Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Maria belum sadarkan diri. Suster Joan masih menemaninya. Dia terlihat bingung, sebenarnya penyakit apa yang di derita Maria hingga Dia harus mengkonsumsi obat sebanyak itu. Suster Joan mengganti handuk pengompres kening Maria. Rasa kantuk tak dapat ditahan lagi oleh Suster Joan tapi Dia tak bisa meninggalkan Maria. Suster Joan memberikan minyak kayu putih pada leher Maria dan juga menempelkan ke hidung Suster Maria. Suster Joan berharap Maria tersadar. Tak lama kemudian Maria mengerjabkan mata. Dia memegang kepalanya. "Aaawww....! kenapa sakit sekali." Kata Maria. "Suster Maria... Kamu kenapa sebenarnya?" Suster Joan merasa senang melihat Maria tersadar. "Suster Joan...." Panggil Maria lemah. "Ya Suster..?" Tanya Suster Joan. "Tolong ambilkan obat di tasku." Pinta Maria. Suster J