David menghela nafas panjang, " Gue belum cerita ya?,” Kedua matanya melirik sekilas ke arah m siswi yang tengah menatapnya di jarak yang lumayan tidak jauh dari tempat duduk David dan Sisil, yang David ketahui namanya itu Fatin. “Selama tiga hari lo gak sekolah dan bisa di hitung lima hari gue masuk sekolah sini, banyak banget cewek yang ngeliatin, ngikutin bahkan minta foto bareng sama gue," Ucap David yang kembali fokus menatap ke Arah Sisl.
Ngomong-ngomong, sekarang ini pelajaran ke empat. Sayangnya guru yang bertugas untuk mengajar sedang pergi ke Dinas dan akhirnya kelas ini melewati masa Jam kosong sampai jam terakhir pelajaran mereka.
Sisil yang tadi sibuk menulis materi pelajaran sebelumnya, langsung mendongakan kepalanya ke arah David, “Sumpah lo?” Tanya Sisil tidak percaya dan hanya David mengangguk menjawabnya.
Sisil berdecak pelan sebari menaruh pulpen yang ia pegang, “Berasa jadi artis gila!” Hebohnya dengan nada pelan, alhasil mereka berdua tertawa.
“Lo tahu Fatin kan?”
Sisil mengangguk, “Nah! Tuh anak dari kemarin ngeliatin gue mulu, kek aneh banget gak sih?”
Gadis itu mengerenyitkan dahinya, lalu menoleh ke arah Fatin dan memastikan apakah benar gadis tersebut sedang melihat ke arah David apa tidak.
And viola! Fatin sedang menatap kagum ke arah David, akan tetapi saat ia di pergoki oleh Sisil. Gadis bernama Fatin itu langsung merasa canggung.
“Lo bener!” Bisik Sisil, David mendekatkan wajahnya agar ia pun mendengar ucapan Sisil.
“Tapi memang si Fatin tuh freak banget Dav, gue hampir inget kalau Nabil pernah cerita. Dia tuh obses banget sama cowok ganteng, bahkan kak Kevin salah satu korbannya karena sering di stalking,” Jelas Sisil dengan nada pelan.
“Serius?” Ucap David dengan raut wajah tidak percaya.
Sisil mengangguk, “Lo kudu take care, kali aja lo korban selanjutnya,”
“Gila lo!”
Sisil tertawa, gadis itu berniat kembali melanjutkan kegiatan menulisnya.
"Berarti lo jadi primadona di sekolah dong? Ya iya jelas si orang lo ganteng,"
“Ah! Males banget gue kalau bakal jadi bahan sorotan kalau temenan sama lo,” Celetuk Sisil asal, mendengar itu David memberhentikan tawanya.
“Kok lo gitu sih njir?” Kata David tidak terima. “Harusnya lo tuh bangga berteman sama orang ganteng kaya gue!”
“Pengen muntah gue dengernya,” Keki Sisil.
"Kalau masalah gantengnya sih jelas, mirip Justin Bieber ya ? " goda David. Sisil langsug menoleh, tidak terima idolanya di sama-sama kan dengan laki-laki model seperti David. Oh! Tidak akan pernah bisa, sebagaimana teman barunya ini memanglah tampan.
" Mimpi lo!” Gas Sisil dengan nada bercanda, alhasil mereka berdua tertawa hingga beberapa murid di kelas menoleh ke arah mereka berdua. Bahkan ada beberapa siswi yang sedikit iri dengan keakraban David dan Sisil yang terkesan sangat cepat ini.
" ikut gue ke Loker yuk, habis gitu kita nongkrong di kantin " Ajak Sisil.
David berdesis, “Keknya bentar lagi gue bakalan ketularan mokong deh "
"Sialan!" umpat Sisil sambil tertawa, diikuti dengan David.
-----------------------------
"Loker kita sebelahan tau!"
"Iya?"
David mengangguk "Soalnya hari selasa kemaren gue di kasih kunci loker sama Bu.." David diam, seperti berusaha mengingat sesuatu "Wali kelas kita namanya siapa sih?" Tanya David
"Bu wati?” Jawab Sisil.
"Nah iya Bu Wati yang ngasih kunci ke gue, pas gue ke loker, ternyata Loker gue sebelahan sama lo terus sebelah lo loker si Nabil," Sisil menaikan sebelah alis matanya
“Kok bisa kebetulan gitu ya?” David menaik kedua bahunya menandakan tidak tahu.
Tepat di depan Loker, Sisil mengerutkan keningnya. Ada kertas post it berwarna hitam yang di tempelkan di lokernya. Sisil mengambil post it lalu melihat ke kanan dan ke kiri untuk memastikan siapa yang menempel itu di lokernya.
"Kenapa lo?" Tanya David, Sisil menoleh lantas memberikan post it itu kepada David
"Selamat Pagi Sisil," gumam David sambil menaikan sebelah alis matanya, David membolak balikan post itnya berharap ada nama yang tertera di situ.
" Lo tau ini dari siapa?" Tanya David tanpa mengalihkan pandangannya dari post it yang ia pegang itu.
Sisil menggeleng "Tapi kalo nulis-nulis gak jelas di post it kek gitu, itu kebiasaan gue sama Nabil bahkan kita berdua punya banyak kertas post it di loker,”
David mengangguk paham, “Lo punya kunci loker Nabil,”
“Ke betulan gue bawa kok,”
"Boleh gue buka Lokernya si Nabil?” Sisil diam, lalu merogoh sesuatu di dalam kantong roknya.
" Nih!" ucapnya sambil menyodorkan Kunci di sertai gantungan anjing kecil. David mengambil kunci tersebut lantas berjalan menuju loker Nabil. Setelah di buka, apa yang Sisil bilang benar, ada banyak Post it warna warni yang kosong di dalam dan di tata rapih, ada juga post it yang sudah di tulis oleh Nabil dan di tempelkan di dalam Loker David mengambil salah satu post it berwarna kuning yang tertempel
"Nalen tau nama Sisil dan tahu semua tentang Sisil!"
"Nalen siapa? " Tanya David, Sisil yang sedang memeriksa lokernya dan mendengar nama Nalen, reflek Sisil menoleh. David melihat ke arah Sisil lalu memberikan post it milik Nabil kepada Sisil. Sisil membaca tulisan yang ada disitu sambil tersenyum samar, Sisil yakin kalau post it ini ditulis sebelum Nabil pulang dan bisa di bilang ini tulisan post it terakhir Nabil
" Nalen siapa?" David mengulang pertanyaan lagi seperti ciri khasnya Angga. Sisil mendongak menatap David, David memang lebih tinggi dari Sisil. Sisil tersenyum "Cowok primadona di sekolah ini," jawab Sisil sambil menaruh kertas post it milik Nabil barusan ke dalam lokernya lantas menutupnya. David masih memandang Sisil.
"Kenapa?" Tanya Sisil yang merasa aneh dengan sikap David, David tersenyum lalu menutup loker Nabil "Enggak kok, enggak kenapa-kenapa," ucap David.
Sisil ber-oh ria sambil mengangguk " Kantin yuk!" ucap Sisil antusias, David terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
"Mau ketemu Nalen?" Sisil terdiam, mengingat sesuatu yang membuat hatinya kembali sesak. Senyuman David luntur saat melihat raut wajah Sisil yang berubah 180 derajat.
"Sil?" Ucap David kalem, yang berhasil membuat darah Sisil berdesir. Sisil menoleh ke arah David.
"Gue kangen Nabil,“ YAP! Dugaan David benar! Perubahan Sisil secara tiba-tiba ada sangkut pautnya sama Nabil. " Gue salah ngomong ya?" Tanya David, Sisi tersenyum lantas menggandeng lengan David semangat.
"Yuk ah cus kantin!
"
David tersenyum senang melihat kelakuan Sisil, tapi d isisi lain David miris karena Sisil melakukan itu hanya seakan-akan ingin menutupi kesedihannya seperti layaknya dia baik-baik saja, tapi sayangnya tidak! Sisil tidak sedang baik-baik saja, Sisil hancur sangat, sangat hancur ketiga orang yang bagi Sisil penting hilang semua, tuhan sudah mengambilnya dari Sisil, setiap malam David berpikir kenapa takdir yang di miliki oleh Sisil begitu menyakitkan. Sisil cantik, baik dan ceria tapi kenapa hidupnya begitu banya kesedihan? David memandang Sisil dari samping lalu menghela nafas. Maaf...... kalau ternyata gue benar-benar jatuh sama elo secara cepat Sil.
"Lo mau makan apa?" Tanya Sisil. Mereka berdua sudah berada di kantin. Ya, di sini masih sepi karena belum jamnya istirahat. Mungkin tinggal tunggu beberapa menit lagi.
"Kayanya gue yang harusnya nanya gitu," Ucap David tersenyum kecil.
"Lo mau makan apa Sisiliya? " Sisil tertawa lalu menampung dagunya dengan kedua tanganya.
“Ngomong-ngomong cewek gak suka di tanya," ucapnya dengan memberi kode kepada laki-laki tersebut.
Mendengar hal itu, kali ini David tertawa, " Oke berarti hari ini lo harus makan, gue yakin tadi sebelum berangkat lo belum sarapan kan?" tebak David lantas berdiri untuk memesan makanan, Sisil tersenyum melihat punggung David yang agak menjauh untuk memesan makanan. Apa yang Sisil rasakan saat ini tentu senang dan agak sedikit lebih baik atas kehadiran David. Sisil bersyukur bahwa David mau berteman dengannya. Dan cara perhatiannya terhadap Sisil yang kadang membuat Sisil senang setengah mati itu yang membuat Sisil dan David semakin akrab, Sisil tau kalau mereka baru 5 hari ini kenal tapi sikap David yang dapat melengkapi itu yang membuat mereka terlihat sangat akrab seperti sudah kenal bertahun-tahun
Bil, tau gak ? sekarang gue deket sama David, anak baru yang kata elo lumayan ganteng itu, btw dia beneran ganteng loh! Ya walaupun ternyata Nalen kalah ganteng hahaha. Dia perhatian banget sama gue Bil. Kenapa ya ? lo tau gak alasannya ? oh iya tadi pas gue ke loker ada yang naruh kertas post it di loker gue Bil, ngucapin gue selamat pagi, lo tau gak itu siapa ? kalau tau kasih tau gue lewat mimpi ya. Sisil tersenyum saat pikirannya mengatakan itu. "Gue kangen elo,” Gumam Sisil yang langsung di depannya ada David sambil membawa 2 buah mangkuk bakso.
"Yang mana Nalen ? Gue pengen tau," ucapnya sambil mengunyah bakso yang ia masukan ke dalam mulutnya, Sisil mengedarkan pandangnya, setelah itu terdengarlah suara bel tanda istirahat.
Sisil mengedarkan pandangannya lagi, tak lama senyum Sisil mengembang dan kembali menatap David "Tepat di belakang elo, lagi nyari bangku yang kosong kayaknya," Ucap Sisil,David memutar badannya untuk melihat siapa lelaki yang bisa membuat Sisil terkagum-kagum.
David melihat kearah lelaki yang tingginya sekitar 170 CM, Manis dan entahlah David tidak paham. Di lihattnya secara bergantian 2 lelaki di samping kiri Nalen. "Biasa aja sih, ganteng yang tengah, Cuek, cool gak kaya Nalen sama yang satu lagi " ucap David sebari memakan baksonya.
"Bentar deh, elo kok bisa banget ngenilai ke sesama cowok, apa jangan-jangan lo??“
"Nah kan ngaco lagi, tuh otak di buat dari apa sih?” kesal David, sambil menggeserkan mangkuk bakso yang sudah habis ia makan, Sisil ketawa "Gue bercanda Vid!" ucapnya dengan ada sedikit tawanya. " BTW yang tengah itu Reon, yang kata elo ganteng sendiri," sambung Sisil menjelaskan
"Dia juga yang paling tinggi, tingginya..... " gantung Sisil sambil melihat David dari atas sampai bawah, David menaikan sebelah alis matanya “Apaan? " kata David sebari menyipitkan kedua matanya.
"Ti nggi lo berapa ? " tanya Sisil sambil meminum es jeruk. "176, kenapa ?"
" Nah! Tingginya se-elo si kak Reon " jawab Sisil, David mengangguk mengerti " Tapi Sil,"
Sisil menatap ke arah David "HM?"
"Gue kok gak terlalu suka ya sama Nalen?"
"Heh! Kenapa?"
David kembali menoleh kearah 3 lelaki di belakangnya yang sekarang sedang duduk di bangku sambil memakan pesanan mereka, banyak cewek-cewek yang menatap kagum tapi dengan cueknya mereka mengabaikan itu. "Gak tau kenapa, gue cowok dia cowok, sesama cowok paham sama gerak gerik cowok kek gimana. Dan gue juga agak punya insting yang jelek aja ke Nalen. Kecuali ke si Reon ama temennya yang keliatan kalem gitu," jawab David. Sisil melihat ke arah mereka bertiga, menatap secara bergantian. Tapi saat Sisil menatap ke arah Reon, sorot mata Reon dan Sisil saling bertemu. Dan dari situ Reon tersenyum kecil sehingga ada cewek-cewek yang mungkin memperhatikan mereka memekik pelan melihatnya. Sisil melotot lalu melihat ke arah ke kanan dan ke kiri lalu ke belakang memastikan ada seseorang lagi selain dirinya. Tapi hasilnya Nihil Cuma ada Sisil d isitu dan tanpa di duga lagi. Reon tersenyum ke arahnya. Ke arah Sisil. Sekali lagi ke-a-rah Si-sil! Sisil salah tingkah, berusahah menyembunyikan itu didepan David. Tapi sayang ia gagal.
"Salting?" Tanya David sambil menyeringai dan mengaduk-ngaduk es jeruknya. Sisil menatap sinis ke arah David lalu melirik kearah Reon. Dan sial! Reon masih menatap Sisil dan sesekali terkekeh melihat sikap salah tingkah Sisil. Nalen dan Kevin tidak melihat apa yang terjadi disekitarnya, mereka berdua focus dengan ponselnya. Sisil menghela nafas. Berharap Nalen yang memperhatikannya. Memang sih dari sekian 3 lelaki itu, yang paling tampan Reon. Tinggi, alis tebal dan apa ya ? ah kalian bisa kan ngebayangin. Intinya dia tuh awesome! Tapi gak au kenapa yang Sisil kagumi hanya Nalen. Ya Nalen.
------------------------------------