16. Ciuman Pertama

1963 Kata
Ciuman Pertama "Tunggu. Jadi bener kamu ini pangeran langit? Anak dewa langit?" tanya Nada ingat percakapan waktu itu dengan pangeran Gustavo tentang pangeran langit dan anak dewa langit. Deg! Pertanyaan itu spontan membuat pangeran Gustavo terkejut. Bagaimana ia harus menjawab pertanyaan Nada? Kenapa juga dia harus ingat soal anak dewa langit? Apakah ini saatnya identitas pangeran Gustavo terbongkar? "Hahaha jadi kamu percaya nih?" pangeran Gustavo mencoba bergurau. "Iya engga sih. Tapi engga menutup kemungkinan juga sih. Soalnya aku sebelumnya belum pernah melihat yang namanya penyihir. Tapi saat aku melihatnya sendiri aku baru percaya. Makannya aku mikir. Apa iya kamu itu si Orion itu? Anak dewa langit yang pandai memanah. Buktinya kamu ahli dalam memanah," telak sudah pangeran Gustavo tidak bisa berkutik. Ia tidak tau harus menjawab pertanyaan Nada dengan jawaban apa. Gara gara ia keceplosan sih waktu itu. "Kalau aku pangeran langit. Engga mungkin kan aku ada di sini. Menjadi pangeran desa Moregestte pula," Pangeran Gustavo mulai mencari alibi. "Tapi namamu Gustavo Orion. Apa iya kamu Orion?" Pangeran Gustavo terus memutar otaknya agar bisa mencari alibi yang tepat untuk dirinya. Ternyata rasa ingin tau Nada sangat besar tentang dirinya. Ini belum saatnya Nada tau tentang dirinya. Pangeran Gustavo tidak ingin perjuangannya selama dua puluh tahun sia sia, karena terbongkar oleh manusia. Sampai saat ini pun belum ada tanda tanda keberadan permata biru itu. Kalau hari ini terbongkar. Itu artinya pengorbanan dan perjuangan panegran Gustavo akan sia sia. Bisa saja ayahnya mengembalikan ia ke kerajaan langit. "Mungkin ayahku penggemar rasi bintang Orion. Maka dari itu aku di namakan Gustavo Orion. Dari kecil aku memang suka olahraga. Berkuda, memanah. Aku sangat suka. Jadi engga ada kaitannya aku sama anak dewa langit. Lagian bercandaan kaya gitu kamu anggap serius," semoga saja kalo ini, Nada tidak bertanya hal yang aneh aneh lagi. Pangeran Gustavo tidak ingin kehilangan kekuatannya selama beberapa hari hanya gara gara ketahuan identitasnya. "Ya ya ya. Engga mungkin juga sih kamu anak dewa langit. Hehe.. Terus terus cerita soal penyihir Grozu lagi dong. Kenapa dia bisa bersekutu sama iblis? Bukannya dia udaj jadi ratu yah?" syukurlah Nada percaya ucapan pangeran Gustavo. Ia malah penasaran tentang cerita penyihir Grozu. "Ya karena kekuasaan tentunya Nada. Ia ingin menguasai jagad raya ini. Sebelumnya lembah kematian adalah wilayah daerah kekuasaan kerajaan Zdellaghoztte. Wilayah itu menjadi gelap dan menyeramkan. Makannya di sebut lembah kematian. Banyak penyihir lemah yang memberikan tumbal ke sana. Dengan harapan bisa menambah sedikit demi sedikit kekuatannya. Kala itu tidak ada yang bisa mengalahkan ratu penyihir Grozu," ceritapun bergulir sangat panjang. Nada dengan setia mendengarkannya. Setelah berabad abad lamanya. Entah dari mana. Datanglah seorang pangeran gagah berani. Ia menantang ratu penyihir Grozu. Bahkan pangeran itu berani mengancam untuk memusnahkan ratu penyihir Grozu. Hal itu membuat penyihir Grozu murka. Ia mengutus beberapa penyihir untuk mencari pangeran itu. Setelah pencarian yang cukup lama. Akhirnya penyihir Grozu bertemu dengan pangeran itu. Ketampanan pangeran itu menyilaukan mata penyihir Grozu. Tidak di sangka pangeran itu sangat tampan. Ia harus menyerap energi dan ketampanan pangeran itu. Jika ia serap. Maka kecantikannya akan abadi. Tapi