WANITA BERAMBUT PIRANG

1821 Kata
                Setelahnya kami berdua pun sarapan, aku dengan cepat melahap makanan yang di buatkan oleh istri ku itu. mengingat jadwal nya pagi, aku harus mengantarkannya ke kantor dan barulah aku akan ke bandara.                 “Udah?” Tanya ku kepada Kinan, ia menatapku dengan heran                 “Udah… mas mau apa?” Tanya nya, oh seperti nya ia belum tau kalau aku akan mengantar nya menuju kantor.                 “Mau anter kamu, kenapa?” Jawab ku                 “Hmmm, nanti mas telat, gimana?” Tanya nya dengan raut muka yang begitu lucu, andai saja , andai saja ia telah membalas cinta ku. Mungkin ia sudah habis ku gigiti karena ia begitu menggemaskan.                 “Enggak, Kinan. Yaudah yuk” Ucapku sembari menarik tangannya menuju mobil. Ia diam saja mengikuti perintah ku.                 Setelah mengantarkan Kinan menuju kantor nya, aku segera berangkat menuju Bandara. Ya semoga saja tidak telat. ***** KINAN POV             Aku masuk ke dalam kantor ku dan di sambut hangat oleh para teman – teman, mereka semua meledekku sembari tertawa, aku sendiri juga tidak bisa menahan senyum ku ketika mereka semua meledek ku.                 “Ciee pengantin baru, muka nya seger amat nih”                 “Gimana nan? Manteb gak mas pilot?”                 “Ponakan dong naaannn”                 “Cieee, asik banget yaa yang udah punya guling pribadi”                 “Nan kalau bulan depan, udah bisa jadi gak keponakannya?”                 Mereka semua berceloteh sembari menggodaku. Aku hanya tersenyum malu – malu sembari melewati mereka, rasanya aku tidak tahu harus membala ucapan mereka seperti apa. saat jam makan siang, aku memilih untuk tetap berada di ruangan ku saja, rasanya terlalu malu jika saat ini aku harus muncul di hadapan teman – teman ku. Mereka sudah pasti akan terus meledek ku hingga pipi ku memerah. Apalagi jika mereka membahas perihal anak. Ingin sekali ku beritahu mereka bahwa sejauh ini kami masih sejauh berpelukan, selebih nya kami masih begitu sama – sama polos.                 Tak di sangka semua teman – teman dekat ku, datang ke ruangan ku dengan berbagai makanan di tangan mereka masing – masing. Aku nampak kaget saat melihat mereka datang dengan raut muka yang begitu bahagai, mereka datang dengan senyum yang tak lepas dari wajah mereka. Ahh dasar, mereka jahil.                 “Ngapain atuh kesini? Kenapa gak makan di bawah aja?” Tanya ku sembari merapikan dokumen – dokumen yang berserakan di meja                 “Dih, emang gak boleh nih kita nyamperin pengantin baru?” Tanya Salsa, sembari memasang raut muka yang seakan – akan sedih Aku tertawa melihat ekspresi nya yang begitu lucu                 “Iya boleh – boleh” Jawab ku, akhirnya mereka duduk kemudian mengeluarkan makanan mereka satu per satu, jika di lihat – lihat kami ini seperti piknik di tengah padat nya kesibukan di kantor.                 “Jadi gimana nih nan? Ceritain dong rasanya jadi pengantin baruuu” Ucap Caca sembari terus mengunyah makanannya                 “Gak gimana – gimana” jawab ku dengan jujur, seketika mereka semua memasang raut muka yang seakan – akan tidak percaya                 “Masa? Belom bikin dede bayi apa?” Tanya mereka semua secara bergantian Aku menggeleng                 “Kok bisa? Mas Pras gak ada pergerakan apa gitu? Mancing – mancing kamu atau apa kek, kebalik, kamu yang mancing – mancing dia” Tanya Caca yang nampak amat gemas dengan ku dan juga Mas Pras Aku lagi – lagi menggeleng pelan                 “Ihhh kok bisaa?”                 “Ya bisa”                 “Pancing atuhlah, gimana mau punya anak kalau kalian aja ga bikin. Gimana anaknya mau jadiii? Dikira bikin anak tinggal download aja kali ya” Celetuk Tasya, aku terkekeh pelan, merasa lucu dengan apa yang baru saja ia ucapkan.                 “Mau di ajarin gaak?” Tanya Tasya, aku diam namun segera mengangguk pelan. Di antara kami ber empat, yang baru menikah hanya aku dan Tasya sementara Caca dan Salsa, mereka masih betah dengan status jomblo mereka. Bukan karena mereka tidak cantik, mereka hanya sibuk dengan pekerjaan mereka yang selalu saja menguras waktu.                 