Nuri tidak tahu apa saja yang dibicarakan oleh Hans melalui telepon selularnya tetapi dari wajahnya mulai terlihat jelas bahwa Hans tidak setenang yang berusaha dia perlihatkan. Tanpa terasa mobil yang dikemudikan oleh Nuri sudah memasuki halaman parkir rumah sakit tempat anak dan istrinya Sanusi di rawat. “Bapak yakin mau menemui masuk ke dalam?” tanya Nuri. Nuri terpaksa bertanya karena dari wajah Hans, lelaki itu masih terlihat marah walaupun dia sudah menyimpan ponselnya. “Tentu. Bukankah tujuannya menemui Sanusi?” kata Hans. Tanpa menunggu jawaban dari Nuri, Hans keluar dari dalam mobil, tetapi baru beberapa langkah,, dia memanggil Nuri. “Tunggu aku di lobby, aku mau ke toilet sebentar,” beritahu Hans. “Baiklah. Saya tunggu di depan pintu lift aja, ya, Pak?” “Hemm.” Hanya s