semua itu tidak berjalan dengan mulus. Pangeran mulai melawan. Hingga peperangan pangeran dan penyihir Grozu terjadi. Satu per satu penyihir pengikut ratu penyihir Grozu di musnahkan oleh sang pangeran. Tinggalah sang pangeran dan penyihir Grozu. "Siapa kamu? Kenapa kamu begitu kuat?" tanya penyihir Grozu saat itu. "Kamu tidak perlu tau siapa aku. Yang jelas. Aku akan memusnahkanmu. Karena kamu sudah membuat kekacauan di negeri ini," jawab sang pangeran. Tak lama sinar biru di pantulkan dari tangan pangeran itu mengenai penyihir Grozu. Ia mulai merasa kesakitan. Mungkin inilah akhir hayat dari penyihir Grozu. "Hahaha.. Ingatlah pangeran, meski di kehidupan ini aku musnah. Aku bersumpah. Jika nanti keturunanmu melahirkan anak pertama seorang putri. Maka aku akan bangkit dari lembah kematian. Aku akan kembali merebut kekuasaan di jagad raya ini," setelah itu penyihir Grozu mengilang. Meletus bagaikan balon. Pangeran berhasil memusnahkan penyihir Grozu. Lembah kematian menjadi retak. Berpisah satu wilayah dengan negeri Zdellaghoztte. Saat itu pangeran berhasil mengalahkan penyihir Grozu. Ia meminta tolong para peri agar terus menjaga kerajaan Zdellaghoztte. Jangan sampai nanti keturunan pertama anak raja seorang putri. Peri Jaisi akan mengabulkan itu di tiap kelahiran anak pertama raja. Semoga saja ini akan berjalan lama. Pangeran mulai membangun kerajaan Zdellaghoztte. Ternyata pangeran ini adalah manusia setengah dewa yang sengaja datang ke bumi untuk menyelamatkan negeri Zdellaghoztte. Ia bersumpah. Jika suatu saat akan datang di mana nantinya, akan lahir seorang putri anak pertama sang raja. Maka ia meminta peri Jaisi untuk meramalkan. Akan datangnya dewa langit dan putri pemimpi untuk mengalahkan bahkan melenyapkan kutukan penyihir Grozu. Pangera ini rela menjadi manusia seutuhnya untuk kesejahterahan rakyat negeri Zdellaghozttte. Dan ia pun mulai jatuh cinta pada dayangnya sendiri. "Bagitu ceritanya, kurang lebih yang aku tau," pangeran Ghstavo mengakhiri cerita panjangnya. Yang di kasih cerita malah enak enakan tidur. Duh benar benar Nada ini. Sekarang sekarang Nada jadi punya hobi gampang tidur. Pangeran Gustavo hanya bisa geleng geleng kepala sambil tersenyum. Tak lama ia tergoda untuk menyentuh paras cantiknya Nada. Ia mengelus pipi mulus Nada. Pangeran Gustavo mendekat pada Nada. Lama kelaman semakin dekat. Dekat. Dan dekat. Bibir pangeran Gustavo menyentuh bibir mungil Nada. Kali ini pangeran Gustavo berhasil mencuri ciuam dari Nada. Terdengar sangat licik sih. Mengecup orang yang sedang tidur apa itu sebuah kejahatan? Tentu bukan. Kalau pas lagi sadar. Belum tentu Nada mau melakukannya. Apalagi setelah kemarin percobaan pertama gagal. Yah setidaknya mencurinya untuk sekali ini saja tidak apa apa bukan. Pangeran Gustavo tersenyum bangga. Rasa cintanya pada Nada semakin membuncah tidak tertahankan. Apakah ini saatnya pangeran Gustavo mengakui perasaannnya? Nada mulai bangun dari tidurnya. Ia merasakan ada desahan nafas hangat di hadapan wajahnya. Alangkah terkejutnya ketika Nada membuka mata. Dihadapanya sudah ada pangeran Gustavo. Wajah mereka hanya berada beberapa senti saja. Pangeran Gustavo mulai mendekat lagi. Mendekat. Dan mencium kembali bibir mungil Nada. Kali ini tanpa perlawan dari Nada. Nada ikut menikmati sensainya. Jantung keduanya berdebar sangat cepat. Getaran asmara diantara mereka semakin kuat. Pangeran Gustavo sangat yakin Nada mempunyai perasaan yang sama seperti dirinya. Maka dari itu ia memutuskan untuk menyatakan cintanya hari ini. "Nada aku mencintaimu. Sangat mencintaimu," ucap pangeran Gustavo. Nada sudah tidak terkejut lagi. Pasti hal ini akan terjadi. Nada senang karena perasaan cintanya terbalaskan. Ternyata pangeran Gustavo memiliki perasaan yang sama dengan dirinya. Nada meraih tangan pangeran Gustavo. "Gustavo. Aku juga mencintaimu. Tapi apakah aku layak jatuh cinta pada pangeran sepertimu?" "Tentu Nada. Semua orang berhak jatuh cinta. Kenapa tidak. Cinta itu anugrah Nada. Bahkan bagi kita yang sama sama saling mencintai," "Aku hanya gadis miskin yang engga jelas asal usulnya. Sementara kamu. Kamu adalah pangeran kerajaan desa Moregestte," Nada kembali mengingatkan akan status sosialnya. "Aku tidak mempermasalahkan itu Nada. Semua orang di mata Tuhan sama saja. Semua ini terlah di atur oleh Nya. Aku jatuh cinta padamu. Dan begitupun kamu telah jatuh cinta padaku. Jadi, apakah kamu mau menjadi kekasihku?" tanya pangeran Gustavo. Nada mengangguk senang. "Tentu Gustavo aku mau," "Aku janji Nada. Akan menyayangimu, mencintai kamu sepenuh hati. Tanpa ada orang kedua yang aku cintai selain kamu. Hanya kamu pemilik hati ini. Aku janji akam menjagamu, seperti aku menjaga nyawaku. Melindungi kamu, meski nyawa aku yang menjadi taruhannya," ucapan pangeran Gustavo membuat Nada sangat terharu. Tap terasa bulir air mata jatuh dari pelupuk mata Nada. "Loh kamu kok malah nangis," pangeran Gustavo menyeka air mata Nada yang terjatuh. "Ini bukan air mata kesedihan Gustavo. Melainkan air mata kebahagian karena akhirnya kamu bisa menjadi kekasih aku. Itu artinya impian aku untuk bisa menjadi kekasih seorang pangeran terwujud," ujar Nada. Pangeran Gustavo langsung memeluk Nada. Ternyata keputusannya untuk menyatakan cintanya hari ini sangat tepat. Karena Nada mempunyai perasaan yang sama. Apalagi katanya dari dulu dia mempikan menjadi kekasih seorang pangeran. Kenapa engga dari kemarin kemarin saja pangeran Gustavo menyatakan perasannya pada Nada. Mungkin saat ini mereka telah menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai. Tak apa. Semua butuh waktu. Semua butuh proses. Semua itu akan indah pada waktunya. Seperti saat ini. "Saat kamu selesai menyelesaikan amanah dari bunda Rahma. Kamu mau kan jadi ratu di kerajaanku?" tanya pangeran Gustavo. Di ingatkan mengenai bunda Rahma. Nada jadi ingat kalau bunda Rahma sangat membencinya. "Mau Gustavo. Tapi kamu harus berusaha meyakinkan bunda Rahma. Buktikan pada bunda kalau kamu tidak sejelek yang ia pikirkan. Kamu harus ubah sifat sombong dan angkuh kamu. Mulailah dermawan dengan membagikan sebagian harta kamu untuk mensejahterahkan rakyatmu," nasihat Nada. "Jangankan sebagian. Semuanya pun aku rela memberikannya untuk rakyatku," Nada sangat senang. Akhirnya pangeran Gustavo berubah. Berubah seratus delapan puluh derajat dari pertama kali ia bertemu dengan pangeran Gustavo. Ia mulai sangat lembut pada Nada. Sifat jeleknya lambat laun mulai memudar. Namun satu ada sifat baru yang muncul pada dirinya. Sifat barunya itu, membuat Nada sedikit risih. Tapi senang juga sih. Gustavo jadi suka ngegombal dan menjadi lebih humoris. Nada nyaman dengan sifatnya ini. Malah sifat itu yang membuat Nada jatuh cinta pada pangeran Gustavo. "Gustavo. Aku boleh meminta sesuatu?" tanya Nada. "Kamu mau minta apa lagi Nada. Semuanya sudah menjadi milik kamu kok," goda pangeran Gustavo. "Mulai saat ini aku boleh panggil kamu dengan sebutan Orion? Anggap