ramuan herbal yang berada di kamarnya. Dengan perhitungan dan kematangan. Ia masukan bahan bahan yang akan menjadi obat untuk pangeran Zhellograf. Semoga saja ramuan ini cukup membuat pangeram Zhellograf menjadi stabil. Usai meracik ia berlari kembali. Ia meminta dayang untuk membantu meminumkan racikannya pada pangera Zhellograf. Dan syukurlah ramuan itu berhasil di telan pangeran Zhellograf.
Pangeran Gustavo dan ratu Niyya salut melihat penangan cepat dari Nada. Dia seharusnya sudah menjadi seorang ahli tabib. Usianya masih sangat muda. Tapi pengetahuannya tentang tanaman herbal sudah tidak di ragukan lagi. Semoga saja pangeran Zhellograf akan segera pulih.
Sadar kondisi sedang genting. Ratu Niyya dan pangeran Gustavo hanya bisa melihat saja tanpa membantu. Tapi mereka yakin Nada pasti bisa menolong pangeran Zhellograf.
"Kamu pangeran Gustavo Oiron?" tanya ratu Niyya tiba tiba.
Pangeran Gustavo sedikit merunduk menghormati ratu Niyya, "Betul tuan ratu. Tadinya aku di ajak kesini untuk di kenalkan dengan tuan ratu oleh Nada,"
"Jaga Nada dengan baik. Jangan kecewakan dia. Jangan buat pengorbanan pangeran Zhellograf sia sia. Dia seperti itu karena di tolak cintanya oleh Nada. Ia lebih memilihmu pangeran Gustavo," ujar ratu Niyya.
Pangeran Gustavo menangguk. "Baiklah tuan ratu. Suatu kehormatan bagiku mendapat kepercayaan dari anda,"
Penolakan cinta? Itu artinya selama ini pangeran Zhellograf mencintai Nada. Tapi Nada tidak pernah cerita mengenai pernyataan cinta pangeran Zhellograf. Dia hanya cerita tiba tiba pangeran Zhellograf tidak mau di periksa olehnya. Nada mungkin sengaja menyembunyikan hal itu dari pangeran Gustavo, untuk menjaga perasaan pangeran Gustavo.
Ada sedikit rasa kecewa karena Nada tidak bercerita padanya. Pangeran Gustavo harus mengerti kondisinya. Nada pasti tertekan. Di satu sisi ia mencintai pangeran Gustavo. Di sisi lain, ada pangeran Zhellograf yang menyatakan perasaan cintanya pada Nada.
Pangeran Gustavo harus lebih berhati hati pada pangeran Zhellograf. Bisa saja pangeran Zhellograf menggunaka penyakitnya sebagai alasan untuk merebut cinta Nada. Itu tidak menutup kemungkinan. Maka dari itu pangeran Gustavo akan mencoba mencari cara untuk menemukan penyihir Grozu dan memantahkan mantra kutukannya.
Semoga saja dengan pulihnya kerajaan Zdellagohztte. Nada akan kembali pulang ke panti asuhan. Tinggal memikirkan bagaimana caranya membujuk bunda Rahma untuk merestui hubungan Nada dan pangeran Gustavo. Setelah itu ia akan menikahi Nada. Menjadikan Nada ratu di istananya. Ratu kerajaan Moregestte. Dan mengenai permata biru itu.
Pangeran Gustavo tidak mau ambil pusing lagi. Ia sudah tidak begitu antusias mengejar permata biru itu. Mungkin hal ini akan membuat ayahnya marah. Tapi ya sudahlah. Tak apa. Pangeran Gustavo sudah tidak ingin lagi menjadi dewa langit. Cukup menjadi raja saja di kerajaan Moregestte.
"Bagaimana kondisi pangeran Zhellograf, Nada?" tanya ratu Niyya panik.
"Kondisinya mulai membaik. Tapi bisa sewaktu waktu drop lagi. Aku akan terus kasih obat yang tadi aku racik. Pangeran harus di awasi selama dua kali dua puluh empat jam. Tapi untuk hari ini aku yang harus mengawasinya dua puluh empat jam. Tapi aku minta di temani dayang. Agar tak sulit meminta apa apa nantinya," jelas Nada.
Terlihat sorot mata cemburu dari pangeran Gustavo. Mau bagaimana lagi. Pangeran Zhellograf memang lebih membutuhkan Nada di bandingkan dirinya.
"Syukurlah kalau begitu. Kamu mau kan Nada menjaganya dua puluh empat jam pertama?" tanya ratu Niyya.
Nada melihat ke arah pangeran Gustavo. Sebetulnya rada kebereatan. Itu artinya pencarian benda pusaka bersama pangeran Gustavo akan kembali tertunda. Tapi mau bagaimana lagi kondisinya sangat darurat. Pangeran Zhellograf lebih mebutuhkan pertolongan Nada saat ini.
"Iya ibunda ratu," ucap Nada akhirnya.
"Kalau begitu. Apakah sekarang pangeran bisa ibunda lihat?"
"Silahkan ibunda," setelah mendapatkan persetujuan Nada. Ratu Niyya masuk ke dalam kamar pangeran Zhellograf, serpertinya ratu Niyya menyesal. Ia mulai menceaskan kondisi anaknya saat ini.
Nada mendekati pangeran Gustavo. Nada tau ini keputusan yang sangat berat. Tapi ini harus ia lakukan demi keselamatan sang pangeran.
"Orion, maafkan aku. Sepertinya untuk beberapa hari aku tidak bisa menemanimu mencari benda pusaka itu. Maaf telah menjadi penghambatmu. Tapi mau bagaimana lagi. Ini taruhannya nyawa," dengan berat Nada meminta izin pada pangeran Gustavo.
Pangeran Gustavo menghela nafas panjang. "Baiklah. Jika urusanmu telah selesai. Aku akan kembali menangih janjimu. Aku berikan waktu seminggu untuk tak berjumpa denganku. Tentunya aku akan sangat merindukanmu putri Nada," pangeran Gustavo memeluk erat Nada. Nada membalasnya dengan erat juga.
Nada merasa tidak enak karena terus menunda nunda perjalanan Nada dan pangeran Gustavo untuk mencari benda pusaka itu. Sudah lebih dari tiga bulan. Belum ada hasilnya. Bahkan tanda keberadaan benda pusaka itu pun belum ada. Apakah ini hanya alibi pangeran Gustavo, karena hanya ingin dekat dengan Nada? Nada mulai berpikiran kalau benda pusaka yang pangeran Gustavo itu sebenarnya tidak ada. Itu hanya di jadikan pangeran Gustavo saja untuk modus mendekatinya.
Semoga saja pangeran Gustavo tidak berpikiran picik seperti itu. Menggunakan mencari benda pusaka demi mendapatkan perhatian perempuan. Uuhh sangat licik.
Nada mulai melepaskan pelukannya. Ia mulai tidak enak. Takutnya tiba tiba raja Zholagraf datang, kan bisa bahaya.
"Aku juga akan sangat merindukanmu Orion. Awas selama seminggu jangan selingkuh. Cari perempuan lain untuk mengusir kebosanan. Aku tidak akan mengampuni kamu," ancam Nada.
"Hahhaa jelas tidak akan lah. Aku akan setia padamu Nada. Aku malah takut kamu jatuh cinta pada pangeran itu," ujar pangeran Gustavo.
"Ya enggalah. Cintaku terpatri untukmu saja Orion, hanya kamu,"
"Terimakasih. Baiklah aku pulang dulu. Kamu hati hati saja. Kalau kamu ada apa apa dan meminta bantuan aku..." pangeran Gustavo memberikan seekor merpati putih ke tangan Nada. Layaknya pesulap yang sedang show. Pangeran Gustavo mengeluarkan merpati putih dari tangannya yang kosong.
"Ini namanya merpati Tasya. Kamu bisa menulis surat. Dan selipkan suratnya di kaki merpati ini. Kamu terbangkan dia. Dia akan kembali padaku. Dia akan menjadi komunikasi kita selama seminggu tak bertemu," terang pangeran Gustavo.
"Baiklah Orion. Belajar sulap dari mana bisa ngeluarin merpati putih dalam tangan kosong?" tanya Nada sedikit bercanda.
"Hahaha," pangeran Gustavo hanya menjawabnya dengan tertawa. Padahal sebetulnya merpati yang Nada pegang saat ini itu adalah seorang peri. Peri Tasya yang ia utus menjadi merpati putih untuk mengawasi Nada selama seminggu ini. Dari mata peri Tasya, pangeran Gustavo bisa melihat semua aktivitas yang di lakukan oleh Nada. Ia berpikir cepat, saat tau Nada harus menjaga pangeran Zhellograf itu.
Pangeran Gustavo langsung mengubah peri Tasya menjadi merpati. Agar ia bisa terus mengawasi Nada dari jauh.