3. Opini netizen.

1506 Kata
Sepiring french fries, pizza serta segelas coca-cola float berisi dua buah sedotan terhidang di meja, Alaka mengernyit tanggapi semua itu, bukan karena makanannya aneh atau jelek, tapi kenapa hanya ada satu gelas, tapi dua sedotan? Alaka yakin kalau pizza hut yang ia datangi takkan mungkin kekurangan stok gelas, tampak lucu kali ini. Sedangkan si pemesan makanan justru santai menanggapinya, ia bahkan enggan berkomentar saat ke-sepuluh jemarinya sibuk dengan ponsel, lebih tepatnya pada mobile legend yang masih menjadi trend akhir-akhir ini. "Kenapa menu kayak gini aja? Maksud gue kenapa porsinya cuma buat satu orang? Lo kira gue nggak lapar?" Alaka mulai protes. "Atau sebenarnya lo emang nggak punya duit? Gue bisa bayar, kok." Rafael tersenyum miring, ia akhiri permainannya dan letakan ponsel di permukaan meja, begitu santai ia raih segelas coca cola float, meraih salah satu sedotan sebelum menyesap isinya. Kini Rafael arahkan gelas ke bibir Alaka, mengajaknya untuk ikut minum, tapi gadis itu bergidik ngeri. Untuk apa ia minum di gelas yang sama dengan Rafael? Lelucon macam apa yang Rafael buat kali ini, mengingat pagi tadi saja sudah cukup membuat Alaka ingin mencekiknya sampai mati. "Nggak haus? Ya udah," ucap Rafael begitu entengnya, ia letakan gelas di tempat semula, meraih sebatang kentang goreng sebelum mencelupkannya pada saus. "Ini gue emang sengaja pesan segini aja, buat berdua." "Berdua?" Alaka membelalakan mata, semoga telinganya salah dengar, atau paling tidak bibir Rafael sengaja bercanda, tapi tidak lucu sama sekali. "Nggak mau, gue mau pesan sendiri." Alaka beranjak, tapi Rafael menarik lengan gadis itu hingga terduduk lagi, membuatnya berdecak kesal sampai menepis kasar tangan Rafael meski setelahnya laki-laki itu justru terkekeh, meledek Alaka mulai menyenangkan baginya. "Mending kita selfie dulu." Rafael buka ponsel, ia sematkan satu kentang goreng di bibir, lalu melakukan hal yang sama pada Alaka sebelum merangkul leher gadis itu, mengarahkannya agar menatap kamera sebelum jepretan terjadi dalam beberapa detik. Alaka mendelik tak percaya, ia kunyah kentang gorengnya seraya menatap kesal Rafael, bisa-bisanya Rafael berbuat sesuka hati lagi—bahkan di depan banyak orang saat area pizza hut benar-benar ramai siang ini, banyak bola mata tertuju pada keduanya, bahkan saat mereka baru masuk pun semua orang mulai bergunjing ria, entah baik atau buruk terserah mereka. Kehadiran Alaka dan Rafael menjadikan atmosfer tempat itu mulai berbeda, banyak orang menjadikan mereka pusat perhatian—terutama keduanya selebritis muda yang naik daun, rumor keduanya dipasangkan pada satu judul film sudah beredar sejak beberapa pemain mengumumkannya di akun sosial media masing-masing, tapi Alaka bukanlah salah satunya. Sebut saja ia mengolok diri sendiri kalau pamer dipasangkan dengan Rafael. "Rafael! Lo gila!" Suara Alaka meninggi. "Hei, cewek. Mending lo lihat sekitar, kita lagi diperhatiin banyak orang." Alaka langsung kicep saat ia harus mengakui perkataan Rafael memang benar, bahkan beberapa pasang kamera ponsel mengarah pada mereka, mengabadikan momen langka itu—di mana keduanya datang untuk urusan pribadi—menurut orang lain, padahal tengah menghidupkan chemistry. "Mending makan, katanya lapar." Rafael raih sepotong pizza, mengarahkannya penuh perhatian ke bibir Alaka meski gadis itu lantas merebut paksa dan menggigitnya dengan kesal, benar-benar sikap yang lucu. Rafael kembali tatap ponsel, ia unggah foto kedua bersama Alaka ke i********: pribadinya. Foto pertama yang ia unggah sekitar dua puluh menitan sudah mendapat ratusan ribu like serta ribuan komentar dari para penggemar, sayangnya Rafael bukan tipikal aktor yang suka membalas komentar orang-orang, entah komentar baik atau buruk ia tak pernah memusingkannya. "Akun i********: lo apa, biar gue follow." "Nggak usah, nggak mau tahu." Alaka memberengut kesal, ia masih menikmati pizza tanpa ingin memedulikan Rafael tadi. "Oke, gampang. Elo doang pasti cepat ketemu, ini, kan?" Rafael pamerkan akun i********: asli milik Alaka di depan pemiliknya, gadis itu hampir merebut, tapi gagal lagi. "Lain kali gerakannya dipercepat dikit, makan yang banyak biar enggak lemas." Rafael bahkan mengacak rambut Alaka, membuat pemiliknya makin mendidih, jika tak ada banyak orang memperhatikan mereka—pasti Alaka sudah mengajaknya debat, sayang sekali ia kalah kali ini atau lebih tepatnya terpaksa mengalah demi kenyamanan bersama, jika saja ia kerasukan—pasti sudah mencekik Rafael di depan banyak orang. Si Rafael ini kayaknya benar-benar iblis. Alaka meliriknya sinis lewat ekor mata, seperti tatapan ular mematikan dalam dendam yang belum direalisasikan. "Lo kenapa sih kalau foto selalu sendiri, nggak pernah sama lawan main," komentar Rafael saat ia justru terpancing lebih jauh menelisik isi i********: lawan main barunya, tak ada satu pun foto Alaka bersama laki-laki selain ayahnya. Kebanyakan foto selfie Alaka, atau saat ia bersama teman-teman perempuannya di sekolah. "Nggak punya pacar emang?" "Urusan lo apa." Rafael mengedik bahu. "Nggak ada, cuma tanya, kalau nggak mau jawab ya enggak apa-apa. Biar nanti yang komentar ini tebak-tebak sendiri." Ia letakan ponsel di depan Alaka, layar pipih itu perlihatkan beberapa komentar yang baru masuk ke akun i********: Rafael usai mengunggah foto lucunya bersama Alaka beberapa menit lalu. Beberapa komentar menerka-nerka kalau Alaka adalah kekasih Rafael, pasalnya selama ini tak pernah ada gosip cinlok dengan lawan main yang hampiri Alaka, beda lagi dengan Rafael yang selalu digadang-gadang bersama Arabella. Bahkan fans Arabella mulai mencibir Alaka di kolom komentar, membuat gadis itu langsung meraih cepat ponsel Rafael. "Ini maksudnya apa, coba? Gue ngerebut elo dari Arabella?" Alaka terbahak kencang, membuat orang-orang makin intens perhatikan interaksi sepasang selebritis muda itu. "Yang benar aja." Alaka sampai menepuk bahu Rafael beberapa kali, bahkan membungkuk saat merasakan perutnya mulai sakit akibat tertawa berlebihan. Kini Alaka menatap Rafael usai mengakhiri tawanya, ia letakan ponsel itu di meja, ekspresinya berubah serius saat tatapannya lurus pada Rafael menghunjam. "Dengar ya, gue atau lo selamanya nggak akan pernah ada hubungan apa-apa. Karena gue berharap setelah syuting ini berakhir, eh setelah gala premiere film ini berakhir—semoga kita nggak dipertemukan lagi, Rafael." Alaka benar-benar menekan setiap kosa katanya, ia letakan ponsel Rafael di d**a laki-laki itu sebelum melanjutkan makan french fries. Rafael hanya diam, ia tatap layar ponsel yang masih perlihatkan komentar-komentar para fans pun haters masing-masing, tapi setelahnya Rafael tersenyum miring saat jemarinya sibuk merangkai sebuah jawaban untuk pertama kali, ia membalas komentar salah satu akun yang mengatakan kalau ia dan Alaka tampak cocok. @Rafael_Wjy @InnekeUnyu amin, semoga iya :) Rafael lantas simpan ponselnya di saku celana, ia kembali ikut menikmati menu makan siang mereka meski tak sedikit pun Alaka menyentuh minuman bekas Rafael tadi. *** "Rafael! Alaka!" Baru saja keduanya hendak masuk mobil, tapi diurungkan usai mendengar seruan seseorang, mereka kompak menoleh dan menemukab tiga orang gadis berlari keluar dari pizza hut menghampiri keduanya. "Boleh minta foto bareng nggak?" tanya gadis rambut sebahu ber-ombre merah muda, ia menarik lengan Alaka tanpa canggung lagi. "Kalian lucu banget, sih. Kita tadi udah lihat postingan baru Rafael di instagramnya, kalian cocok banget, ngalahin Rafael sama Arabella waktu itu. Kalau Arabella malah nggak pernah masuk i********: pribadinya Rafael," celetuk gadis berhijab abu-abu, ia senyum-senyum tatap layar ponselnya. "Palingan si Arabella yang sering posting foto bareng Rafael di sosmednya." "Iya, kayaknya Rafael ngarep banget ya sama Alaka, sampai balas komentar kayak gini." Gadis terakhir, berambut lurus panjang pamerkan layar ponsel yang perlihatkan balasan Rafael pada salah satu akun di depan Alaka, sontak gadis itu membelalakan mata, ia mengernyit tatap Rafael seraya mengepalkan kedua tangannya. "Rafael, elo—" "Kenapa, sih?" Tiba-tiba saja Rafael menarik Alaka dari kepungan tiga gadis itu, merangkul bahunya di depan mereka semua, bahkan tak sungkan mencubit pipi Alaka dengan pelan—membuat pemiliknya mati-matian menahan amuk kekesalan, ingin rasanya Alaka meledak sekarang juga. Tiga gadis tadi justru makin kegiarangan melihat interaksi sepasang selebritis muda itu, mereka tak segan mengambil foto keduanya. "Rafael, elo ngapain, sih." Alaka cukup menekan kalimatnya saat rahang mengatup kuat, ia bahkan sengaja menginjak kaki kiri Rafael sampai pemiliknya meringis, tapi tetap tak membuat Rafael melepaskan Alaka. "Eum, teman-teman. Gue sama Alaka mau pulang, ya, kita masih ada kerjaan lain. See you." izin Rafael. "Wah, iya! Hati-hati, ya, Alaka, Rafael," sahut ketiganya serempak, mereka melambai tangan saat sepasang manusia tadi memasuki mobil, meninggalkan tempat itu dan memberikan kesan menyenangkan untuk para fans mereka meski sejatinya Alaka ingin lenyap dari bumi. "Bisa nggak lo normal dikit!" Alaka langsung meledak begitu mobil menjauh dari ketiga gadis itu, sayangnya Rafael tak menyahut apa-apa, ia justru keluarkan sebungkus rokok dari dashboard dan menariknya sebatang sebelum sematkan di ujung bibir, saat ia nyalakan pemantik api—tangan Alaka langsung menarik rokok dari bibir Rafael, membuat pemiliknya mengernyit. "Apa?" "Bisa nggak kalau lagi ada gue di sebelah itu jangan ngerokok, pasif gini juga dapat resikonya, kan." Alaka luruhkan jendela mobil, membuang batang rokok Rafael yang masih utuh tanpa memedulikan perasaan pemiliknya sekarang, toh sejak pagi Rafael sudah membuat Alaka kesal berulang-kali, anggap saja kali ini adalah timbal balik. "Sorri." "Lo itu kenapa, sih? Lo bikin banyak orang berasumsi yang nggak benar soal hubungan kita, padahal kan nggak ada apa-apa, gue yakin sebentar lagi bakal banyak gosip." "Bagus malah." Alaka membelalakan mata. "Bagus lo bilang! Lo sinting!" Namun, Rafael hanya tersenyum miring, tak menggubris lagi. "Rafael, lo ngerti nggak sih. Dekat-dekat sama lo bikin gue panas tiap hari, lo itu pembawa sial banget, sih." ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN