Ken yang membuka matanya perlahan. Dan tidak menemukan siapapun di ruangan Kevin. Hanya dirinya dan Kevin saja. Ia perlahan duduk dan matanya langsung tertuju pada adiknya yang masih terbaring dengan alat bantu pernapasan. Ken berdiri dan berjalan menuju adiknya, ia menatap adiknya dengan pandangan datar dan penuh kebencian. Rahang Ken mengeras. Ia membenci Kevin yang sudah berhasil untuk merebut Tania darinya. Bahkan Tania tidak mencintai dirinya sama sekali, malahan lebih mencintai Kevin. “Kenapa kau merusak impianku untuk menikah dan memiliki gadis yang aku cintai hah?!” Tanya Ken dengan tangannya yang terkepal. Kevin tidak bereaksi. Masih tetap sama, dengan alat bantu pernapasannya dan matanya yang tertutup. Ken melihat itu, sangat ingin sekali mencabut semua tali temali yang membua