saja ini sebagai panggilan sayang," pinta Nada. "Boleh. Kalau begitu aku juga akan memanggilmu dengan sebutan putri Nada. Karena kamu adalah putri dalam hidup aku," tuh kan. Pangeran Gustavo jadi suka ngegombal. "Hahhaa iya. Terserah kamu aja Orion," "Oh iya. Sejak kapan kamu mencintai aku? Bukannya kamu membenciku?" tanya pangeran Gustavo penasaran. "Kamu dulu dong sejak kapan kamu mulai mencintaiku?" Nada malah balik bertanya. "Loh kan aku yang nanya duluan. Oke deh. Aku mengalah. Aku mulai jatuh hati saat kamu menolong aku. Saat kamu memberikan aku penhobatan luka akibat tikaman harimau waktu itu. Aku pikir kamu perempuan yang menyebalkan. Soalnya kamu tak mengindahkan perintah pageran saat penggusuran di mulai," terang Gustavo. "Aku tau itu kesalahan aku. Harusnya aku tidak seserakah itu. Seakan aku ingin mengambil alih semua wilayah desa Moregestte ini. Padahal kalau dibilang. Aku ini pendatang baru. Yang baru saja menguasai desa Moregestte. Karena ke ahlianku dalam berperang saja yang membuat orang takut padaku. Dan berkat aku temukan beberapa pertambangan emas dan permata. Mereka jadi mau menjadi pengikutku. Dan menjadikan aku sebagai raja," pangeran Gustavo memang sangat ahli dalam berbagai macam hal. Jadi tak heran rakyat menjadikannya sebagai pangeran. "Kalau kamu?" tanya Gustavo. "Kok bisa sama sih? Aku juga mulai jatuh hati saat kamu menolong aku dari harimau itu. Tapi yang menbuat aku semakin mencintaimu itu. Ketika kamu menyelamatkan aku dari penyihir penyihir itu," ujar Nada. "Hahaha takdir memang tak pernah salah yah," "Orion. Apa dari dulu kamu mencari benda pusaka itu sendirian? Sangat berharga kah benda itu? Sekaranh aku ngerti kenapa sampai kamu menemukan beberapa pertambangan emas dan permata. Itu karena kamu sedang mencari benda pusaka itu bukan?" tanya Nada masih penasaran dengan benda pusaka yang tidak kunjung ketemu juga sampai saat ini. "Iya Nada, entah kenapa aku ingin mengajakmu untuk mencarinya. Dan mungkin karena takdir. Aku paham sekarang, karena kamu dan benda itu sama sama berharga untukku," ucap pangeran Gustavo serius. "Sudah berapa lama kamu mencari benda pusaka itu?" pertanyaan Nada satu ini tak bisa pangeran Gustavo jawab. Dua puluh tahun ia mencari permata biru itu. Pasti dua puluh tahun itu seusia dengan Nada. Nada tak mungkin mempercayai hal ini. Apalagi sampai tau kalau usia pangeran Gustavo itu bukan dua puluh tahun. Tapi ratusan tahun. Karena dia adalah anak dewa langit. "Yah lumayanlah. Mungkin ada sepuluh tahun," jawab pangeran Gustavo ngasal. "Lama juga yah. Berarti dari kecil hidupmu keras yah Orion. Pasti sejak kecil kamu di ajar kan berperang dan memanah," tepat sekali Nada. Kehidupan di kerajaan langit sangat keras. Ayahnya tidak mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang sama sekali. Katanya ia tidak boleh jatuh cinta. Karena akan membuatnya menjadi lemah. Indah di awal dan akan sakit tiada akhir. Tapi ayahnya bohong. Ternyata jatuh cinta itu memang indah. Baru sekali ini pangeran Gustavo merasakannya. Dan semoga tidak akan menyakitkan tiada akhir, seperti yang di bilang Neptune. Pangeran Gustavo harus siap menerima konsekuensi atas tindakannya. Ketika ia jatuh cinta pada seorang manusia. Sudah pasti saat permata biru itu ketemu. Ia akan berpisah selamanya dengan Nada. Karena otomatis, pangeran Gustavo akan menjadi Orion kembali. Dan akan menjadi dewa langit menggantikan Neptune.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN