"Mas!" "Ya?" Mulya merengerajap cepat saat merasakan tepukan kuat di bahunya. Ia mendesah panjang saat menyadari dirinya sempat kehilangan kesadaran. Sial, lagi-lagi karena Abigail. "Mas Mul gimana, sih?! Ngantuk apa ngelamun? Ya, aku emang mau aja diajak Mas Mul kemana pun, tapi kalau diajak mati, ya jangan dulu." Mulya melirik Yuri disertau helaan napas. "Maaf." Wajah Yuri menekuk sebal, bibirnya mengerucut siap mengomel. "Untung jalanan sepi, lho, kalau tadi nabrak gimana? Mas Mul lagi mikirin apa, sih?" omel Yuri. "Nggak mikir apa-apa, cuma capek." Yuri bersendekap d**a tak percaya. "Pasti masih coba menyangkal kalau tadi malam Mas Mul panggil aku, Bi, kan?" tebak Yuri. "Enggak..." "Ah, bohong. Sejak aku ngomong gitu tadi, Mas Mul mendadak diam. Pasti malu banget, ya?"