Bab 5. Para Biarawati

1059 Kata
Satu Tahun kemudian Atala baru saja keluar dari sekolah. Kini Atala sudah duduk di Junior School (SMP). Atala sedang di sebuah Mall besar di Negara A. Atala sudah minta ijin pada Papa nya kalau hari ini Dia akan pulang terlambat. Atala ingin ke toko buku mencari buku pelajaran. Tadinya Lambok ingin mengantarnya tapi Atala menolak karena kasihan dengan Vita yang sedang tidak enak badan tapi memaksakan sekolah. Beberapa hari ini Vita uring-uringan, Dia kangen sama almarhumah Mama nya. Vita mengatakan akhir-akhir ini Dia bermimpi bermain dengan Mama nya di taman. Atala bersama dua orang temannya sudah berada di sebuah toko buku. Mata nya terus mencari buku yang diinginkannya. Kedua teman Atala juga sedang mencari buku yang sama. "Sam...! Aku dapat bukunya." Panggil Atala pada temannya. Sam yang mendengar panggilan Atala bergegas menghampiri Atala dengan setengah berlari tapi Sam lengah, Dia menabrak beberapa orang wanita berjubah. Bruuukkk.... Sam terjatuh terduduk. Wanita itu yang ternyata Para Biarawati menolongnya. "Kamu tak apa-apa, Dek?" Tanya nya. Atala yang mendengar suara orang terjatuh bergegas menghampiri, Atala melihat ternyata Sam yang jatuh. "Saamm... Kamu gak apa?" Tanya Atala yang melihat kondisi Sam. "Aku gak apa. Suster itu menolongku." Tunjuk Sam pada seorang biarawati. Atala menoleh hendak mengucapkan terima kasih. "Terima Ka...... Mama? Mama...!?" Atala bergegas menghampiri dan memeluk Suster tersebut. Suster itu terlonjak kaget karena tiba-tiba Atala memeluknya. "Mama.... Mama kemana saja? Atala kangen Ma... Mama kenapa gak pulang. Vita rindu sama Mama... Vita sakit Ma...." Atala menangis tak mau melepas pelukannya. Suster itu mencoba melepas pelukan Atala tapi tak bisa. Biarawati yang lain mendekat. "Ada Apa Suster Maria. Siapa anak ini?" (Dalam Bahasa Inggris) "Aku tidak tahu Suster Joan. Aku tak mengerti apa yang dikatakannya." Kata Suster Maria. Atala melerai pelukannya mendengar kata-kata para Biarawati. Atala lupa, Dia biasa berbicara bahasa Indonesia dengan Mama nya. Atala juga mendengar suara Suster Maria persis seperti suara Mama nya. Atala meminta maaf pada Suster Maria, Dia mengatakan kalau Suster Maria sangat mirip dengan Mama nya. Atala juga mengatakan kalau Mama nya telah meninggal dunia. Suster Maria menjadi terharu mendengar perkataan Atala. Suster Maria mengusap lembut pipi Atala. "Kamu jangan sedih ya Atala. Mama Kamu sudah tenang bersama Tuhan." Kata Suster Maria. Sam yang melihat Atala menangis segera merangkulnya. "Atala Kamu jangan sedih. Nanti Mama Kamu juga sedih." Kata Sam yang sudah baik-baik saja. Atala mengangguk. "Terima kasih Sam. Terima Kasih Suster Maria. Atala harap bisa bertemu Suster Maria lagi." Kata Atala. Suster Maria tersenyum. Dia melihat Badge seragam sekolah Atala. "Kalian hati-hati ya. Oh ya... Ini buku Kalian." Kata Suster Maria. Para Biarawati berpamitan dan meninggalkan toko buku setelah membayar beberapa buku yang Mereka beli. Atala masih tak percaya, Suster itu pasti Mama nya. Atala, Sam dan Brian bergegas membayar buku yang mereka beli. Kemudian mereka pergi ke foodcourt karena Mereka sudah sangat lapar. Ternyata di Foodcourt, Atala melihat Para Biarawati itu lagi. Atala terus saja menatap wajah Suster Maria yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya duduk. Sam yang mengetahui Atala memandang Suster Maria, menepuk bahu Atala pelan. "Apa Kamu yakin, Dia Mama mu?" Atala mengangguk. "Tapi bagaimana mungkin? Mama mu seorang Muslim taat, kenapa berpakaian Biarawati?" Sam memang pernah mendengar cerita Atala kalau Mama nya sangat baik dan selalu taat pada ajaran Agamanya. "Aku juga gak tahu, Sam. Aku sangat merindukan Mama ku." Atala meneteskan airmata lagi. Atala mengingat bagaimana Suster Maria mengusap Pipinya lembut seperti Mamanya. Para Biarawati itu akan meninggalkan foodcourt. Atala yang masih penasaran bergegas menghampiri. "Suster Maria..." Panggil Atala. Suster Maria menoleh. "Ya? Atala, Kamu belum pulang?" "Ya Allah... Apa benar ini Mama ku? Ya Allah tolong Atala, Atala kangen Mama." Batin Atala. "Atala?" Panggil Suster Maria. "Ya Suster, Maaf. Apakah Suster Maria sering kemari?" Tanya Atala. "Tidak. Kenapa?" Tanya Suster Maria heran. Atala memeluk Suster Maria kembali. Suster Maria terdiam. Perasaannya tak menentu. "Mari Suster Maria, nanti Kita telat." Kata Suster Joan. Suster Maria melerai pelukan Atala. Ada rasa berat dihatinya melepas pelukan Atala. Atala masih menggenggam tangan Suster Maria. "Maaf Atala, Saya harus pergi." "Apakah Kita akan bertemu lagi? Adik ku, Twins sangat merindukan Mama Kami. Apa Kamu berkenan berjumpa dengan Mereka? Adikku sedang sakit karena rindu pada Mama." Atala memohon. Suster Maria tersenyum. "Kalau Tuhan berkehendak, Kita akan bertemu lagi." Kata Suster Maria yang dengan sedikit paksa melepas genggaman Atala karena rombongannya sudah meninggalkannya. Atala kembali meneteskan airmata. "Mama....." Atala terisak. Brian yang telah selesai makan menghampiri Atala. "Ayo lah Atala, Kamu belum menghabiskan makananmu, Nanti kita terlambat pulang." Pinta Brian. Atala mengangguk dan mengusap airmatanya dengan punggung telapak tangannya. ******* Atala sudah berada di rumah. Dia terlihat lesu. Lambok yang sedang mengompres Vita di sofa ruang tamu, bergegas menghampiri Atala yang tidak seperti biasanya. "Assalamu alaikum..." Salam Atala lesu. "Wa alaikumussalam." Jawab Lambok. "Sayaaang.... Ada apa? Kenapa Kamu terlihat sedih?" Lambok heran. Atala langsung memeluk Lambok. "Papa.... Huk.. huk... huk..." Atala menangis. Lita dan Vita menengok ke arah Kakaknya karena mendengar Kakaknya menangis. "Ssttt.... Loh kok pulang nangis? Kenapa, Sayang? Malu tuh dilihat Twins. Dapat bukunya?" Tanya Lambok bingung. "Aku ketemu Mama, Pa... Huk.. huk... huk..." Kata Atala. "Apa?" Lambok melerai pelukan Atala. "Dimana Kak? Vita mau ketemu Mama... Papa... Ayo Kita ke Mama." Rengek Vita. "Tunggu... tunggu... Atala... Kamu ngomong apa, Sayang? Mama Kalian sudah tidak ada. Atala kan lihat sendiri waktu Mama dimakamkan." Lambok berkata dengan sabar. "Tapi Atala gak bohong Pa, Atala bener-bener lihat Mama. Atala malah memeluknya." Atala masih terisak. Lambok membawa Atala duduk di sofa. "Kamu duduk sini. Papa ambilkan Kamu minum dulu." Pinta Lambok. "Assalamu alaikum...." Sapa Nindi yang baru tiba. "Wa alaikumussalam..." Jawab Atala, Lambok dan Twins. "Aunty..." Atala memeluk Nindi. "Loh.. Atala kenapa? Kok nangis?" Nindi heran. Lambok memberikan air minum pada Atala. "Kamu minum dulu biar tenang." Pinta Lambok. "Ada apa, Kak?" Tanya Nindi. "Vita masih demam, Sayang?" Nindi mendekat pada Vita. Nindi memeriksa suhu badan Vita. "Apa gak sebaiknya dibawa ke rumah sakit saja?" Tanya Lambok. "Gak usah Kak, nanti abis makan, Vita minum obat lagi ya, Sayang?" Kata Nindi lembut sambil mengecup kening Vita. "Ya Aunty." Kata Vita lemah. "Kak Atala ketemu Mama, Aunty." Tiba-tiba Lita berbicara. "Apa? Mama? Bagaimana mungkin?" Nindi menatap Lambok. Lambok mengangkat bahunya. Nindi menghampiri Atala dan mengusap kepala Atala. "Atala.. Coba Kamu ceritakan pada Aunty dan Papa, dimana Kamu bertemu Mama. Atala tahu kan Mama sudah tiada?" Kata Nindi. Atala mengangguk. Atala kemudian menceritakan perihal Dia bertemu rombongan Biarawati di Mall.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN