"Alaka, bunda masuk ya." Derit pintu kamar terdengar setelah suara Maudy lenyap, wanita itu langsung bergerak menuju kamar putrinya begitu tiba di rumah, sebab Maudy telah menelepon dan mengirimkan chat beberapa kali, tapi tak ada tanggapan apa-apa dari Alaka, ibu mana yang tidak khawatir jika anaknya bertingkah aneh seperti itu. Ia menemukan Alaka-nya duduk meluruskan kaki di permukaan ranjang, punggung gadis itu bersandar, tangannya bersedekap, terlihat dari sorot mata Alaka yang mulai kehilangan cahayanya kalau ia tengah bersedih, cukup dalam, apalagi bekas air mata nan sudah berkali-kali jatuh tanpa permisi. "Hey." Maudy mendekat, duduk di depan Alaka dan menangkup wajah anak perempuannya. "Bunda tahu kamu kenapa." Ia mendekap gadis itu, mengusap pelan dari belakang kepala hingga tu