Ferdi meninggalkan Dimas yang masih di ruang tamu berkutat dengan kertas, alat tulis, dan laptop untuk mengerjakan rencana bisnis dan juga konsep mentah interior ruangan di gedung tiga lantai tersebut. Lelaki itu berjalan perlahan menuju ke kamar untuk berganti pakaian yang lebih santai karena udara siang hari makin panas. Saat melangkahkan kaki masuk ke kamarnya setelah membuka pintu, betapa terkejutnya Ferdi melihat apa yang ada di hadapannya. “U-uang? E-emas?” gumam Ferdi yang matanya masih terbelalak karena terkejut. Siapa ya g memberikan kepadanya cuma-cuma di atas ranjang? “Iya .... Kamu mau ini ‘kan? Silakan selesaikan bisnis yang sedang kamu buat. Lalu suruh kawanmu cepat pulang. Aku merindukanmu ....” lirih Marry Ann yang tiba-tiba ada di samping Ferdi seolah langsung berbisik d