Tasya mulai memberitahu ku, sementara Caca dan Salsa yang mendengarnya hanya cekikikan karena mendengar apa yang di beritahukan oleh Tasya, aku mengangguk tiap kali setiap poin yang diberitahukan Tasya telah selesai ku dengarkan. Tak lama setelah Tasya memberiku wejangan , waktu makan siang pun habis. Mereka membereskan sisa makanan mereka kemudian pamit untuk kembali ke ruangan mereka masing – masing.                 “Jadi ngerti ya nan?” Tanya Tasya sekali lagi Aku mengangguk                 “Beres” Jawabku sembari mengacungkan kedua jempol ku.                 “Kalau gak mempan, waduh, patut di pertanyakan tuh suami mu” Ucap Tasya sembari menutup pintu ruanganku, sementara aku hanya tertawa pelan. Mana mungkin Mas Pras tidak normal. Ada – ada saja Tasya itu. *****                 Sepulang kerja, aku langsung membaringkan tubuh ku di ranjang, entah Mas Pras akan sampai di rumah jam berapa, sebab sejak tadi aku telfon ia tidak mengangkat nya. Aku lelah sekali, sangking lelah nya, aku tidak sempat singgah membeli bahan – bahan makanan untuk Mas Pras. Aku memejamkan mata ku sebentar, berusaha menghilangkan penat yang seperti nya sedang menggerogiti tubuh ku.                 Setelah beristirahat kurang lebih setengah jam, aku memutuskan untuk mandi, tidak lucu juga kalau suami ku pulang bekerja sementara aku masih dalam keadaan yang bau keringat, aku berjalan menuju kamar mandi dan tak lupa menyambar handuk ku yang tergantung rapih di gantungan handuk , persis di samping pintu kamar mandi.                 Beberapa menit sebelum aku menyelesaikan mandi ku, terdengar suara pintu yang terbuka. Aku pastikan itu adalah Mas Pras. Siapa lagi yang tahu kode kuncu kamar kami, selain kami berdua. Aku buru – buru menyelesaikan mandi ku, kemudian aku akan menyambut nya.                 “Mas, udah dat-” Ucapanku terhenti ketika melihat Mas Pras berjalan ke arahku dengan keadaan setengah telanjang                 “Kangen” Ucap nya sembari memeluk ku, aku lantas kaget, sebab kami berdua berpelukan dengan keadaan tubuh yang hampir telanjang, Mas Pras menenggelamkan wajah nya di leherku, menghirup wangi sabun yang masih menempel pada setiap inci tubuh ku.                 “Mandi dulu atuh mas” Jawab ku sembari membalas pelukannya, rasanya kenapa senyaman ini?                 “Iya nanti” Jawab nya, ia semakin mengeratkan pelukannya, hingga aku sedikit merasa sesak karenanya                 Lama – lama kami berpelukan Mas Pras sudah mulai berani mencium ku, mencium pipi, kemudian turun ke bibir ku. Aku sedikit kaget karena aku benar – benar tidak tahu cara berciuman. Setelahnya, ia pelan – pelan mendorongku menuju kasur, menjatuhkan ku di atas benda empuk itu, jantung ku benar – benar berdetak tidak karuan saat ini. Sekali lagi mas Pras menciumku kemudian melepaskan handuk yang sejak tadi menutupi seluruh tubuh ku.                 “Tonight, gonna be a long night” Bisik nya tepat di telingaku sehingga aku merasa kegelian karenanya *****                 Pagi nya kami berdua bangun dengan keadaan yang begitu berantakan, aku sendiri terbangun dengan keadaan memeluk Mas Pras. Paha ku masih sakit karena semalam. Sementara suami ku itu masih tidur. Aku melirik jam yang terletak di dinding dekat foto pernikahan kami berdua. Sial, kami hampir saja telat , padahal hari ini Mas Pras sedang ada jadwal penerbangan lagi sementara aku harus kembali bekerja di kantor. Aku buru – buru membangunkannya, namun seperti biasa, ia akan sulit sekali di bangunkan.                 “Mas, bangun udah telat kerjanya” ucap ku sembari menggoyang – goyang kan badannya yang hanya di tutupi dengan selimut yang di bagi dua denganku.                 “Mas Pras… atuhlah nanti telat” Ucap ku sekali lagi, ia nampak sadar namun hanya sebentar kemudian ia kembali menutup matanya lagi.                 “Mas ih bangun gak” ucap ku dengan suara yang sedikit lebih keras di banding yang tadi. Mas Pras barulah benar – benar membuka matanya, namun sesaat setelahnya ia memeluk ku erat, bisa – bisanya ia begitu, padahal kami sebenarnya sudah hampir telat ke kantor. Huh.                 “Bentar, enak banget peluk istriku” Ucap nya tanpa melepas pelukan.                 “Iya, tapikan mau kerja” Jawabku                 “Sebentar”                 “MAS KAMU ADA JADWAL YA HARI INI” Ucapku lantas ia baru tersadar kemudian bangun dan langsung berlari menuju kamar mandi                 “YA AMPUN NAN KAMU KENAPA BARU BILANG” Ucap Mas Pras dengan nada yang terdengar begitu panik, aku terkekeh di buat nya. Oh jadi dia begitu kalau panik. *****                 “Sampai jumpa nanti malam Kinan” Ucap Mas Pras sembari melambaikan tangannya, kemudian pelan – pelan tubuh nya menghilang bersamaan ketika mobilnya keluar dari halaman kantor ku. Aku segera masuk, memulai hari dengan pekerjaan – pekerjaan yang telah menunggu ku. Sebenar nya, aku sudah pastikan kalau hari ini aku tidak akan bisa fokus, selain karena hari ini jadwal ku full, juga karena pangkal paha ku yang masih nyeri saat aku berjalan. ***** Author POV             Nasib baik Pras tidak terlambat sehingga ia bisa menerbangkan pesawat nya tepat waktu, ia mengikuti seluruh prosedur sebelum terbang kemudian naik ke pesawat sebelum penumpang lain naik ke pesawat yang sama. Dari kejauhan , Pras melihat seorang wanita yang berjalan, menyeret sebuah koper kecil dengan tangan kiri nya. Pras memicingkan mata nya , memastikan siapa wanita itu. entahlah Pras tidak bisa melihat nya dengan jelas, namun seperti nya Pras mengenal siapa wanita itu.                 Jakarta – Makassar , hanya membutuhkan waktu dua jam tiga puluh menit, seluruh penumpang dan awak kabin satu persatu turun dari pesawat, kali itu tidak biasanya Pras buru – buru turun dari pesawat. Sepanjang perjalan Pras begitu penasaran siapa wanita tadi, rasanya ia mengingat siapa wanita itu samar – samar ia seperti nya kenal dengan salah satu penumpang nya tadi.                 “Mba!” Panggil Pras , sembari menepuk bahu wanita berambut pirang tersebut. Yang di panggil kemudian menoleh menatap Pras dengan tatapan yang keheranan.                 “Kenapa ya capt?” Tanya wanita tersebut , ia tampak risih karena tiba – tiba di sapa oleh seorang pilot yang mungkin bukan kenalannya                 “Gak inget saya ta?” Tanya Pras, wanita tersebut dengan cepat menggelengkan kepalanya.                 “Pras, kamu yang di sekolah penerbangan juga kan waktu itu? Cuma pindah gara – gara kamu udah nemu jurusan yang kamu mau?” Ucap Pras dengan nada yang begitu bersemangat. Wanita itu nampak mengingat – ingat sebentar                 “Oh… iya betul, tapi kamu siapa ya?” Tanya Wanita tadi                 “Prasetyo , Ilham Mas Prasetyo Adi Nugraha, yang waktu itu sempet salaman sama kamu pas ospek” Ucap Pras. Wanita itu nampak mengangguk saja, pelan – pelan wanita itu memandangi Pras dengan tatapan yang tak biasa, ada rasa penasaran sekaligus tertarik yang ia rasakan ketika memandang wajah pilot itu.                 “Kenapa kok nyapa aku?” Tanya wanita tersebut, sedari tadi ia sudah degdegan karena berpikir bahwa Pras mencari nya, mungkin karena dulu Pras menyukainya atau apalah namanya itu tapi keburu keluar jadi mereka gak sempat kenalan baik – baik atau apa gitu sampai jadian.                 “Ahh, enggak. Dulu saya punya teman namanya Delon, dia naksir sama kamu. Saya sudah terlanjur janji sama Delon waktu itu buat ngasih tau kamu, tapi kamu keburu keluar jadi saya gak sempet. Saya sampai kepikiran terus, itu kan janji, di bawa mati ya. Jadi mumpung ketemu kamu sekarang, yaudah saya kasih tau aja” Jawab Pras yang seketika membuat wanita tersebut merasa kecewa. Oh jadi temennya, bukan dia.                 “Kamu apa teman kamu?” Tanya wanita itu,lagi.                 “Temanku kok, Delon namanya, Christian Delon Wicaksono. Dia juga Pilot tapi beda maskapai. Kalau saya mah jangan di tanya, saya udah punya istri” Jawab Pras dengan bangga nya. Wanita di depannya itu memilih diam karena telah salah kira, di awal.                 “Yaudah , saya duluan ya. Sukses. Kalau ketemu Delon saya bakal sampaiin. Oke?” Ucap Pras, setelahnya ia pergi begitu saja, meninggalkan perempuan yang ia sapa dengan pikiran yang tiba – tiba di buat kacau.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN