9

969 Kata

Pagi hari, Sherin terbangun dari tidur nyenyaknya. Saat sadar dia tak di kosannya, Sherin panik. Seingatnya kemarin dia masih bercerita tentang keluarganya pada Revan. Karena pelukan hangat Revan, dia sampai tertidur. Sherin menatap sekeliling kamar, tak menemukan sosok pria yang merupakan ayah dari pacar sahabatnya. Sherin pun menurunkan kakinya, berniat ke kamar mandi untuk cuci wajah. Namun, perhatiannya teralihkan pada sebuah kertas yang terlipat di atas laci. Karena penasaran, Sherin pun membukanya. Kamu tidur sangat nyenyak, saya jadi tidak tega untuk membangunkan. Maaf saya tak berpamitan dulu saat akan pulang. Saya tak bisa menginap di sini, karena Vano dan Vian akan mencari saya nanti. Di atas meja di ruang tamu, ada kartu untuk akses masuk dan keluar dari apartemen ini. Pakail

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN