"Narendra, dasar sialan kau!" Narendra hanya dapat meringis setelahnya, sementara Dinara memutuskan untuk duduk di tempat yang cukup jauh berpura-pura untuk berkutat dengan laptop Narendra. Sembari menulis hasil meeting hari ini, Dinara berdoa agar Anthony cepat pergi dari sini tanpa menyadari keberadaan dirinya. Dia tidak mau jika pria tua itu kembali menjamahnya, membayangkan itu membuatnya mual seketika. "Ada apa Bapak sampai memaki-maki saya, padahal kita lama tak berjumpa?" tanya Narendra berpura-pura tak tahu. "Kemana kau bawa 'barangku' itu?" tanya Anthony dengan nada menuntut. "Saya benar-benar tidak mengerti apa yang Bapak bicarakan," elak Narendra dengan nada datar. "Jadi Papa marah sama Rendra selama ini karena dia membawa pergi barang Papa? Sungguh kekanakan sekali Papa