"Mamiiii!!..." Teriakan kencang itu berasal dari anak-anaknya yang menerobos masuk kamar Amora. Ini masih sangat pagi tapi, anak-anaknya sudah bangun dan berisik. "Mami bangun!!, Nanti Lea terlambat masuk sekolahnya". Sambil mengguncang tangan ibunya dengan kuat. "Mami!!". Kali ini Leo yang berteriak kencang tepat di depan telinga ibunya. Amora langsung duduk dan melihat gemas pada anak kembarnya, Leana Green dan Leonardo Green mereka di panggil Lea dan Leo. "Mami akan mandi dan menyiapkan sarapan. Dan anak-anak mami pergilah mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah". Amora menggiring Lea dan Leo kembali ke kamar mereka yang berada tepat disebelah kamar Amora. "Oke mam.." jawab si kembar serempak. Kemudian Amora kembali ke kamar dan pergi mandi.
Setelah selesai Amora kini sibuk di dapur membuat sarapan dan bekal Lea dan Leo. Hari ini adalah hari pertama mereka masuk sekolah dasar(SD) dua tahun sebelumnya mereka ada di TK. Enam tahun sudah berlalu begitu cepat anak-anaknya tumbuh dengan baik tidak kekurangan apapun. Dia sanggup menjadi ibu sekaligus ayah bagi mereka dan Amora bersyukur anak-anaknya tidak menanyakan hal-hal mengenai ayah mereka lagi ketika Amora mengatakan bahwa sang ayah tidak lagi bersama mereka.
Flashback
Dua tahun yang lalu ketika anaknya berusia 4 tahun. Ketika itu Lea dan Leo baru mengenal yang namanya sekolah, mereka sangat senang bermain dan belajar menceritakan hal-hal yang mereka lakukan di sekolah pada ibunya yang di tanggapi sama antusiasnya dengan Amora. Bulan kedua mereka sekolah Lea dan Leo saat itu sedang menunggu maminya menjemput mereka bersama dengan dua orang teman lainnya. Gadis kecil yang duduk di samping Lea bertanya, "kalian di jemput sama siapa?". Tanya gadis kecil itu
"Mami kami yang menjemput. Kamu pasti menunggu mami juga kan?". Tanya Lea sok tahu. Gadis kecil itu menggeleng.
"Tidak, Papi yang akan menjemput aku, mamiku sedang sakit karna menunggu adik bayi keluar dari perutnya". Jawab gadis kecil itu polos.
"Kau akan punya adik bayi? Seperti Salsa?". Tanya Lea antusias ada binar senang di matanya.
"Iya seperti Salsa". Jawab gadis kecil itu tak kalah antusias.
"Boleh kami melihatnya". Kali ini Leo yang bertanya
Tentu saja jawab gadis kecil itu. Ketika Lea mau bertanya lagi tapi sebuah suaara menginterupsi obrolan khas anak-anak tersebut.
"Lea, Leo ayo kita pulang" Amora datang menghampiri mereka.
"Apa kalian menunggu lama" tanya Amora
"Tidak mami datang tepat waktu" Leo menjawab dengan jengkel. Amora tersenyum geli melihat putranya merajuk. "Anak mami lucu sekali kalau sedang merajuk". Kata Amora sambil mengelus sayang kepala putranya itu. Tak lama kemudian mereka sudah sampai dirumah sederhana yang hanya berlantai satu tapi lumayan luas untuk ditempati empat orang. Yuna pegawai Amora itu tinggal bersama mereka sejak awal bekerja dengan Amora. Dia bahkan sudah seperti adik Amora.
Setelah berganti baju mereka sekarang berkumpul di meja makan. " Makan yang banyak ya biar cepat besar". Kata Amora sambil menuangkan nasi dan sayuran ke piring Lea dan Leo.
Disela-sela makan siang mereka Lea bertanya pada Amora. Pertanyaan yang selalu dia di hindari Amora dan sekarang dia tidak bisa menghindar lagi. "Papi itu apa sih mam?" Tanya nya polos khas anak kecil . Setelah terdiam cukup lama dan memikirkan jawaban yang cocok untuk pertanyaan putrinya itu Amora mengatakan. "Papi itu pasangannya mami, dalam keluarga selalu ada Papi dan mami atau papa dan mama. Kalau nggak ada Papi maka kalian tidak akan ada". Jawab Amora.
"Lalu apa kami juga punya Papi?" Kali ini Leo yang bertanya.
"Iya kalian juga punya Papi" Amora menjawab sambil merapikan piring bekas mereka makan tadi, kemudian meletakkannya di wastafel untuk di cuci. Amira tidak suka menumpuk piring kotor, dia selalu mencucinya setelah di pakai. "Lalu Papi dimana mam?, Apa dia masih hidup?" Leo berjalan menghampiri Amora.
Amora memasukkan piring terakhir ke rak piring, lalu menggiring Lea dan Leo ke sofa ruang keluarga. Lea dan Leo duduk di sofa menunggu sang ibu untuk menceritakan tentang ayah mereka. Amora menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskan perlahan dia ingin mengatakan kebenarannya tanpa melukai hati anak-anaknya
"Papi kalian masih hidup. Dia berada di luar negri. karena suatu hal dia sudah tidak bersama kita lagi". Bagaimana menjelaskannya?. Amora bingung dia yakin anak-anaknya pasti tidak mengerti.
"Maksud mami apa? Lea gak ngerti mam...". Benar kan bahkan Amora juga sama bingungnya.
" Papi kalian tidak akan pernah bersama kita lagi. Dia memiliki tanggung jawab yang besar disana. Papi kalian memiliki kehidupan yang berbeda dengan kiata,maka dari itu dia tidak akan bisa bersama dengan kita kapan pun itu". Jelas Amora.
"Tapi kenapa?". Tuntut Lea
"Teman-teman Lea yang lain mereka bersama dengan Papi nya". Lea mengatakannya sambil menangis. Dia ingin seperti teman-temannya yang memiliki Papi. lalu menghabiskan waktu bersama sekeluarga di kebun binatang seperti yang Salsa ceritakan padanya. Amora berpindah duduk di antara Lea dan Leo memeluk kedua anaknya itu. Melihat Lea menangis dia juga tak kuasa menahan tangis.
"Sayang ketika kalian sudah dewasa nanti kalian pasti akan mengerti kenapa keluarga kita berbeda dengan teman-teman kalian. Mami janji suatu saat nanti ketika waktunya tiba mami akan membawa kalian melihat Papi". 'tapi hanya melihat kalian tidak bisa bertemu dengannya' tambah Amora dalam hati.
Flashback Off
***
Sejak saat itu seakan mengerti Lea dan Leo tidak pernah bertanya lagi.
"Mami nggak makan?" Tanya Leo membuyarkan lamunan Amora
"Mami ihh... pagi-pagi udah ngelamun lagi mikirin Lea ya". Kata Lea dengan percaya dirinya.
Amora terkekeh dan mencubit gemas kedua pipi putrinya itu.
"Selesaikan makan kalian lalu kita berangkat". Amora berjalan ke dapur mengambil bekal Lea dan Leo kemudian memasukkan nya ke dalam tas mereka masing-masing. Amora mengambil piring bekas anak-anak lalu mencucinya dengan cepat takut kelamaan. "Ayo bersiap-siap mami akan panaskan motor dulu" kemudian Amora pergi ke garasi mengeluarkan motor Matik kesayangannya. Dia melihat Yuna sudah membuka toko." Yun kamu udah sarapan?". Tanya Amora yang melihat Yuna sedang merangkai bunga pesanan pelanggan. "Sudah mbak tadi beli bubur ayam yang biasa lewat". Kata Yuna sambil menghitung bunga-bunga yang dia pegang. "Tadi kenapa gak sarapan bareng aja?". Tanya Amora lagi mereka sering sarapan bersama. Tapi kalau banyak pesanan bunga serlperti pagi ini terkadang Yuna sarapan di toko. "Biasa mbak, pelanggan yang kemarin mintanya pagi-pagi sudah di antar". Jawab Yuna lugas. "Anton sudah pergi mengantarnya". Sambung Yuna lagi. Anton adalah kurir yang mengantar pesanan pelanggan.
"Ayo kita berangkat mam..." Ajak Lea
"Ayo naik. Lea dulu baru Leo" kata Amora sambil membimbing Lea naik ke motor diikuti Leo di belakangnya. Amora memang menggunakan motor selain lebih cepat, motor juga lebih gampang di kendarai. "Yun jalan dulu ya" pamit Amora
"Hati-hati di jalan mbak" kata Yuna yang hanya dibalas anggukan oleh Amora . Yuna memandang kepergian Amora dengan tersenyum. Dia benar-benar salut pada amora, jika dia berada di posisi Amora entah apa yang akan dia lakukan.
Semoga keluarga kalian selalu bahagia mbak. Doa Yuna dalam hati.
***
Part terpanjang ya ..hehehe
Jangan lupa votmen
See you next part
Tbc